Chapter 7

2.8K 359 24
                                    

Pasar Takjil.

"Dek, kok kita kesini sih? Ayo balik ah, panas!" keluh Sasori.

"Abang cemen ih, masa kalah sama ana, cowok bukan sih?!"

Sasori melotot mendengar penuturan Sakura. "Itu mulut kalo ngomong nggak disaring dulu ya! Abang 100% cowok asli!"

"Makanya jangan ngeluh. Bentar lagi nyampe kok. Tuh, di depan. Udah keliatan lapaknya."

Sakura terus menarik sang Kakak agar berjalan lebih cepat. Ia bisa melihat wajah pemuda itu sekarang. Ia merindukan wajah tampan itu.

Sore ini, pasar masih ramai seperti biasanya. Sasuke melayani pembeli yang berdesakan di depannya. Tapi, sesekali tatapannya teralih pada seorang gadis yang sekarang sedang berdiri sambil menatapnya dengan tatapan rindu? Entahlah, Sasuke pun tidak tahu.

***

"Dek, udah belum? masa iya kita cuma liatin kolak aja. Lagian, kenapa belinya di sini sih? Nyari yang sepi aja. Di sini engap dek," rengek Sasori. Napasnya terasa pengap. Ini terlalu ramai, pikir Sasori.

"Ini lapak kolak kesukaan abang. Maklumin aja kalo rame."

"Abang juga penasaran 'kan sama yang namanya Sasuke?"

Sasori mengangguk sebagai jawaban. Sakura mendekat kearah Sasori, lalu berbisik pelan. "Sasuke itu gebetan ana bang. Tuh orangnya. Ganteng 'kan?" tanya Sakura pada kakaknya, sambil menggedikkan dagu ke arah Sasuke.

Sasori manggut-manggut. "Biasa aja."

Sakura memutar bola matanya bosan, setelah mendengar balasan dari sang kakak.

"Inget bang, iri tanda tak mampu!" tukas Sakura, sebal.

Sasori mendecak. "Udah belum? Buruan pesen! Kaki abang capek diajak muter-muter sama kamu."

Sakura meringis pelan. Ia merasa bersalah sekarang. Sakura merasa kasihan dengan keadaan kakaknya yang terlihat sangat lelah. Matanya sayu dengan keringat mengalir di pelipis dan lehernya.

Tapi, disisi lain ia masih belum puas memandangi wajah Sasuke. Ia masih merindukan pemuda itu. Ingin sekali ia merengek agar bisa lebih lama pada kakaknya. Tapi, keadaan kakaknya terlihat sangat mengenaskan. Akhirnya ia pun memilih pasrah pada keinginan sang kakak.

"Bang!" panggil Sakura pada Sasuke.

"Hn."

"Maaf ya ana nggak dateng kemaren? Maaf juga, ana ngga bisa bantuin abang hari ini. Abang nggak marah 'kan?"

"Nggak."

"Kok jutek sih?!"

"Biasa aja." balas Sasuke, acuh.

'Sabarkan hamba ya tuhaaan!'

"Ya udah bang, pesen kolak pisangnya lima. Kalo ada, yang satunya kolak cinta."

"Ok."

Mata Sakura berbinar mendengar jawaban Sasuke. "Waaah... berarti kolaknya dicampur cinta abang dong?! Berarti abang suka sama ana juga dong?!" tanya Sakura, antusias.

"Nggak. Nih kolaknya," ujar Sasuke. Ia masih mempertahankan nada datarnya.

Sakura merengut kesal. "Jutek banget sih! Rasanya ana mau nyerah aja ngejar abang. Kayaknya hari ini terakhir kita ketemu di bulan ramadhan."

"Eh, buat apa juga ana ngomong kayak gitu? Toh, abangnya nggak perduli sama sekali. Ya udah, nih uangnya!"

"Mungkin ini yang terakhir ana ketemu sama abang." ingat Sakura sekali lagi. Ia berharap dengan mengucapkan itu, Sasuke akan sedikit merasa kehilangan. Dan ia sudah pasti akan sangat senang sekali.

❤Kolak Cinta Bang Sasuke❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang