search.

399 39 15
                                    

....

"Jadi?" tanya laki-laki itu dengan kesal. Mereka berada disebuah markas dekat Distrik 15 saat ini. Kedua orang itu tertangkap, namun sialnya incaran mereka telah menghilang tanpa jejak sedikitpun. Kedua orang bawahan itu pun tutup mulut dan terdiam.

"Kalian tidak tahu dimana dia, bos kalian?" ucap Nishinoya dengan kesal. Mereka hanya menatap Nishinoya dengan kesal.

"Dia bukan bos kami." Mereka menatap Nishinoya dengan kesal. Surai oranye itupun tidak menjawab sama sekali. Dia hanya sesekali memalingkan muka ketika introgasi dimulai.

"Lalu apa?"

"Tsukki teman kami."

Hening. Mereka terdiam mendengar ucapannya. Tanaka menghela nafas dan berdiri dari duduknya. "Maaf kami tidak tahu. Kalau begitu biar Noya-san yang disini. Aku ingin melihat keadaan inspektur."

"Dan kau Noya. Jangan terpancing emosi. Jadilah profesional." ucap Tanaka dengan menepuk pundak temannya.

Nishinoya mengangguk. Lalu pintu sel tersebut berdebum menandakan telah tertutup sempurna. Suasana begitu sunyi. Ketika Noya bertanya mereka hanya menjawab seadanya. Tidak konsisten dan malah terkesan terpotong-potong. Hingga membuat semua berjalan lambat.

"Ok. Aku tidak tahu kalian sekeras kepala ini. Aku sangat membutuhkan sebuah informasi dari kalian. Kuharap beberapa waktu kedepan kalian dapat bekerja sama dengan kami dalam kasus ini."

Nishinoya berdiri dari duduknya. Dia menatap lekat mata surai oranye itu. "Kalau ini bukan misi khusus, bukan masalah bagiku untuk menghajarmu dengan parah di TKP pada waktu itu."

Auranya berubah. Mungkin dia telah meredam emosinya selama mungkin untuk kasus ini. Rasa bersalah bergelayut dihatinya mengingat peristiwa beberapa waktu yang lalu. Melihat sang inspektur terluka parah. Harusnya yang waktu itu terluka dirinya.

'Harusnya aku yang ditugaskan pada waktu itu.'

...

Suara langkah kaki memasuki pendengarannya. Laki-laki yang sedang terfokus dalam lembaran lembaran putih ditangannya kini menengok kesumber suara, dia tersenyum melihat temannya mendekat.

"Yo, hisashiburi. Tanaka."

"Yo, inspektur." ucapnya dengan memberi hormat. Laki-laki itu tertawa melihat tingkah konyolnya. Kata-kata formal tersebut bercampur dengan bahasa akrab yang sering mereka katakan. Laki-laki tersebut menyuruh Tanaka untuk duduk.

"Kau masih dalam masa penyembuhan, kenapa malah mengerjakan tugasmu lagi?"

"Ya, memang kenapa?" Ucapnya dengan kening yang berkerut.

 "Ya... Habisnya ini tidak wajar."

"Ini karena penangkapan si cyber crime itu belum selesai. Aku semakin tertarik dengan kasus ini karena menemukan hal-hal yang tidak wajar." Dia menatap temannya dengan serius.

"Tidak wajar?"

"Ya, jika saja kita lihat CCTV pribadi rumah sekitar, atau minimarket dekat sana. Aku sama sekali tidak melihatnya beraktifitas atau bisa dibilang dia memang tidak ada disitu."

Tanaka terkejut, membelalakkan mata mendengar ucapannya.

"Jadi, selama ini kita dipermainkannya?!" Ennoshita menggeleng. Membuat tanaka semakin bingung. Dia menghela nafas mendengar penjelasannya.

"Rumit."

"Memang. Tapi rasanya kita bukan dipermainkan, ini hanya trik lama. Dia pergi dari tempat tersebut. meninggalkan alat-alatnya untuk menghilangkan bukti bahwa dia pergi sebelum itu dimulai untuk mengalihkan bahwa dia tidak tinggal ditempat tersebut."

HQ no chisei- intelegence of HQ  [Lanjut Lapak Baru :) ] •Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang