Lima bulan yang lalu...
"Sir, Michael Maziyar dan Stephanie Maziyar, bersama dengan Danielle Maziyar sudah menunggu di ruang tunggu," ujar sekretarisnya Gerard.
Gerard menunggu Alexander Alden yang berdiri dari kursinya lalu mengancingkan jas Brioni-nya yang Gerard tahu harganya melampaui semua jas yang ia sendiri miliki. Gerard tapi juga tahu, seorang Alexander Alden terlihat sangat mendominasi dan seksi dengan jas yang pria itu pakai. "Sir," Gerard memasang tampang profesionalnya dan membiarkan Alexander Alden berjalan keluar dari ruangan bersamanya.
Gerard lalu membuka pintu ruang tunggu dan Alexander Alden melangkah masuk untuk menyambut tamunya. "Any drinks?" tanya Gerard dengan sopan sementara Alexander Alden menyebrangi ruangan.
"Water," Michael Maziyar menjawab. "Istri dan anak saya juga," pria itu tidak membiarkan istri atau anaknya untuk menjawab dan memutuskan untuk keduanya sendiri.
"Baik," Gerard mengangguk sopan dan menutup kembali pintu ruang tunggu memberikan semua orang di dalamnya privasi yang mereka inginkan.
Alexander Alden menatap ketiga tamunya. Michael Maziyar tersenyum tipis dengan kesinisan yang tidak bisa terlepas dari wajahnya, "Alex, bagaimana Shanghai? Aku dengar kamu memenangkan merger dengan mudahnya. Semua orang tahu Alexander Alden akan menguasai Shanghai kurang dari setahun."
"Aku dengar kamu akan menjadi orang terkaya di Asia tahun ini Alex. With all the businesses you acquire, I'm not surprised." Ketika Michael mengatakan kata-kata itu, Gerard kembali ke dalam ruangan membawakan tiga gelas Evian dengan sedikit es dan menaruhnya dengan pelan di hadapan ketiga orang yang memintanya. Gerard lalu memberikan Alex sendiri segelas air dan menutup kembali ruang tunggu ketika ia selesai.
"Shanghai was fine, Michael," jawab Alex mendominasi seluruh ruangan. "How about you? Selamat untuk pembukaan hotel baru di Abu Dhabi, maaf aku tidak bisa kesana dan merayakannya bersama," tanyanya kepada Michael. Tatapannya tidak beranjak dari pria itu.
"Oh, biasa-biasa saja Alex. Abu Dhabi hanya proyek kecil," jawab Michael yang merasa ia harus menjaga sikap di depan Alex walaupun pria itu jauh lebih muda daripadanya dan sebenarnya adalah menantunya sendiri. Entah apa yang Alexander Alden miliki, mungkin aura dingin pria itu yang membuat semua orang takut kepadanya.
"How about you, Stephanie?" tanya Alex kepada ibu mertuanya yang terlihat senang diberikan perhatian olehnya. "Maaf juga aku tidak bisa datang ke Gala tahun ini. My schedule was tied."
"Oh Alex, panggil Mama saja. Kamu tahu kita masih keluarga walaupun..." kata-kata Stephanie menggantung. "Alex, kamu masih menjadi bagian keluarga kita. And of course I understand if your schedule was tied Alex, tapi please, Gala berikutnya kamu datang, promise?"
Alex tidak menjawab namun ia tersenyum tipis membalas pertanyaan Stephanie.
"Di," Alex lalu memanggil nama wanita itu.
Ya, wanita yang sedari tadi ia coba untuk hindari. Wanita itu berubah. Ia tidak mengenali Danielle Alexis Maziyar yang tengah duduk di ruangan bersebrangan darinya.
"Hi," wanita itu membalasnya.
"Kenapa kamu pulang sekarang?" pertanyaan itu tiba-tiba sudah terucap, Alex sendiri tidak tahu mengapa ia mengatakannya. Mungkin karena ia marah. Mungkin karena ia membenci wanita dihadapannya.
"Apa aku tidak boleh pulang?" tanya Dani kepadanya. "Apa seharusnya aku tidak boleh berada di Jakarta, Lex?" tantang wanita itu. Bibir wanita itu... Alex ingin menghancurkannya.
"Jadi..." Alex mengalihkan perhatiannya kepada Michael dan Stephanie kembali, "Apa yang bisa aku bantu Michael? Apa yang ingin dibicarakan hingga Dani berada disini?"
Michael tahu kalau sekarang ia mendapatkan perhatian penuh Alex, lalu ia berkata, "Alex, bagaimana kalau kamu menikahi Dani dan kembali menjadi bagian dari keluarga kita?"
"Papa!" Dani memalingkan wajahnya dan setengah berteriak kepada Michael Maziyar. "Pa!"
"Apa kamu tahu apa yang sedang mereka bicarakan, Di?" tanya Alex kepada Dani walaupun sudah jelas dari reaksi wanita itu sepertinya ia tidak mengetahui apa-apa. Tapi Alex ingin tahu, ia ingin tahu jawaban wanita itu sehingga ia bisa membenci wanita itu lebih lama.
"Apa kamu pikir aku ingin menikahi kamu?" tanya Dani seakan-akan menikahinya adalah sebuah dosa yang sangat besar. "Aku tidak tahu apa-apa. Apa-apaan ini Pa?"
"Alex, Theo, ayah kamu menginginkan sebuah jaminan untuk proyek Maziyar Hotel berikutnya. Aku berencana untuk membuat proyek baru di London tahun depan Alex, tapi Theo bersikeras kalau aku harus memberikannya jaminan. Jaminan apa aku bertanya kepadanya dan Theo, your father Alexander, berkata kalau aku harus memberikan sesuatu yang melebihi harga investasinya kepadaku. Theodore Alden adalah pria yang sangat pintar seperti kamu Alex, aku tahu apa yang ia inginkan. Ia menginginkan kamu dan Dani untuk menikah, bukan?"
"Apa?" Alex belum pernah mendengar kata-kata terbodoh dan tidak masuk akal keluar dari mulut seseorang sebelumnya sampai hari ini. Menurut Alex, apapun yang Michael Maziyar katakan tidak dapat ia mengerti dan tidak akan pernah ia bayangkan pria itu dengan mudahnya menjual anaknya sendiri demi investasi dari ayahnya.
"Aku tidak akan pernah menikahi anak Anda, Michael. Satu-satunya anak Anda yang saya cintai adalah sudah tiada. Nina tidak akan tergantikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMIÈRE BLANCHE | ALDEN SERIES #1
RomanceTELAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) LUMIÈRE BLANCHE. © 2019, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyright laws of the Republi...