4

181 18 9
                                    

MAAFKAN TYPO SYALAND.

***

"Hyojin!"

Bugh!

Hyojin menatap terkejut ketika seorang pria mendekapnya erat. Hampir saja dia terkena lemparan bola.

"Kak Sehun..."

"Lain kali hati-hati." Ucapnya lembut seraya melepas pelukannya. Pria itu menoleh ketika seorang cewek memukul bahunya kasar.

"Minggir kak. Hyojin biar saya jagain. Kak Sehun mendingan langsung pergi aja." Kata Jennie ketus seraya menarik pergelangan Hyojin kemudian membawa cewek itu ke tempat di mana tadi dia berkumpul.

Sehun tersenyum culas. Dia menghela napas kemudian melangkahkan tungkai kakinya ke luar lapangan basket.

Dia mengerti maksud ucapan Jennie tadi.

Cewek itu seolah memiliki insting jika Hyojin dan dia dekat seperti tadi.

Dan insting cewek itu mengarah pada pembulian.

Cewek itu tahu bahwa jika Sehun dan Hyojin berdekatan maka banyak singa betina akan menyerang Hyojin.

Tapi, Sehun memanfaatkan kondisi seperti itu.

Dia akan melindungi Hyojin sampai gadis itu benar - benar bergantung padanya.

Dengan begitu, dia akan memenangkan taruhannya.

"Gue tinggal usaha dikit lagi."

"Usaha apaan Hun?"

"LAH NJIR!" Sehun terlonjak kaget ketika Baekhyun muncul tiba-tiba di depannya.

Pria dengan senyuman manis itu terkekeh melihat kelakuan sobatnya.

Sehun mengelus dada. Dia menatap lurus Baekhyun kemudian melanjutkan perjalanannya.

Baekhyun berdecak. Dia membuntuti Sehun kemudian menendang kaki pria itu keras.

Tersenyum manis ketika Sehun berbalik dengan kilatan kesal yang terlihat dari netranya. "Hun, udah jangan dilanjutin taruhannya."

Ucapan Baekhyun membuat Sehun mengangkat sebelah alis. "Kenapa? Lagian sante aja kali, gue gak tertarik sama tu bocah. Yang ada dianya yang naksir gue. Walopun gue akuin dia emang cantik sih." Sehun mengangguk-angguk. Dia melanjutkan, " Orang seganteng sekeren sekaya dan sejenius gue gak mungkin naksir dia."

Sehun jadi narsis sendiri.

Baekhyun mafhum dengan sifat perfeksionis sahabatnya. Ia mengangguk mengiyakan saja dari pada terkena imbasnya seperti dulu.

Ya. Dulu Baekhyun pernah memberikan kritikan tentang sifat kesempurnaan juga sifat Sehun yang Narsis. Hasilnya dia babak belur hanya karena hal sepele. Sehun benar-benar pria yang merepotkan.

"Bodo ah. Jangan sampe elu kena batunya aja." Kata Baekhyun menasihati. "Soalnya waktu gue baca di novel-novel tuh pemeran yang persis kek lo jatuh cinta sama target cowok taruhannya."

"Con. Please deh ya. Yang elu baca itu novel yaoi semua." Sehun menampik. Baekhyun nyengir.

"Lo balik ke kelas. Gue ada perlu."

"Siap Pak Ketos!"

***

"Hyo-hyo~~" Taeyong memanggil romantis. Bibirnya melengkung membentuk sunggingan manis. "Nanti kalo ada yang macem-macem panggil Abang aja ya."

Hyojin yang sedang memakan roti di meja kantin menoleh. Ia menatap Taeyong bingung.

Dia menelan kunyahan roti lalu bertanya, "Macem macem apa maksudnya, Taeyong?"

"Panggil Abang aja." Ralat pria itu gemas. Dan dengan bodohnya Hyojin meengangguk mengiyakan.

"Kalo ada yang mukul kamu bilangin ke-"

"Gue aja." Seorang pria tinggi memotong ucapan Taeyong. Tersenyum saat Hyojin menatapnya. "Panggil gue kalo lo butuh."

Hyojin mengangguk semangat. Sedangkan Taeyong sibuk meremat roti yang dia pegang sampai hancur dengan gigi yang bergemelatuk menahan kesal. Dia memukul meja menciptakan irama, kakinya dia hentak-hentakan membuat kebisingan, mulutnya bersuara dengan tempo cepat seperti kereta express. Orang-orang menatapnya cengo sekaligus takjub karena tingkahnya.

"Sejak kapan si goblok itu jago ngerap?" Bisik Sehun pada Chanyeol yang langsung mendapat pukulan namun dia tangkis.

Mengagetkan saja. Chanyeol mengatur napas kemudian menoyor kepala Taeyong kasar.

"Brisik!"

Taeyong tidak peduli dengan teriakan Chanyeol."BOOMING SYSTEM UP UP! TY TRACK, TY TRACK~~"

"BRISIK!"

Taeyong kicep. Mulutnya dia tutup rapat-rapat, roti tadi dia buang entah ke mana.

"Eh ada Pak Ketos ya? Kok gue gak liat sih?" Tanya Taeyong pura-pura goblok. Kepalanya masih angguk-angguk.

Belum selesai rasa kesalnya pada Chanyeol, kini Sehun datang pula.

Hyojin menatap ketiga cowok di depannya bergantian. Tak lama senyumannys langsung merekah.

Trio itu merasa gemas dengan Hyojin.

"Hyo pulangnya gue anterin ya." Usul Sehun percaya diri. Dia duduk, ditatapnya Hyojin dalam meminta jawaban.

"A-anu... Saya udah janji mau pulang bareng kak Chanyeol. Rumah kita deket soalnya."

Chanyeol memyeringai. Dia berbisik, "1-0"

"Satu nol. Menang taruhannya ya Yol?" Sindir Taeyong ketus. Chanyeol dan Sehun tertegun.

Mustahil

Tidak mungkin jika Taeyong mendengar percakapan mereka saat di ruang osis. Mereka sudah memastikan tidak ada yang tahu.

Apa jangan-jangan... bunyi waktu itu~

"Bukan bunyi kucing" batin Sehun dan Chanyeol bersamaan.


***

JANGAN LUPA VOMENTNYA!!

ITU YANG BACA TAPI JARANG VOMENT GUE DOAIN PAS SOLAT HAJAT GAK TENANG IDUPNYA.

WELL... VOMENT KALIAN BERARTI BANGET BAGI SAYA. ITU BISA BIKIN MOOD SAYA BIKIN CERITA INI LEBIH CEPET.

SEKALIAN FOLLOW JUGA WP GUE 😁😁😂😂

PAI PAIII

Caps jebol btw :v

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang