6

67 0 0
                                    

Sepertinya anak ini memang tumbuh tanpa seorang ayah. Apa Naysilla membesarkan anak ini sendirian? Oh dia wanita yang mengagumkan. She is a hot mom, I think. Hot mom? Sepertinya itu panggilan yang sexy.

"Yes, I'm your daddy." Kataku entah kesambet setan apa. Dalam hatiku ingin sekali melindungi anak ini dan ibunya. Mendengar penggalan masa lalu Naysilla membuatnya ingin terus membahagiakannya. Melimpahinya dengan kasih sayang yang hampir tak pernah ia dapatkan. Membanjirinya dengan perhatian yang tak pernah ia bayangkan. Oh sejak kapan aku jadi sepuitis ini? Sejak aku jatuh hati pada seorang Naysilla.

"Benarkah itu?" Tanyanya seperti tak percaya. Hey ekspresinya sangat lucu. Dia menggemaskan sekali.

"Seratus persen benar." Kataku meyakinkannya. "Siapa namamu, Jagoan?" Tanyaku karena kami belum berkenalan dari tadi.

"Dad, are you kidding me? You are my dad but you don't know my name?" Tanyanya dengan mata melotot. Yah, mana ada seorang ayah yang tidak tau nama anaknya. Sepertinya aku terlihat begitu bodoh di depan anak kecil ini.

"Bukan begitu. Daddy tidak pernah menyebutmu dengan nama. Daddy selalu menyebutmu dengan 'jagoan' jadi secara tidak sadar daddy lupa nama aslimu." Jalasku panjang dan itu semua hanya kebohongan tentunya. Malu sekali kalau aku mengaku sebagai ayahnya dan tidak tau namanya.

"Oh begitu. Okey, sekarang daddy ingat-ingat ya. Namaku Achilles. Jangan sampai daddy lupa lagi." Katanya seperti memberi petuah. Dia sangat lucu. Tak terasa mobilku sudah memasuki pelataran parkir kantor. Aku parkirkan mobilku di parkiran yang khusus disediakan untukku. Aku lalu menggendong Achilles dan membawanya langsung ke ruanganku. Aku tidak membawanya ke ruangan Naysilla karena aku tau dia belum balik ke kantor. Kalian tanya dari mana aku tau? Jawabannya mudah. Kan mobilmya belum ada di parkiran.

Asisten dan sekretarisku melotot saat aku melewati mereka. Sepertinya mereka kaget aku kembali ke kantor menggendong anak ini. Ya, semua orang di kantor ini sudah mengenal anak kecil ini. Dari informasi yang aku dapart, anak ini selalu datang ke kantor setelah pulang sekolah.

Tanpa mempedulikan mereka, aku kangsung masuk ke ruanganku dan mendudukkan Achilles di sofa yang ada di ruanganku.

"Achilles duduk di sini, daddy mau kerja dulu." Kataku yang disambutnya dengan anggukan. Daddy? Setiap menyebut panggilan itu rasanya hatiku sangat senang. Oh apakah itu artinya aku ingin jadi ayah anak ini? Ya mungkin memang begitu. Aku lalu berjalan menuju meja kerjaku. Di sana sudah ada setumpuk map yang aku rasa map-map itu pasti akan membuatku sibuk sampai 3 atau 4 jam ke depan.

Author POV

Sudah seminggu sejak kejadian itu, Naysilla tidak bertemu dengan Mue maupun Endrew. Menghindar tepatnya. Dia bahkan mengirim asistennya jika ada rapat yang dihadiri oleh Mue. Dia tidak ingin bertemu apa lagi bertegur sapa dengan bos mesum itu. Mue telah mengambil apa yang dia jaga selama hidupnya dengan paksa.

Kau yakin? Hey kau juga menikmatinya kan? Kau bahkan mendesah dan menerikan namanya.

