"Hai Hyojin!" Seorang pria menghampirinya. Pria jangkung itu tersenyum manis.
Chanyeol namanya. Pria yang dijuluki pria tampan itu amat terkenal. Tak terhitung jumlah gadis sekolah yang memberikannya hadiah terutama menyatakan cinta kepadanya.
Namun pria itu menolak. Dia menolak seolah menunggu seseorang yang dia cari.
Hyojin balas tersenyum. Dia kemudian berjalan mendahului Chanyeol. Sesekali menoleh ke belakang memastikan Chanyeol mengikutinya atau tidak.
Namun didetik berikutnya dia berhenti melangkah ketika seorang pria tegap menghadang jalannya sambil berkacak pinggang.
"Lo udah gue bilang kan? Ke sekolahnya barengan." Dia berdecak kesal. Hyojin menggaruk tengkuknya tidak nyaman.
"Eh Bihun! Ngapain lo deketin cewek gue? Minta gue kepret?" Chanyeol bertanya sinis. Dia maju menggenggam tangan mungil Hyojin erat. Menunduk, matanya menatap netra coklat itu hangat.
"Kamu cewek aku, 'kan?" Chanyeol bertanya ramah. Sehun mengangkat sebelah alis melihat tingkah cowok yang bernote bane Chanyeol itu.
Sehun meluruskan pandangan. Ditatapnya sorot mata Hyojin dalam seolah menuntut jawaban.
"Iya, Aku ceweknya. Chanyeol bilang kalo aku dideketin cowok harus ngomong ceweknya. Iya kan Chan?"
YEULEUU!!!
Rasanya Chanyeol ingin terjun dari lantai seratus saja. Mengapa Hyojin jujur sekali?
Chanyeol mendengus ketika Sehun terkekeh menertawakannya. Dia menarik paksa tangan Hyojin agar cepat-cepat pergi dari Sehun.
Sial. Dia ketahuan mencoba berbohong pada Sehun. Kalau Hyojin terus seperti ini, dia pasti akan kalah.
"Nah. Lo masuk kelas ya. Nanti istirahat gue jemput." Ucapnya sambil mengelus puncak kepala Hyojin.
Hyojin mengangguk kemudian berjalan ke dalam kelas. Dia bergumam, "Kok kayak ada yang aneh ya?"
***
Dia lagi-lagi dikepung oleh gerombolan cewek aneh.
Entah salah apa yang telah dia buat sehingga terus diberi tatapan mematikan yang membuat nyalinya menciut.
"Ke-kenapa kak?" Gadis itu bertanya tergagap. Ia menelan ludah, merinding ketika rambutnya dimainkan seorang cewek di sampingnya.
"Lo Park Hyojin kan?" Cewek berambut sebahu bertanya dingin. Hyojin mengangguk cepat.
"Lo ada hubungan apa sama Chanyeol?"
"Nggak ada apa-apa kak. Kita cuma tetangga." Jawabannya kian bergetar. Bibir mera mungil itu kini pucat pasi.
"Yakin? Dia pernah ngomong apa aja sama lo? Tentang perasaan gitu. Kalo lo jawab lo bakalan gue lepasin."
Mata bundar itu sukses membola. Dia mendongak menatap cewek tadi berbinar.
Kalau dia jawab dia akan dilepaskan kan?
"Chanyeol cuma pernah ngomong kalo perasaannya ke Hyojin lebih dari sekedar teman. Tapi Hyojin gak ngerti—"
Plak!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Hyojin mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa kak–"
"Lo sadar sama kelakuan lo? Lo udah bikin Chanyeol berubah gara gara perasaannya ke elo! Dasar cewek sok cantik! Modal plastik—"
"DIEM KAMPRET!!!"
Suara berat itu menggema di toilet wanita. Mereka semua mengalihkan pandangan ke arah pintu yang didobrak kasar.
"Kalian siap-siap aja buat di Do."
Mereka terbelalak.
"Se- Sehun!"
Tbc.