Secangkir Kisah

Olimpiade

Setelah putus dari Manshur, Ama tak ingin terus larut dalam kesedihan. Ia mencari kesibukan lain. Ia mulai menyukai buku-buku tentang sejarah. Ia ditunjuk oleh guru IPS nya untuk mengikuti lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang IPS mewakili sekolahnya di tingkat Jakarta Barat. Ama hanya diberi waktu selama 2 hari untuk menguasai materi yang sangat banyak untuk perlombaan itu.

Sampai ia mengabaikan kesehatannya. Tiba di hari H perlombaan, Ama menuju tempat perlombaan itu dengan diantar kepala sekolahnya. Bersama 4 temannya, yaitu Ayu dari bidang Matematika, Vina bidang Fisika, dan Alsa dari bidang Biologi. Mereka berjuang agar lolos ke tingkat DKI Jakarta.

Ama melakukan registrasi ulang disana. Ia mendapati namanya yang tertulis "Ama H. Pradnyana"
Sebuah singkatan yang baginya sangat unik. Sebab nama tengahnya yang disingkat. Seharusnya namanya adalah Ama Hulya Pradnyana. Namun tak apa. Ia menuliskan namanya dilembar jawaban dengan nama seperti itu.

Saat memasuki ruang perlombaan, Ama dikejutkan dengan banyak peserta yang ikut perlombaan tersebut. Ia harus melawan ratusan pesaing untuk memperebutkan 25 kursi ke tahap DKI Jakarta. Ama tetap optimis dan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya.

Soal yang disajikan sebanyak 100 soal dengan estimasi waktu pengerjaan selama 2 jam. Ia harus pandai-pandai mengatur waktu agar soal-soal tersebut dapat terisi dengan baik. Soal IPS nya terdiri dari Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Ama mendapati banyak soal yang belum ia pelajari dikelasnya.

Namun berkat kegigihannya selama ini mempelajari materi-materi yang ada, setelah beberapa waktu sejak perlombaan itu, ternyata Ama dinyatakan lulus dan berhak menuju tahap selanjutnya. Ama sangat senang karena ia menjadi salah satu peserta yang mewakili sekolahnya di tingkat DKI Jakarta.

Manshur mengetahui berita tersebut. Lalu ia mengirim pesan singkat untuk menyemangati Ama. Ama berterima kasih padanya. Bagi Ama, meskipun putus hubungan, bukan berarti harus bermusuhan. Mereka tetap berteman, meski tak lagi saling mencintai. Manshur pun sudah memiliki pacar.

Sedangkan Ama, masih betah untuk single. Sampai hatinya benar-benar pulih. Ama mempersiapkan diri untuk menuju sekolah didaerah Tebet, Jakarta Selatan untuk mengikuti pelatihan persiapan OSN ke tahap selanjutnya. Mewakili tingkat Provinsi.

Ama bertemu teman-teman baru selama disana. Ia berkenalan dengan Joanna, Jesicca,Vanesha, Bob, Evan, dan juga Anwar. Mereka menjadi partner sekaligus rival dalam pelatihan itu. Pembimbing mereka ternyata bukan dari guru sekolah tersebut. Melainkan beberapa dosen dari beberapa PTN terkenal di Indonesia. Ama sangat beruntung. Untuk anak SMP seusianya, ia pernah merasakan rasanya belajar bersama dosen dan juga teman-temannya yang berasal dari sekolah elite diberbagai provinsi di DKI Jakarta.

Pelatihan itu berlangsung selama 3 hari. Lalu tes selanjutnya berlangsung. Ama menuju lokasi tersebut bersama Maul, teman satu sekolahnya yang berhasil menjadi juara pertama lomba IPS yang diadakan oleh MGMP. Mereka menggunakan taksi kesana. Seusai tes,  Ama, Maul, Bob, dan Anwar menjadi partner dan saling bertukar informasi .

Ketika pengumuman, ternyata Ama dan Bob tidak dapat menuju tahap berikutnya. Sedangkan Maul dan Anwar mendapatkan kesempatan untuk maju ke tahap berikutnya. Ama dan Bob tetap mendukung mereka. Agar bisa menuju ke tahap nasional.

Membawa emas bagi kontingen DKI Jakarta. Terutama Jakarta Barat tentunya. Sebab sekolah kami tidak begitu elite jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada di kawasan Jakarta Selatan.

Setelah itu, Ama mengirimkan pesan singkat kepada Anwar dan Maul. Menanyakan bagaimana suasana pelatihan mereka yang semakin dekat untuk tahap Nasional. Namun, saat tiba penyisihan peserta menuju Nasional, Maul gagal dalam tes presentasi hanya karena presentasinya kelebihan 1 menit.

Bagi panitia, lebih dari waktu yang dianjurkan merupakan sebuah pengurangan poin. Saat pengumuman, hanya Anwar yang berhasil menuju tahap Nasional.