second!

181 25 29
                                    


I feel no better than a day ago. the confidence I make is frustrating even to the point that I do not think there's any other way to change it than to make it disappear.

.


Kageyama terbangun. Dia membuka matanya dengan perlahan. Tangannya meraba raba benda disekitarnya, dia merasakan permukaan lembut yang menjadi alasnya. "Dimana aku?"

Beberapa langkah kaki samar samar terdengar ditelinganya. Mereka mendekat kearahnya. " Kageyama-san. Bisa lihat saya?" tanya seseorang yang terdengar asing ditelinganya. Ia menggeleng perlahan.

"Buram.."

Orang itu seperti mengarahkan sebuah penerang kecil yang mengarah matanya. Kageyama mengerjap pelan karena merasa terganggu oleh cahaya itu. "Jangan terlalu memaksakan Kageyama-san. Penglihatanmu mengabur akibat obat itu.

Dia mengangguk. Dia menyadari bahwa ia berada disebuah ruangan rumah sakit dan orang yang menemuinya beberapa saat lalu adalah dokter yang memeriksanya. Dia mengedipkan matanya. Beberapa saat akhirnya penglihatannya kembali.

"Sebenarnya. Apa yang telah terjadi?" Tanya Kageyama. Dia mencoba untuk duduk, namun seketika kepalanya berdenyut. Dia meringis dengan tangannya yang refleks memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.

"Mohon jangan bergerak secara tiba tiba. Kau kan baru pulih Kageyama-san." Ucap dokter yang mungkin agak panik ketik melihat reaksinya. Dokter itu memakaikan sebuah selang infus ditanganya. "Sebaiknya anda istirahat lagi."

Kageyama hanya menghela nafas dan mengangguk. Lagi lagi ruangan itu lenggang. Dokter telah pergi dan meninggalkannya diruangan itu.

"Hana-san?"

Kageyama samar mengingat apa yang terjadi padanya. Dia diracun atau apa? Dan dia mengingat jelas suara khas yang menyebut namanya pada waktu itu.

'kau mengganggu, Tobio...'

Kageyama mengepalkan tangan. Dia segera mencabut selang infusnya dan turun dari kasurnya walau ia merasa kepalanya agak sakit ketika terbangun.. Ia melangkahkan kakinya keluar dengan cepat.

Drap.. Drap..

Tatapan aneh tertuju padanya ketika berada dilorong rumah sakit. kageyama berjalan cepat menuju ruangan administrasi. Para perawat sempat menatapnya khawatir, bahkan ada yang menghalanginya untuk pergi.

"Sebaiknya anda istirahat dulu, Kageyama-san!"

"Dengarkan peringatan dokter Kageyama-san."

"Maaf. Tapi aku harus pergi."

"HEYHEY! KAU MAU KEMANA?!!" Kageyama terkejut. Ada yang mencegatnya dilorong rumah sakit. Tiba tiba saja seorang dokter meneriakinya dengan kencang. Dokter tersebut menatapnya tajam, dia berjalan cepat kearahnya. "Kau bisa kan, dengarkan nasihat atau saran dokter?! Kau ingin cepat mati ya?!!"

"Kau berisik Bokuto-san." Gerutu perawat yang berada dibelakangnya. Kageyama hanya menatap kearah lain dan terdiam. dia sebenarnya ingin cepat pergi dan menyela omongan dokter itu, jika saja perawat yang berada disampingnya tidak ikut menatapnya tajam.

"Anda harus cepat kembali keruangan. Saya tahu anda bekerja untuk pemerintah. Tapi mereka tidak menyuruh anda untuk mati. Jadi sebaiknya anda kembali keruangannya."

Kageyama mendengus kasar, dia akhirnya terpaksa kembali dengan tatapan tajam yang mengawasinya. Bahkan mereka mengikuti Kageyama hingga keruangan.

"Anda tidak perlu repot untuk mengantarku hingga keruangan." Ucap Kageyama dengan dingin, sementara dokter itu hanya menggeleng keras kepala. Mereka bahkan sekarang berhenti didepan ruanganya. "Justru jika aku mempercayaimu yang ada kau malah berbohong."

HQ no chisei- intelegence of HQ  [Lanjut Lapak Baru :) ] •Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang