END! WHO'S KING?!

169 26 21
                                    

"Kita tidak bisa melangkah lebih jauh. Beberapa meter didepan adalah kawasan Shiratorizawa." Ucap Hanamaki dengan terengah engah. Dia mengelap keringat dipelipis. Bajunya tampak kotor dan penuh debu. Keadaannya sama persis seperti yang lain.

Oikawa menggigit bibir. Bagaimana dengan adiknya? Apakah ia akan mati jika membiarkannya. Beruntungnya ia karena menguasai bagian medis. Kini masih terdengar detak jantung lemah disana.

Iwaizumi melepaskan gendongannya dari Hana. Ia mendaratkan tubuh kecil itu kearah kakaknya. "Aku akan mencari beberapa bahan makanan. Matsukawa, kyoutani dan Kunimi ikut aku."

Mereka semua mengangguk. Lalu mengikuti iwaizumi yang telah melangkah pergi.

Sreek!


"Hei, menyingkir!"

Duar!!

Kunimi dengan tiba tiba melompat kearah Oikawa dan tertembak saat sebuah peluru mengarah kearah Oikawa, bahkan yang lebih parah ia terkena peluru dibagian bahunya. Darah segar mengalir. Membuat semua orang terkejut.

"Kunimi! Bertahanlah!" Kindaichi menariknya kearah belakang pohon dan dengan cepat melakukan pertolongan pertama.

"Lari kau ketua!" Teriak Hanamaki. Lalu menarik kasar Hana yang tengah ia peluk. "Kau yang paling diincar disini!"

Dia berdiri dari duduknya lalu mengangguk. Walau hatinya kini menolak. Dia dengan tenang mengangguk. "Kuserahkan Hana padamu Maki."

Dia berlari diantara pepohonan dengan cepat. Beberapa derap kaki bahkan gonggongan anjing terdengar mendekat karena mengejarnya.

"Sialan!" Oikawa tetap berlari, bahkan anjing polisi pun tak akan dapat menyentuhnya. Dia hanya hewan! Oikawa lebih takut jika sebuah gas beracun datang dan terlempar kearahnya.

Tiba tiba sebuah lampu besar menyorotnya dari atas. Sebuah helikopter mengetahui keberadaannya. Dia mendecih. Mengabaikan peringatan dari mereka.

"Jangan bergerak! Anda dikepung!"

...

'Adik anda koma tuan. Kami mohon maaf. Hanya sedikit harapan untuk ia hidup. Kerusakan pada tubuhnya dan kondisinya yang terus melemah membuat tubuhnya benar benar buruk.'

Oikawa terdiam diujung ruangan. Matanya menatap kosong lantai. Ia terlihat kacau.

'kaa-san. Maafkan aku.'


....

Seminggu setelah kejadian.

Kageyama memandang kota dalam diam. Pikiran nya hilir mudik mengingat banyak hal beberapa waktu lalu.

Dia berpegangan pada pagar pembatas. Badannya agak condong kedepan. Berniat untuk merasakan hembusan angin yang terbilang kencang.

'Tenangnya...' Batinnya. Merasakan wajahnya terkena angin yang terasa sejuk namun nyatanya penuh folusi tersebut. Kageyama menganggapnya wajar, namanya juga kota.

Ketika tengah merasakan ketenangannya Pintu dibelakangnya tiba tiba berdebum. Suara tergesa gesa terdengar setelahnya. Kageyama sempat bingung menatapanya. Sebelum tiba tiba laki laki kecil itu berteriak. "JANGAN BUNUH DIRI BAKAGEYAMA!"

Kageyama memandangnya kesal. "Siapa yang mau bunuh diri Boge!"

"Tapi kau terlihat seperti ingin lompat!"

"Boge! Hinata boge!!"

Pintu sekali lagi berdebum. Kini sosok tegap berjalan kearah atap dengan raut wajah serius. Ennoshita datang dengan langkah kesal.

HQ no chisei- intelegence of HQ  [Lanjut Lapak Baru :) ] •Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang