Lima
🐱🐱🐱
"Yoongi, apa tiga hal yang paling berarti dalam hidupmu?"
Bulu kuduk Yoongi meremang seketika begitu mendengar pertanyaan dari pemuda yang sedang duduk nyaman di sofa. Menonton acara komedi yang biasa ditonton Jimin, kucing Yoongi.
Yoongi tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bukan hanya karena ia masih tidak percaya kalau laki-laki itu bicara padanya, duduk nyaman di sofanya sambil menonton acara komedi, setelah asik memasak di dapur Yoongi, tapi juga karena apa yang pemuda itu tanyakan padanya.
Pemuda yang tiba-tiba ada di dapur Yoongi pagi ini dan mengaku kalau ia adalah Jimin, kucing milik Yoongi.
Pikiran Yoongi jadi makin bercabang kemana-mana. Masalah hidupnya terlalu banyak, mulai dari masalah adiknya, lalu Minna, dan kini ia harus mengahadapi laki-laki tidak dikenal yang mengaku sebagai kucingnya. Hal ini tentu saja membuatnya sakit kepala. Kepalanya masih sakit karena tidak tidur semalaman setelah bertengkar dengan Minna dan kini Yoongi harus menghadapi omong kosong seperti ini.
"Sebelum kau bertanya macam-macam, bisa tidak kalau kau menjelaskan dulu siapa dirimu dan kenapa kau bisa ada di rumah ku?"
Yoongi duduk di kursi meja makan sementara laki-laki itu masih duduk manis di sofa sambil memainkan remote tv saat acara komedi tersebut mulai berganti dan menampilkan iklan. Kalau saja Yoongi tidak berpikir tentang pekerjaan sampingannya di malam hari, Yoongi pasti sudah menelepon polisi untuk melaporkan laki-laki ini dengan berbagai tuduhan.
Laki-laki itu tertawa kecil. Ia menggosok-gosok hidungnya dengan jari tangannya yang mungil. Itu imut, Yoongi harus mengakuinya. Tapi tetap saja tidak masuk akal jika memang laki-laki yang bicara pada Yoongi ini adalah kucing yang Yoongi pelihara.
"Baiklah aku akan memperkenalkan diriku padamu dengan baik. Seharusnya kita melakukan ini sejak tadi pagi. Tapi kau malah langsung kabur dan mengunci diri di kamar."
Yoongi memutar bola matanya jengah. Tadi pagi, setelah laki-laki ini mengatakan dengan santai kalau ia adalah Jiminie, Yoongi memang langsung berbalik dan kembali ke kamar. Berharap ini hanya mimpi aneh di pagi hari. Tapi nyatanya ini jelas-jelas bukan mimpi. Saat Yoongi kembali bangun dan keluar dari kamarnya, laki-laki itu jelas masih berada di rumahnya. Tersenyum padanya.
"Bisa kau langsung saja menjelaskan siapa dirimu?"
"Baik, baik. Kau memang tidak bisa sabar ya. Untung aku suka, hahaha. Perkenalkan, namaku Park Jimin, aku adalah kucing yang kau selamatkan malam itu, atau seperti ini ya seharusnya, aku kucing yang menyelamatkan mu malam itu. Malam dimana seharusnya kau mati tenggelam di sungai Han. Majikan ku yang sebelumnya memanggilku Chim-chim. Tapi aku lebih suka nama panggilan yang kau berikan padaku. Jiminie. Itu manis sekali."
Yoongi hanya bisa menganga mendengar penjelasan laki-laki di depannya. Ini sangat tidak masuk akal.
"Kau kucing? Tapi yang aku lihat sekarang kau adalah manusia. Tolong jangan mengada-ngada. Aku masih punya akal sehat."
"Memangnya tidak boleh kucing jadi manusia? Itu semua pilihan semesta. Kau tidak bisa mencegahnya, begitupun aku."
Jawaban Jimin malah membuat Yoongi makin sakit kepala. Sementara laki-laki itu, atau perlukah kita memanggilnya Jimin mulai sekarang agar lebih mudah, malah tersenyum dengan menggemaskan. Sekarang Yoongi masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.
"Jadi kau sekarang manusia, tapi dulunya kau itu kucing? Atau kau bisa berubah jadi kucing lalu manusia sesukamu?"
"Pilihan pertama, sepertinya, seperti itu lah kurang lebih. Tapi tidak tahu juga sih, aku belum mencoba untuk berubah jadi kucing lagi. Aku juga tidak tahu akan berapa lama semesta membuatku menjadi manusia."
Yoongi menautkan alisnya begitu mendengar penjelasan Jimin. Rasanya benar-benar tidak masuk akal.
"Kau akan menjadi kucing lagi suatu saat nanti?"
"Tidak tahu, sih. Lihat saja nanti. Oh iya, omong-omong kau belum menjawab pertanyaan ku tadi."
Yoongi memutar matanya, "Pertanyaan apa, aku tidak ingin menjawab apapun."
"Tinggal jawab saja Min Yoongi. Pertanyaan ini menentukan masa depanku dan masa depanmu."
"Memangnya apa yang akan terjadi jika aku menjawabnya dan apa yang terjadi jika aku tidak menjawabnya?"
"Tidak ada sih. Hanya menentukan seberapa besar nanti usahaku dan usahamu. Jadi apa tiga hal yang paling berarti dalam hidupmu, Min Yoongi?"
"Adikku."
"Yang kedua?"
"Song Minna."
"Lalu yang terakhir?"
"Musik."
Jimin menganggukan kepalanya sambil menggaruk pipinya, ia menatap Yoongi dengan mata kecilnya lalu bertanya dengan mudahnya.
"Tidak ada namaku ya di daftar itu?"
Pertanyaan bodoh yang membuat Yoongi yang baru ingin memakan masakan Jimin meski tidak tahu itu beracun atau tidak jadi tersedak.
"Kenapa namamu harus masuk dalam hal terpenting dalam hidupku? Kau hanya orang tidak dikenal yang mungkin tidak waras yang tiba-tiba ada di rumahku sampai membuatku sakit kepala."
"Ah, aku mengerti. Tidak apa-apa, itu artinya aku harus berusaha lebih keras untuk masuk daftar itu. Ini malah membuat aku makin menyukaimu. Ah, tidak tidak. Ini sudah dalam fase aku mencintaimu."
"Aku akan membawamu ke rumah sakit jiwa sekarang juga. Persetan dengan omong kosong kucing berubah menjadi manusia, kau sepertinya hanya orang gila."
Tepat setelah Yoongi selesai dengan ucapannya, semesta seperti sedang meledeknya. Park Jimin, Jimin, Chim-chim, Jiminie, atau entah lah siapa itu berubah menjadi kucing. Kucing yang sama yang Yoongi selamatkan waktu itu. Kucing yang sudah hampir satu tahun ini Yoongi rawat. Calico Cat jantan dengan kalung bertuliskan Jimin dan Chim kuadrat.
Tunggu dulu, kalung ini juga dipakai oleh laki-laki gila tadi. Laki-laki gila yang sekarang sudah berubah menjadi kucing yang sedang asik menjilati tangannya.
Kalau begini, mungkin Yoongi yang sudah gila.
🐱🐱🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
April Yang Hangat
FanfictionJimin datang menyelamatkan Yoongi, dari kematian. Satu kali. Dua kali. Hingga akhirnya menjadi tiga kali.