"Diah, kau boleh pulang. Terima kasih telah menjaganya." Kataku saat berada di sampingnya.
"Eh miss Reyland, baiklah kalau begitu. Saya permisi. Jangan sungkan-sungkan bila perlu bantuan saya lagi." Katanya sambil keluar kamar dan aku balas dengan senyuman.
"Mommy..." Igau Achilles dalam tidurnya. Dia sedang demam. Untung besok hari minggu, aku jadi bisa seharian mengurus kesatria kecilku ini.
Saat aku ingin menyusul untuk tidur, telpon apartmen berbunyi.
"Ya..." kataku setelah mengangkat gagang telpon itu.
"......"
"Saya tidak bisa menerima tamu sekarang. Dan saya juga tidak kenal dengan Mr.King." kataku lalu menutup telponnya. Gila apa, orang bertamu kok jam 9 malam. Tiba-tiba saja perasaanku tak enak. Aku kembali ke kamar Achilles tapi dia tidur dengan nyenyaknya dan panas badannya sudah menurun. Perasaanku tetap saja tak enak. Mr.King? Kenapa nama itu tak asing ya?
"Oh my God... Dia kan bos besar tempatku bekerja?" Dan swketika itu tubuhku langsung lemas. Perasaanku makin tak enak. Bagaimana kalau nanti dia di pecat?
"Aku sudah mengabaikannya. Oh God... bagaimana nanti kalau aku bertemu dengannya? Tolong buat Pria itu hilang ingatan tentangku."
Mungkin karena lelah mendugu-duga akhirnya aku tertidur di samping Achilles.
Aku merasakan ada bibir mungil menciumi setiap mili wajahku. Ada suara cekikikan saat aku mengelap mukaku karena bekas ciuman itu.
"Mommy wake up... I'm hungly." Katanya membuatku membuka mata dan tersenyum melihatnya.
"Hungry?" Tanyaku memastikan. Dia hanya menjawabnya lewat anggukan. Aku memegang dahinya untuk mengecek demamnya.
"Achilles sudah sembuh ternyata." Kataku saat merasa kalau suhu badannya sudah normal. Aku melihat jam di dinding, ternyata sudah jam 6 pagi. Pantas saja kesatria kecilku ini sudah lapar. Selama 2 hari demamnya, ia hanya makan sedikit.
Akulalu menggendongnya dan mengajaknya ke dapur. Mendudukkannya di atas kursi bar.
"My Knight mau sarapan apa?" Tanyaku sambil memasang apron bermotif doraemon. Ya, anakku dan aku suka doraemon.
"Omlet..." jawabnya girang. Aku rindu suara cerianya. Selama dia demam aku hanya mendengar tangisannya dan itu membuatku menangis juga.
"Oke. Omlet dengan sosis, wortel dan brokoli?" Tanyaku lagi untuk memastikan.
"Yes mommy. You know me so well." Jawabnya dan diakhiri dengan cekikikan khas anak umur 5 tahun.
"Baiklah. Harap tunggu sebentar Sir." Kataku bak pelayan dan sontak membuatnya tertawa. Setelah beberapa menit berkutat di dapur, akhirnya siap juga sarapan hari ini.
"This is it, omlet saos asam manis ala chef Naysilla." Kataku menirukan acara memasak di sebuah televisi.
"Woa... You are my super mom." Kata Achilles girang setelah melihat sarapannya jadi. Setelah meletakkan sarapan di meja makan aku lalu nenggendong Achilles yang tadi duduk di kursi bar dan mendudukkannya di depan meja makan.
Setelah berdoa, kami lalu memakan sarapan kami dan sesekali diselingi obrolan tentang sekolah dan teman-teman Achilles. Ya, dia sudah masuk TK dari umur 4 tahun dan itu satu tahun lalu.
Achilles adalah alasan utama aku pindah ke Indonesia. Kami pindah untuk menghindari pria tak bertanggung jawab yang sudah mengejarku sejak Achilles lahir. Selama itu pula aku mati-matian berjuang merawatnya dan memberikan hidup yang layak untuknya. Tak peduli walaupun harus tidur 3 jam tiap harinya, yang penting anakku tidak hidup menderita.
#####hot mom#####
SAMUEL POV
"Kau sangat menggairahkan, sayang." Kataku sambil menciumi lehernya. Memberikan tanda kepemilikanku di sana.
"Mue..." kata wanitaku di sela-sela desahannya.
"Ya sayang, sebut namaku dalam desahanmu." Kataku dan menurunkan ciumanku ke dadanya.
"Mue!" Kata wanitaku sedikit dengan nada tinggi. Aku menghentikan aktivitasku dan menatap wajahnya
"MUE KAMU GILA!" Makinya tiba-tiba. Dan merasakan rambutku dijambak dengan hebatnya. Aku memejamkan mata menahan sakit.
"MUE KALO LO NGGAK BUKA MATA BAKAL GOE POTONG HABIS JUNIOR LO!" Mendengar kMuemat itu aku langsung membuka mataku. Kaget bukan kepalang saat aku melihat Milla berada di atasku dan menjambaki rambutku. Sontak aku lalu membantingnya ke samping melepaskan tangannya dari rambutku.
"Mill, lo gila ya? Tiba-tiba narik rambut gue!" Kataku marah karena dia mengganggu hari liburku. Terlebih lagi mengganggu mimpi indahku.
"Lo buruan mandi dan urus junior lo yang udah nggak ketulungan itu!" Katanya ketus sambil menunjuk bagian bawah tubuhku. Ya, ternyata juniorku sedang berdiri dengan tegaknya sampai-sampai mau keluar dari boxerku.
"Lo keluar dari kamar gue!" Kataku tak kalah ketus dan berjalan ke kamar mandi. Setelah fresh dan memakai pakaian santai, aku lalu menemui Milladi meja makan. Ini hari minggu, Millaselalu ke rumah dan membawakanku sarapan. Selama mama dan papa menetap di London, mama Milla yang juga adik mamaku selalu memasakkanku sarapan.
"Nih sarapan dulu." Kata Milla saat melihatku masuk ke ruang makan. Aku lalu duduk dan menyantap sarapanku.
"Lo kenapa tadi malem langsung pulang tanpa ngasih selamat ke gue?" Tanyanya di sela aktivitasku.
Uhuk uhuk uhuk..
Aku terbatuk mendengar pertanyaannya itu.
"Gue capek Mill." Dustaku.
"Bohong. Orang tdi malem lo sukses mbuat pesta gue hampir rusak. Ada apa sih semalem? Kepo nih gue." Kata Milla yang malah buat gue teringat kejadian menyakitkan tadi malem. Seorang Frize Samuel King ditolak oleh wanita. Bahkan wanita itu tidak kenal siapa dia. Oh my....
"Kok malah bengong sih." Katanya membuatku kembali tersadar.
"Yang lo undang tadi malem siapa aja?" Tanyaku.
"Cuma kolega bisnis papa, temen-temen mama dan temen gue tentunya. Emang kenapa?" Jawabnya disertai pertanyaan karena sifat pengen taunya yang terlalu tinggi itu.
"Gue tadi malem ketemu wanita yang membuat gue lupa diri. Gue rasa itu temen lo deh." Kataku sambil terus menyantap sarapanku.
"Namanya siapa?" Tanyanya bersemangat.
YOU ARE READING
Hot Mom
RomanceNaysilla memasuki Ballroom sebuah hotel mewah dimana malam ini diadakan acara tunangan teman masa kuliahnya dulu. Undangannya jam tujuh dan dia baru tiba jam delapan. Setelah mengisi pada buku tamu, ia lalu buru-buru menuju tempat yang empunya acara...