Keesokan harinya Alex berkunjung ke rumah orangtuanya untuk mendapatkan jawaban yang mengganggunya semalaman. "Apa kalian meminta aku untuk menikahi Danielle Maziyar?"
Theodore Alden menatap anak laki-laki satu-satunya dengan bingung, "Apa Papa meminta kamu untuk menikahi Danielle Maziyar?" balas Theodore dengan pertanyaan lain.
"Papa sepertinya membicarakan hal ini dengan Michael?" balas Alex kepada ayahnya.
Grace Alden yang terlihat elegan pagi ini duduk dengan diam mendengarkan.
"Papa tidak pernah meminta kamu untuk menikah dengan Danielle, kalau itu yang kamu ingin tahu. Apapun yang Michael katakan kepada kamu, Papa sama sekali tidak mengerti."
"Tapi Papa akan berinvestasi di proyek Maziyar Hotel London?"
"Ya," balas Theodore. "But Alex, I would never ever make you marry Danielle Maziyar in exchange of an investment I made."
"Papa akan berinvestasi atas nama Alden & Co.?" tanya Alex.
"Ya," jawab Theodore.
"Kalau begitu kenapa Papa tidak mengatakan mengenai hal ini sebelumnya kepada aku?" tanya Alex kepada ayahnya. "Aku adalah CEO Alden & Co. Pa, seharusnya aku tahu apa yang Papa lakukan. How much are you willing to invest on this project, Pa?"
"Seratus persen. Tapi aku menginginkan tiga puluh enam persen saham seluruh Maziyar Inc., Alex. Aku akan memberikannya investasi ini dan Michael akan memberikan saham kepadaku."
"Tapi Papa meminta Michael untuk memberikan jaminan?"
"Ya, Michael adalah orang yang sangat ambisius Alex, you know him. Saham bagiku tidak berarti apa-apa dan bukan jaminan aku akan mendapatkan kembali investasi yang aku berikan kepadanya."
Alex lalu membalas ayahnya dengan pertanyaan lainnya, "So what exactly do you want from him, Pa? Apa yang sebenarnya Papa inginkan dari Michael Maziyar?"
Theodore tertawa dan menjawab pertanyaan Alex dengan mudah, "Sebenarnya ia bisa saja memberikan aku hotelnya yang baru di Abu Dhabi sebagai jaminan. Aku tidak pernah mengira ia akan memberikan anaknya sendiri. Konyol sekali Alex, bukan begitu?"
Alex mengangguk dan mengerti sekarang.
Ibunya yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan itu akhirnya mengangkat bicara, Grace Alden dengan tenang bertanya kepada anaknya, "Apa yang sebenarnya membuat kamu sangat marah kepada ayah kamu dan Michael, Alex?"
Alex menyipitkan matanya, "Maksud Mama?"
"Kamu marah, bukan?"
"Aku tidak marah."
"Mama tahu kalau kamu sedang marah Alex. Sudah tiga puluh dua tahun Mama mengenal kamu dan Mama yang melahirkan kamu, I know when you're mad Alexander Alden. Apa yang membuat kamu marah? Kenapa menikahi Danielle Maziyar membuat kamu marah, lebih tepatnya itu bukan?"
"Mama salah mengerti maksud—..."
"Jangan membodohi Mama, Alex. Kamu dan Papa kamu bisa membicarakan semua bisnis dan semua angka-angka yang mungkin Mama tidak mengerti. Tapi Mama tahu apa yang kamu pikirkan dan kamu rasakan. Apa karena Dani adalah adik Nina?"
"Mama," Alex berhenti sebelum meneruskan kata-katanya. Ya, iya sangat marah kepada Dani. Ya, iya sangat marah ketika mengetahui kalau ia mungkin akan menikahi wanita itu. Ia marah kepada adik istrinya sendiri. Istrinya yang sudah tiada.
"Mama, aku sama sekali tidak marah."
Grace Alden tidak akan memaksa anaknya untuk mengatakan apa yang tidak ingin dikatakan kepadanya, ia hanya berkata sebelum membiarkan Alex menyelesaikan sarapannya, "Lex, kenapa kamu harus marah? Itu pertanyaan Mama. Kenapa? Apa yang mengganggu kamu? Kamu pikirkan sendiri jawabannya Mama tidak perlu tahu. Karena Mama berpikir kamu sendiri tidak tahu kenapa kamu marah dan kepada siapa kamu marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE BLANCHE | ALDEN SERIES #1
RomanceTELAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) LUMIÈRE BLANCHE. © 2019, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyright laws of the Republi...