"Dani," Grace Alden mencoba untuk mendudukan menantunya dan memberikan Dani sedikit sup untuk dimakan. "Please, eat something," ujar Grace yang terdengar khawatir.
"Aku akan memakannya, Tante. Please just leave me. Aku baik-baik saja," Dani terlihat sangat pucat dan Grace sekarang mengerutkan dahinya karena ia begitu khawatir.
"I'll call Alex," Grace sekarang tidak memedulikan lagi apa yang Dani katakan kepadanya. Alex perlu tahu kalau istrinya sakit. "Jangan," Dani berkata dengan napas terengah-engah. Ia terlalu lelah untuk mendebat Grace.
"Please don't," Dani bergumam. "He's busy."
"Dani, kamu sakit dan Alex perlu tahu. Ada apa dengan kalian. Aku tidak mengerti kenapa kalian seperti ini, kalian adalah suami istri."
Dani meringkuk dan menarik selimutnya semakin tinggi. Ia menggigil. Grace memegang dahinya dan berkata, "Oh Tuhan, demammu sangat tinggi Dani."
"Aku tahu," Dani bergumam.
"Dani, berikan satu alasan kenapa aku tidak boleh menelepon Alex?" tanya Grace.
"He's busy."
"Itu bukan alasan, Dani," Grace tidak bisa menerima.
"Karena..." Dani menatap Grace yang sedang melihatnya dengan kasihan, "Alex mengatakannya sendiri. Kalau aku tidak boleh meneleponnya. Ia tidak ingin tahu."
Grace tidak tahu kalau anaknya akan bersikap seperti ini kepada menantunya, "Alex mengatakan hal itu? Dani, I'm going to call the ambulance, kita akan ke rumah sakit. Lalu akan mengatakan kepada Alex walaupun ia sendiri yang mengatakan untuk tidak memberitahunya kalau kamu sakit. Sangat tidak masuk akal, kalian sudah menikah tapi kenapa sikap kalian seperti dua orang yang saling bermusuhan."
Dani tidak mengatakan apa-apa. Mungkin karena ia tidak bisa lagi mendengarkan ataupun menjawab Grace. Ia tertidur dengan panas tubuhnya yang semakin menaik setiap detiknya. Napasnya berubah menjadi semakin tidak beraturan dan tidurnya tidak tenang. Grace menelepon rumah sakit dan dokter pribadi keluarga Alden lalu ia menelepon anaknya. "Alex," Grace memanggil nama anaknya ketika Alex mengangkat teleponnya.
"Ma?" tanya Alex dengan bingung. "It's late here."
"Mama tahu di Chicago sudah malam, Alex. Apa kamu tahu kalau Dani sakit?"
"..." Alex tidak menjawab.
"Mama tidak tahu apa yang kamu katakan kepada Dani, tapi Mama hanya ingin memberitahu kamu kalau istri kamu sakit dan sepertinya sakitnya parah, Lex. Mama tidak tahu seberapa lama Dani sudah demam, karena sekarang keadaannya semakin memburuk."
"..."
"..."
"Kamu dengar Mama?" tanya Grace. "Alex, what are you doing? Apa yang sebenarnya kamu lakukan, Lex? Kamu menyakiti istri kamu sendiri."
"Aku akan pulang," Alex hanya mengatakan tiga kata itu dan mematikan teleponnya.
*
The Langham Hotel, Chicago
"Bodoh," Alex bergumam kepada dirinya sendiri. "Si Bodoh!" Alex lalu melemparkan handphone-nya ke dinding kamar suite hotel-nya. Ia tidak peduli apakah handphone-nya rusak atau tidak. Ia tidak bisa memikirkan apapun lagi selain istrinya.
Ya, istri diatas kontrak-nya.
Alex mengingat kata-katanya sendiri kepada Dani, "Kamu adalah istri aku, well istri diatas kontrak ini, aku ingin memberitahu kamu dan coba kamu ingat. Aku tidak peduli kemana kamu pergi, bukan urusanku. Aku tidak peduli apa yang kamu lakukan, bukan urusanku juga. Terlebih lagi, aku tidak mau tahu kalau kamu sakit. Ingat Dani, kamu bukan Nina. Jangan bersikap seakan-akan kamu adalah Nina. She's my wife, you're not."
"Kamu cukup menjadi adiknya. Jangan gantikan posisinya juga. Kamu mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE BLANCHE | ALDEN SERIES #1
RomanceTELAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) LUMIÈRE BLANCHE. © 2019, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyright laws of the Republi...