Naysilla menggelengkan kepalanya dengan kencang saat mendengar suara di kepalanya. Mue telah memenuhi otaknya seminggu ini. Terlebih lagi dengan apa yang dia lakukan beberapa hari ini. Naysilla selalu mendapati sebuket bunga mawar putih dan sekotak coklet di depan pintu apartmennya setiap pagi. Dari siapa lagi kalau bukan Mue. Kalian tau kenapa Mue bisa tau nomor apartmen Naysilla? Karena gedung Apartmen yang ditempati Naysilla saat ini adalah milik Mue.

Ya, sehari setelah kejadian itu Mue langsung menemui Mr.George untuk mengurus semua berkas pertukarannya. Dia menukarkan resornya yang ada di BMue dengan apatrmen itu. Dia rela kehilangan uang ribuan pounds hanya agar bisa dekat dengan Naysilla. Tapi usahanya sia-sia, Naysilla tetap tidak mengizinkannya masuk ke apartmennya.

Itu yang membuat Mue uring-uringan selama seminggu ini. Tidak melihat Naysilla membuatnya selalu marah marah. Kayak ABG labil saja. Ya, setelah bertemu Naysilla memang Mue seperti ABG labil. Dia selalu berusaha mendekati Naysilla tapi sepertinya Naysilla tidak ingin di dekati.

"RICO..." Teriak Mue memanggil asistennya. Sebenarnya dia bisa memanggilnya lewat interkom tapi amarah yang menguasainya lebih memilih untuk teriak. Merasa namanya dipanggil, Rico pun masuk ke ruangan Mue.

"Ada apa Sir?" Tanyanya saat berada di depan meja kerja Mue.

"Kenapa berkas tentang Naysilla belum aku terima?! Kenapa lama sekali sih?!" Tanya Mue dengan nada tinggi. Memang semenjak kejadian itu, Ricolah yang menjadi pelampiasan kemarahan Mue.

"Nanti sudah bisa anda terima Sir. Ini agak lama karena saya juga harus memastikan kalu informasi yang saya terima itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan." Kata Rico menjelaskan.

"Aku mau setelah makan siang aemuanya sudah lengkap dan ada di mejaku!" Kata Mue tak terbantahkan.

"Baik Sir." Jawab Rico singkat yang lalu keluar dari ruangan itu.

"Si bos kenapa sih pak? Sudah seminggu ini marah-marah terus?" Tanya sekretaris Mue yang bernama Rina saat Rico kembali duduk di kursinya. Ya, di ruangan ini meja Rico dan meja rina bersebelahan.

"Saya juga tidak tau Rin. Lagi putus cinta mungkin." Jawab Rico acuh

"Emang pak bos punya pacar pak?" Tanya Rina yang sudah mulai kepo.

"Memang kalau bos punya pacar harus ngasih tau kamu?" Bukannya menjawab pertanyaan Rina, Rico malah bertanya balik.

"Ya nggak gitu juga kali pak. Pak bos tu udah kepala tiga tapi kok nggak punya pasangan ya. Apa jangan-jangan pak bos itu...." Belum sempat melanjutkan perkataannya, suara dari ruangan Mue menginstrupsi.

"KALIAN AKU GAJI UNTUK KERJA, BUKAN MENGGOSIPKANKU!"

Mereka berdua hanya cekikikan mendengarnya. Memang telinga bos mereka sangat sensitif. Diam sajalah kalau tidak mau kena semprot lagi.

#####hot mom####

Naysilla POV

Aku menghindari Mue dan Endrew setelah kejadian itu. Jika dihitung, ini sudah satu minggu setelah kejadian itu. Sebenarnya aku punya jadwal untuk mengecek produksi di pabrik setiap pagi tapi unruk hari ini aku meminta Lisa menggantikanku.

Yang aku lakukan sedari pagi tadi adalah me-la-mun. Bos mesum membuatnya risih beberapa hari ini. Dia bertindak layaknya ABG labil yang sedang mengemis maaf. Bagaimana tidak? Setiap pagi dia mengirimiku sebuket bunga dan sekotak coklat. Selalu ada kalimat permintaan maaf di kartunya.

Hot MomWhere stories live. Discover now