7.

127 11 2
                                    


Hyojin mematung saat Sehun menempelkan bibirnya pada bibir Hyojin. Sedangkan Chanyeol mengembungkan pipi menahan tawa.

Sehun memang pria yang selalu terburu-buru.

Sehun kembali tegap. Dia menelan ludah. "Kalo first kiss kamu Aku ambil, kamu pasti bakalan jadi pacar aku." Katanya menjelaskan. Hyojin memiringkan kepala.

"Tapi ciuman pertama Hyojin udah diambil Kakak duluan."

"Kakak siapa?" Tanya Sehun. Chanyeol menatap Sehun lamat.

"Kakaknya Hyojin pe'a!" Chanyeol menjawab ketus. Sehun mengangguk.

Baru kali ini Sehun mengetahui bahwa kejadian adik-kakak yang pernah dia baca di novel memang ada di dunia nyata.

Hyojin kembali menyesap tehnya. Tak lama ponselnya berdering. Gadis itu membaca uname di ponselnya.

'Kak Junmyeon?' Batin Hyojin. Dia mengangkat panggilan itu lalu menjawab seadanya.

Sehun dan Chanyeol mengalihkan pandangan ke arah Hyojin.

"Hyojin, kamu di mana?"  Suho bertanya di seberang sana. Terdengar desahan khawatir dari setiap tutur katanya.

"Hyojin ada di pasar malem kak. Emang kenapa?"

"Kenapa? Ini udah tengah malem. Trus kamu sendirian?"

Hyojin menggeleng meski Suho tidak bisa melihatnya."Ada kak Sehun sama kak Chanyeol."

"Kamu diem di situ. Nanti kakak jemput."

"Iya Kak."

"Suho mau jemput Hyo?" Tanya Chanyeol. Hyojin mengangguk.

"Trus gue pulangnya sendiri dong?" Chanyeol berkata kecewa. Pria itu menghela napas.

"Maaf ya kak. Kak Suho udah mau ke sini soalnya." Katanya sedih.

Mereka semua kembali diam. Tidak ada yang mau membuka topik.

Hyojin menoleh saat mendengar suara kakaknya. "Kakak."

"Ayo pulang. Yol gue balik dulu. Lo bawa mobil sendiri kan?" Ucap Suho datar. Pria yang dia tanya mengangguk.

"Duluan ya kak!"

"Iya." Koor Chanyeol dan Sehun kompak sambil tersenyum.

Hingga pada saat Hyojin dan Suho telah melewati gerbang, senyuman palsu mereka luntur.

"Yaelah dia kagak pamitan ke gue." Sehun berdecak kesal. Chanyeol tertawa.

"Entah kenapa gue ngerasa gak tega sama Hyojin." Sehun mengangkat sebelah alis. Chanyeol melanjutkan, "Hidup dia gak senyaman hidup orang-orang umum. Hyojin sejak smp jadi korban buli. Sampe dia pindah ke sini dan tetep jadi sasaran buli." Sehun mendengarkan. Chanyeol menghela napas. "Terkadang gue mikir gimana jadinya kalo gue ada di posisi dia."

Sehun menatap Chanyeol malas. "Lo mau nyerah gitu?" Tanyanya sinis. Chanyeol mengangguk.

"Semenjak gue deketin dia dan dengerin setiap keluhannya, gue sadar kalo misalkan gue nerusin gue bakal nambah beban dia." Katanya menjelaskan. Dia menunduk, "Gue nyerah, Hun."

Sehun mendengus. Pria itu menyilangkan kakinya. "Ok. Kalo gitu Hyojin bakalan gue ambil."

"Ha?"

"Hyojin udah jadi punya gue. Jad—"

"Hun mendingan lo cari mainan yang lain aja." Chanyeol memtong ucapan Sehun cepat. Matanya menyorot Sehun tajam.

"Kenapa? Lo suka sama dia?" Ucapnya mencemooh. Chanyeol menggeleng.

