4. Pertemuan yang Mengubah Warna Tadir

365 11 0
                                    

Tak seorangpun keluar untuk membukakan pintu, padahal saat ini senja datang. Akhirnya dia meletakan tas selempangnya ke tanah yang beralas rerumputan hijau dan memutuskan untuk istrirahat di depan rumah itu.

Tepatnya di samping pagar tembok rumah, "tak mungkin juga aku masuk tanpa izin. Tapi sekarang mulai gelap dan perutku juga mulai lapar."

♡♡♡

Saat ia membuka matanya yang di lihatnya pertamakali adalah burung gereja yang memakan bakal tepatnya cemililan kacang arab yang berwadah puch serut yang senada dengan hooldie yang ia kenakan namun lebih tua, saat akan bangun burung kecil itu terbrang.

Shirayuki merentangkan tanganya keatas tapi capat-cepat dia menutup mulutnya yang menguap.

"Mitshude, Kiki, aku duluan ya!" teriakan seorang pria yang terdengar sangat bersemangat. Shirayuki menengok ke asal suara yaitu kerah tembok yang menjulang yang berada di belakangnya.

"Oi, mau melompat dari tempat setinggi itu lagi?" tannya yang terdengar seperti nasihat dari seorang pria yang lebih tua dari suara pria pertama.

Jreng... tiba-tiba seorang pria berwajah tampan dengan setelah atasan berwarna biru, kuning keemasan dan putih yang senada dengan celananya, ia melompat dari atas tembok dengan bertumpuan tangan kiri yang berada di atas permukaan tembok dan tangan satunya lagi menggegam pedang yang di sarungkan di pinggang kanannya.

Matanya kebiruan sepeti laut yang cerah sedangkan rambutnya perak seperti besi menambah ketapannya, apalagi terik matahari yang seakan bekerja saat itu untuk memukau mata.

Dia terlihat menawan seperti malaikat yang sedang terbrang di langit biru cerah. Shirayuki benar-benar terpesona olehnya, matanya tak sedetikpun berkedip.

Saat pandangaan mereka bertemu, drokk... ujung sepatu kanan yang berwarna biru senada degan baju pria itu mengait pada tepian tembok dan menyembakan pria itu terjatuh. Saat kedua mata Shirayuki terbuka di lihatnya pria itu memegangi tangannya dengan tangan kiri dan bibir mengaduh kesakitan.

"Kau baik-baik saja, Zen?" tanya pria berambut toska yang berlari mendekati pria bernama Zen itu, diikuti seorang gadis berkucir kuda warna pirang, "kau terluka? Kepalamu terbentur? Satu tambah satu, berapa?" tanya pria itu secara bertubi- tubi, saat sampai didepan Zen itu.

"Dua." Jawab Zen dengan airmuka di buat-buat bingung, sedangkan posisi tangannya masih memegangi tangan satunya dan kedua kakinya yang di tekuk sepeti katak, "eh, kalian siapa?"

"Aku Misthude!" Jawab pria berambut toska tanpa rambut yang menutupi embun-embunya dan rambut bagian belakang lebih pendek dari depannya itu dengan posisi sedikit merendah untuk mengimbangi Zen dan menujuk telunjuk pada dirinya dengan panik.

"Oh... itu namamu." Kata seorang gadis cantik berambut pirang dengan poni yang membelah embun-embunnya dengan acuh sambil menengok kerarah lain dan tangannya bersilang dada.

"Kiki.." panggil pria terdengar melas entah meminta pengakuaan dari gadis itu atau kesal karena dia ikut menjailnya, "kenapa kau begitu juga sih?!"

"Hahha.." Zen tertawa berhasil menjaili Misthude. Namun berhenti ketika ia mendengar rumput di belekangnya bergesek.

Di lihatnya seorang gadis memakai hooldie merangkak akan meninggalkan tempatnya, "jadi...? Kau ini sebenarnya siapa?"

Sambil mengambil pedang yang masih dengan sarungnya yang berada di depannya lalu berbalik kearah gadis itu, "apa yang kau lakukakan ditengah hutan seperti ini?" sambil memainkan pedangnya seperti sang arkrobatik.

Shirayuki yang tadinya di posisi merangkak, merubah posisinya duduk dengan pandangan kedepan kearah Zen yang menyandarkan pedangnya pada pundaknya.

Akagami no ShirayukihimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang