Samuel POV
Seminggu ini adalah hari-hari terburukku. Sejak kejadian itu Naysilla selalu menhindar dariku. Bahkan dia tidak menghadiri rapat. Ya memang dgantikan asistennya tapi aku berharap masih bisa bertemu dengannya walau sebentar. Tanpanya seakan duniaku hancur. Moodku selalu jelek. Aku selalu melampiaskan kekesalanku pada Rico. Kasihan sekali asiatenku itu.
Aku melihat jam di pergelangn tanganku. Sudah hampir jam makan siang. Aku lalu memakai jasku dan berjalan ke luar ruangan.
"Rico, ayo makan siang." Kataku mengajaknya.
"Baik Sir." Katanya yang lalu mengikutiku.
Endrew POV
Hatiku hancur saat Queen menolakku. Aku yakin dia masih mencintaiku. Tapi kenapa dia menolakku?
"A... Mue?" Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.
Pada nungguin kelanjutannya ya?
Tapi sebaiknya aku kabur dulu...
Takut kalian ngamuk kalo baca lanjutannya.
--------------
Naysilla POV
"Keputusan apa?" Tanya Mue mendesakku. Aku bingung arus berkata apa. Dia pasti akan sangat marah dengan Endrew kalau aku mengatakannya.
"Itu... Anu..." Entah kenapa lidahku sangat kelu saat ingin menjawabnya. Berbohong takut, jujur pun lebih takut.
"Sebenarnya apa uang kalian lakukan?!" Teriaknya di depan mukaku. Aku hanya bisa tertunduk diam. Aku tidak berani melihatnya, menatap matanya. Dia sangat mengerikan kalau sedang emosi.
"Apa dia memintamu kembali padanya?! KAU MILIKKU! AKU AKAN MEMBUNUHNYA JIKA DIA BERANI MEREBUTMU DARIKU!." Teriaknya membuatku semakin menundukkan kepalaku.
Aku harus bagai mana sekarang. Mue begitu posesif dan aku jujur saja masih mencintai Endrew. Apa aku mencintai Mue? Jawabannya ya, tapi entahlah. Aku rasa cintaku pada Endrew lebih besar.
"Achilles..." Hanya itu yang aku katakan. Aku merasa ada tangan yang menarik daguku, tangan Mue tentu saja. Dia menarik daguku hingga tatapan tatapan kami saling bertemu. Aku melihat matanya sudah tidak memancarkan emosi. Kesedihan? Apa dia menjadi sedih sekarang? Tapi apa yang membuatnya sedih?
"Achilles? Apa dia ingin kamu memberikan Achilles padanya?" Tanya Mue dengan nada khawatir. Dia menyimpulkan sendiri, aku belum sempat mengarang jawabannya.
"Dia memang ayahnya. Danaku hanya ibu angkatnya." Kataku menundukkan kepala lagi. Ini kenyataan.Dan kenyataan ini yang selalu membuatku sedih. Air mata sudah menetes dipipiku. Aku tidak pernah bisa membayangkan kalau Achilles pergi dariku. Akumerasa tubuhku terangkat.
Mue mendudukkan ku dalam pangkuannya. Dia lalu memelukku dan aku mengalungkan tanganku ke lehernya. Menyembunyikan wajahmu di lekukan lehernya. Menghirup aroma Lavender dari sabunku yang ia pakai tadi. Begitu nyaman. Aku selalu merasa nyaman berada dalam pelukannya.
"Tapi kamu yang sudah merawatnya. Dia bahkan tidak mau bertanggung jawab waktu itu." Katanya berusaha membela hakku ku rasa.
"Dia juga berhak atasnya. Malah dia lebih berhak dariku." Kataku tetap dalam posisiku. Air mataku semakin deras mengMuer. Mue mengelus punggungku, berusaha menenangkanku. Dan itu malah membuatku... Entahlah, seperti ada sesuatu yang merambat dari sentuhan itu. Aku merasa bagian bawahku sudah basah. Aku juga merasakan ada yang mengganjal di bawah pantatku. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku malah menggerakkan pantatku. Nafas Mue mulai tak teratur, sepertinya dia menikmati apa yang aku lakukan.
"Shit! Naysilla, kau menggodaku?" Aku langsung menghentikan gerakanku dan mengangkat kepalaku agar bisa melihat wajahnya. Tatapan matanya berubah. Sepertinya aku sudah membangunkan singa yang tertidur. Ini gawat!
"Aku... aku harus masak untuk makan siang." Kataku yang lalu bangun dari pangkuannya dan berjalan menuju dapur. Berusaha menghindari Mue yang sudah mulai terbakar gairah.
HAP!
Aku kalah cepat. Mue menangkapku dan menggendongku menuju kamar. Dia membaringkanku di ranjang dan langsung menindih tubuhku. Mengurungku dengan kedua tangannya di kanan kiriku. Aku mulai takut.
"Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu, sayang. Junior tidak akan bisa tidur jika belum lelah." Katanya dengan seringai mesum. Mati kau Naysilla... Mati lemas pasti.
"Aku... itu tadi ha." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Mue membungkam bibirku dengan bibirnya. Dia melumat bibirku dengan lembut. Aku terbuai olehnya. Aku membalas ciumannya. Ciuman kami makin memburu. Aku mengalungkan tanganku ke leher Mue. Meremas rambutnya, menekannya agar lebih dalam menciumku. Lidah kami saling beradu. Ciuman Mue turun ke leherku.
Sudah lebih dari satu minggu Naysilla meninggalkanku. Lisa bilang kalau dia hanya cuti, ingin liburan saja. Tapi dia pergi bersama Endrew. Apa dia kembali padanya. Apa yang mereka lakukan selama seminggu ini? Apa mereka juga.... Oh pikiran-pikiran ku tentang mereka membuatku ingin mati. Tapi bagaimana kalau Endrew menjamah wanitaku? Tidak! Itu pasti tidak mungkin terjadi. Hanya aku yang boleh menyentuhnya.
Kenapa Rico juga lama sekali mencari informasi tentangnya? Ini tidak bisa dibiarkan
"RIIICOOOO....." Teriakku dari dalam ruangan.

YOU ARE READING
Hot Mom
RomanceNaysilla memasuki Ballroom sebuah hotel mewah dimana malam ini diadakan acara tunangan teman masa kuliahnya dulu. Undangannya jam tujuh dan dia baru tiba jam delapan. Setelah mengisi pada buku tamu, ia lalu buru-buru menuju tempat yang empunya acara...