"Gue cuma kasian aja sama dia."

Sehun berdiri. Pria berkaos hitam itu menyorot netra Chanyeol dalam. "Kalo gue serius sama dia..." Sehun menggantungkan kalimatnya. Chanyeol mendongak. Chanyeol mendecih saat Sehun menyeringai sambil mendesis sinis, "Lo mau apa?"

***

Pagi yang mendung. Sehun berdecak saat hujan turun membasahi tanah.

Dia masuk ke dalam mobil lalu memutar kunci. Memijak gas lalu mengarahkan stirnya ke luar rumah.

Sehun menyusuri jalan raya. Entah kenapa dia merasakan firasat aneh.

Tak sadar dia menginjak pedal gas semakin dalam. Menyalip mobil ke sana kemari, tidak peduli dengan cuaca yang membuat jalanan licin.

"Entah kenapa gue kudu cepet-cepet ke sekolah." Gumamnya jengkel.

***

Sehun berjalan tergesa melewati koridor kelas sebelas. Tadi, begitu dia sampai di sekolah Baekhyun melapor bahwa kelas dua belas menyerang kelas sebelas A. Kelas di mana Hyojin belajar.

Dan benar saja. Kelas Hyojin digerumuni banyak wanita kelas dua belas. Mereka semua perang mulut.

"ANJING KALIAN DIEM!!!" Sehun memerintah dengan nada marah. Mereka semua terkejut sambil menatap Sehun yang basah kuyup dengan pakaian tidak rapi.

"Ngapain kalian pagi-pagi bikin masalah hah? Kampret kalian semua." Ucapnya bengis. Sehun terengah. Tadi saat hendak ke sini dia harus melewati lapangan yang diguyur hujan.

"Itu kak, si Jihyo sama ondel ondelnya tiba-tiba dateng trus mukul si Hyojin!" Jennie mengadu emosi. Gadis yang dijuluki gudang energi itu menyorot nyalang si pembuat onar.

"Kalian semua kumpul di aula tari. SEKARANG!" Bentak Sehun seraya berbalik lalu berjalan. Tak lama dia menghentikan langkah lalu berbalik. "Terutama Jihyo sama Hyojin."

Jihyo menelan ludah. Napasnya terengah hanya karena melihat kemarahan Sehun yang sebenarnya.

"Cepetan goblok!" Jennie berkata kesal. Jihyo mengabaikan cewek itu. Dia berjalan ke arah aula tari dengan tatapan hampa.

"Hyo." Jennie memanggil. Hyojin yang syok menoleh terkejut. "Nggak papa. Gue ma temen-temen bakal belain elo kok."

"Iya Yang. Abang bakal belain Yayang sampe titik darah penghabisan cem manga anime romantis." Taeyong berujar ngawur. Mereka semua ngakak.

Hyojin tersenyum lalu mengangguk.

"Ah si Teyeh bisa ngerayu juga ternyata." Sindir Pinky sinis. Taeyong mendelik.

"Eh gini-gini gue pelipur lara Yayang Hyojin loh. Ganteng pula." Taeyong membela diri. Dia tersenyum meremehkan, "Emangnya elu cuma bisa ngomong kek setan modal dada gede doang hah?"

"TAEYONG LO MINTA GUE SUNAT HAH?!!" Pinky emosi. Dia berjalan ke arah Taeyong. Taeyong yang merasakan dirinya terancam tentu saja lari menghindar sebelum babak belur.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran di dalam kelas antara Pinky dan Taeyong seperti biasanya.

Kelas Sebelas A gitu loh.

***

GUE BUTUH VOMENT OOYY.

JANGAN LUPA

TERUS BACA CERITA ABSURD GUE SAY

MAAFKAN TYPO SYALAND KARENA INI LANGSUNG DIKETIK TANPA DIREVISI.

PAI PAII

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang