Chapter 5

2.8K 380 30
                                    

Fyuuuhh...

Sasuke meniup mata Sakura.

"Udah belum?"

Tidak ada respon dari Sakura. Ia kembali mendekat. Bersiap meniup mata Sakura dengan menghirup udara secukupnya.

JDUAAKK!!

Tidak ada angin tidak ada hujan begitupun badai, seseorang tiba-tiba  mendorong tubuh Sasuke hingga terjerembab di jalan.

"Aarrgh!"

Sakura membelalak sempurna, antara senang, kesal dan marah. Senang, karena ia tidak akan mati muda karena serangan jantung. Kesal, karena momen seperti tadi  belum tentu akan datang dua kali. Dan marah, karena orang itu sudah membuat calon kekasihnya mencium kerasnya jalanan beraspal. Ini bisa dikategorikan korban tabrak lari!

"Woy!" teriak Sakura pada orang yang sudah menjauh dari tempatnya berdiri sekarang. "Tanggung jawab dong!! Entar kalo kadar kegantengannya nih abang berkurang gimana coba?!"

Lalu, tak lama kemudian beberapa orang laki-laki dan seorang perempuan menghampiri Sakura dan Sasuke, napas mereka tersenggal.

"Dede manis, liat orang lari ke sini nggak?" tanya seorang pemuda berambut pirang panjang diikat setengah.

"KAGAK!"

"Aelaaah... galak banget sih. Jangan galak-galak de, entar manisnya luntur loh!" goda orang itu lagi.

"Eh bule, kejar lagi dong copetnya! Itu tas isinya uang gaji karyawan! Bisa-bisa gue di depak dari perusahaan kalo abangnya ngegombal mulu sih!" kata seorang wanita berambut hitam sebahu, setelah menormalkan napasnya yang sempat tersenggal.

Akhirnya, semua lelaki itu mengejar copet lagi. Tapi, justru wanita itu yang masih diam di tempat sambil memandangi wajah kesakitan Sasuke dengan tatapan lapar.

"Tuh mata kenapa sampe melotot liat abang ana, hah?!! MINTA DICOLOK?!!"

'Cantik sih... tapi sayang, jiwanya psikopat. Omongannya ngegas mulu dari tadi. Jadi kasian sama abangnya,' batin wanita itu. Tanpa banyak kata, ia langsung pergi mengikuti langkah orang-orang itu dari belakang.

Sakura segera mendekat ke arah Sasuke yang terduduk di aspal. "Bang Sasuke! Abang nggak apa-apa 'kan? Nggak ada yang copot 'kan? Ngga ada yang lecet 'kan? Iya 'kan?"

"Abang! Jawab kek! Jangan diem aja! Ana lagi khawatir nih!"

"Gimana pengen jawab kalo lo nyerocos mulu?! Itu mulut apa rel kereta sih? Lancar bener," ujar Sasuke membuka suara. Sakura diam, tak berucap lagi. "Mata lo udah sembuh 'kan?" tanya Sasuke pada akhirnya.

"Hah?!"

"Gue yakin, kuping lo masih berfungsi."

Rasa khawatir yang sempat menghinggapi diri Sakura menguap begitu saja. Sekarang ia kesal. Setengah mati ia khawatir dengan pemuda itu, tapi balasan yang didapat apa?

"Ana nggak denger abang ngomong apa lah! Ngomongnya kencengan dikit kek, pelan banget kayak anak gadis!" ucap Sakura, pura-pura kesal. Sebenarnya ia dengar apa yang dikatakan Sasuke, tapi Sakura hanya ingin mendengarnya sekali lagi. Dasar.

Sasuke menatap dalam ke kedua iris teduh di depannya dengan tampang tenang. Raut---pura-pura---kesal Sakura berubah menjadi gugup.

Tuk!

Jari telunjuk dan tengah Sasuke mengetuk pelan dahi Sakura. "Lain kali jangan digosok ya? Mata kamu jadi merah."

Sakura membelalak tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Wajahnya merona dengan debaran jantung kian memacu cepat. Ia tidak salah dengar 'kan? Kedua telinganya tidak mungkin salah 'kan? Ini bukan mimpi 'kan?

❤Kolak Cinta Bang Sasuke❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang