Chapter 4

2.7K 388 22
                                    

"Ketawa aja terus bang, ketawa terus! Kayaknya hobi banget bikin ana kesel. Inget loh, karma masih berlaku, hati-hati!

"Bisa aja 'kan, besok-besok abang bakal ngerasa kehilangan ana?"

Sasuke sudah menghentikan tawanya sekarang. Ia mengusap ujung matanya yang sedikit berair.

"Gue nunggu itu." Sasuke tersenyum pongah. Sasuke yakin 100% Sakura tidak akan bisa berpaling darinya. Ia menanti hari dimana Sakura benar-benar tidak akan muncul di depannya. Yang mana itu tidak akan terjadi.

'Gue yakin, lo nggak akan bisa jauh dari gue,' batin Sasuke,  percaya diri.

***

Dalam hidup, tidak mungkin tanpa rintangan. Pasti selalu ada ujian. Sekolah ada ujian; mencari pekerjaan banyak ujian; ngegebet cogan juga ada ujian. Seperti yang dialami Sakura.

Ia mendekati Sasuke bukan berarti mulus-mulus saja. Berbagai rintangan sudah ia lewati. Seperti; bensin yang habis di tengah jalan, ban bocor pun sudah pernah ia rasakan. Dan hari ini, cobaannya bertambah.

Di depan sana, ada 3 orang gadis dengan tampilan yang sangat mencolok. Mulai dari pakaian yang kekurangan bahan, riasan tebal, dan satu lagi, rambut mereka. Merah, kuning dan ungu.

"Astagfirulllah... bang!" bisik Sakura pada Sasuke.

"Hn." Sasuke masih fokus melayani pelanggannya yang membeli es buah. Posisi mereka saling membelakangi.

"Nih tiga tante... kenal nggak? Kayaknya akrab banget sama ibu. Apalagi yang rambutnya merah," ujar Sakura, sambil memperhatikan mereka.

"...."

"Eh itu yang rambutnya kuning, napa tuh matanya? Kelilipan dosa apa gimana sih?! Ngedip-ngedip nggak jelas!! Ngeliatin abang sampe segitunya!"

"...."

"Bang, yang rambut ungu tante tulen apa preman pasar sih? Kok tindikan gitu? Tapi... masa iya preman pake jepit rambut bunga mawar? Kayaknya tante deh! Tapi... tante kok pake tindik?!"

"...."

"Bang, Nyaut kek! diem-diem bae. Belum ngopi yak?" Sakura mengalihkan pandangannya, yang semula terarah pada tiga gadis itu menjadi ke Sasuke.

"...."

"Bang?" Tidak ada sagutan.

"Baaang?" Masih tidak ada sautan dari Sasuke.

"Abang?!" Sakura sedikit berteriak. Tapi, Sasuke masih bergeming. Sakura memijat pelipisnya.

"BUDIII?!!" Sakura berteriak. Ia gemas karena ia hanya berbicara seorang diri. Ia diabaikan.

"Hn?"

'Eh dia nyaut?!!'

Sasuke berbalik dan melepaskan earphone yang menutup telinganya. "Apaan?"

Sakura menepuk dahi lebarnya pelan. "Pantesan!!! DUH GUSTIII... BERILAH HAMBAMU INI SEPAKET KESABARAN!!" erang Sakura, frustasi.

Sasuke menaikkan sebelah alisnya tinggi-tinggi. 'Bocah ngapa yak?'

"Bang, kacang emang gurih, tapi dikacangin itu PERIH!!" Sakura menekankan nadanya pada kata 'perih'.

Alis Sasuke menaut. "Kenapa sih?" tanya Sasuke tidak mengerti.

Sakura menghela napas dalam-dalam. Sabar. Sakura harus lebih sabar. "Abang Sasuke yang gantengnya tujuh turunan, tu--"

"Emang lo tau sodara-buyut  gue?"

❤Kolak Cinta Bang Sasuke❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang