4

75 0 0
                                    

"Bu Naysilla, rapat bisa dimulai." Kata Lisa menyadarkanku.

Ya, memang akulah yang harus presentasi di rapat ini. Kenapa? Karena akulah pemegang kunci dalam setiap produk King's Corp. Tanpa design dari devisi yang aku pimpin, maka produk baru tak akan pernah bisa dibuat bahkan diluncurkan.

"Baiklah." Kataku yang lalu berjalan ke depan menuju layar yang sudah disediakan. Aku mulai menjelaskan produk-produk hasil design devisiku. Mulai dari jenis bahan yang digunakan sampai perkiraan harga produk itu. Perusahaan ini bergerak di bidang properti, aku sangat betah kerja di sini. Design adalah duniaku, tapi bukan design baju.

Jantungku berdetak sangat kencang saat pandangan mataku bertabrakan dengan pandangan mata bos mesum itu. Apakah aku punya penyakit jantung? Sepertinya aku harus cek up lebih awal bulan ini. Detak jantungku tidak seperti biasanya.

Still Samuel POV

Lagi-lagi kepalaku seperti di pukul pakai godam Thor sampai tubuhku terhempas ke tembok saat aku mendengar perkataan Rico tadi. Dia sudah punya anak? Aku buka-buka membuat berkas di depanku, tapi tidak menemukan informasi tentang itu. Dalam riwayat kehidupannya tercantum single.

"Tapi di sini tidak tercantum kalau dia sudah menikah." Kataku pada Rico yang masih dengan tegapnya berdiri di depan meja kerjaku.

"Saya juga bingung tentang hal itu Sir. Saya pikir..." Kata Rico menggantung kMuematnya.

"Anak itu lahir di luar nikah?" Tanyaku yang tau apa yang akan asistenku ini katakan.

"Saya belum berani menyimpulkan itu Sir. Itu hanya fikiran saya saja. Saya akan mencari informasi tentang itu." Kata Rico buru-buru seolah dia takut aku marah. Ya, Rico sudah menjadi asistenku sejak aku menangani perusahaan yang di Singapura. Dia pintar dan cekatan, dan yang aku suka dari dia adalah dia tidak akan menyimpulkan sesuatu tanpa bukti yang otentik. Dengan kata lain, semua informasi yang dia berikan selalu akurat.

"Ya, aku ingin data itu lengkap besok." Kataku sambil menyandarkan badanku di kursi kerjaku. Aku langsung menegakkan badanku saat teringat sesuatu.

"Bagaimana tugas yang kuberikan malam itu? Lotus Apartmen?" Tanyaku membuatnya terlonjak kaget. Entah sedang memikirkan apa dia tadi.

"Oh itu, Mr.George tidak berniat menjual apartmen itu Sir. Tapi dia..."

Oh God... Dia menggantungkan kMuematnya lagi. Ini pasti berita yang tidak menyenangkan.

"Katakan." Kataku agar dia tidak takut untuk mengatakan kelanjutan ceritanya.

"Mr.George ingin barter Sir. Beliau ingin menukar apartmennya dengan resort kita yang di Bali."

Sontak aku langsung membelalakkan mataku mendengar perkataan Rico barusan. Oh si tua itu sangat pintar memanfaatkan situasi. Keuntungan apartmen itu tidak ada seujung kuku bila dibandingkan dengan keuntungan resortku.

"Siapkan berkas-berkasnya dan hubungi dia juga untuk menyiapkan berkas-berkas mereka. Kita akan melakukan pertukaran besok." Kataku tak terbantahkan.

"Baik Sir." Ucapnya yang lalu keluar dari ruanganku.

Apakah kMuean bertanya aku sudah gila? Ya aku memang sudah gila. Aku tergila-gila dengan wanita yang bernama Naysilla itu. Entah kenapa aku tidak mau mundur walaupun tau dia sudah mempunyai anak. Kalaupun ada suaminya, mungkin aku tetap akan maju dan menyingkirkan suaminya. Dia adalah milikku terhitung sejak aku memeluknya malam itu.

Aku teringat sesuatu! MiMill. Ya, Naysilla ada di pesta pertunangannya pada malam itu. Dan itu berarti bahwa dia juga mengenal Naysilla. Aku lalu menelponnya dan mengajaknya makan siang. Ini memang sudah saatnya makan siang.

"Rico, aku akan makan siang di kuar." Kataku saat aku melewati meja kerjanya.

"Baik Sir." Jawabnya singkat.

Selama ini aku memang lebih suka makan siang di ruanganku, tapi untuk saat ini aku ingin makan diluar karena ini menyangkut informasi tentang wanitaku itu.

Aku celingukan mencari keberadaan Millasaat masuk ke kafe tempat kami janjian. Oh, dia berada di meja pMueng ujung dekat dengan jendela. Dengan langkah lebar aku lalu menghampirinya.

"Sudah lama nunggu?" Tanyaku basa basi setelah sampai di hadapannya.

"Baru 5 menit." Jawabnya sambil menyesap minumannya. Hey, sudah banyak menu di meja. Sepertinya dia sudah memesankan juga untukku. Ya, sepupuku satu ini memang tau makanan kesukaanku.

Naysilla POV

Ugh, rapat yang menguras energi dan emosi. Sumpah ya, bos mesum itu membuatku ingin sekali menerkamnya lalu mencabik-cabik muka sok gantengnya itu. Ya walaupun ganteng beneran sih. Membuat perusahaannya bangkrut? OMG hello... yang ada karena aku perusahaannya ini lebih maju. Karena inovasi design kamilah produk-produknya selalu meledak di pasaran. Coba saja dia suruh design sendiri, dijamin meletus tu kepala karena pusing.

Duh, kenapa juga aku repot-repot mikirin tu bos mesum! Aku melirik jam yang melingkar di tanganku. Hey, ini hampir jam 12 siang kenapa jagoanku belum sampai di sini?

"Mommy..." Teriak suara yang sangat ku rindukan. Aku lalu beranjak dari kursiku dan membuka pintu ruanganku. Achilles berjalan masuk ke ruangan devisiku bersama pak Han, security gedung ini. Ya, tiap pulang sekolah aku menyuruh mobil antar jemput sekolahnya untuk mengantarnya ke kantor. Aku tidak akan tega kalau meninggalkannya di apartmen sendirian.

"My knight..." Kataku sambil merentangkan tangan bersiap memeluknya.

Hap. Dia lalu melompat ke dalam pelukanku dan langsung mencium setiap inci wajahku. Oh aku selalu menyukai saat dia melakukan ini. Terlihatkan kalau dia begitu menyayangiku.

"Mommy, miss you so much." Katanya membuatku tertawa. "Thank you, Mr.Han." katanya saat melihat pak han pamit untuk kembali ke posnya yang lalu di jawab anggukan oleh pak Han.

"My knight, speak in bahasa please..." kataku mengingatkan. Bukannya anakku tidak bisa bahasa Indonesia tetapi dia agak ragu untuk menggunakannya. Dia selalu beralasan kalau suaranya jadi lucu saat berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

"Baiklah. Demi dirimu, mom." Katanya dengan logat yang memang sesikit lucu. Oh manis sekali kesatriaku ini.

"Mau lunch dimana hari ini?" Tanyaku saat mendengar suara perutnya.

"Aku ingin makan pizza, mom."

"Kalau begitu kita ke PH. Yuk." Kataku yang lalu menurunkannya dari gendonganku. Aku lalu kembali ke ruanganku untuk mengambil tas lalu menggandengnya untuk keluar dari kantor.

Hot MomWhere stories live. Discover now