7. Menyusup & Menyelidiki

149 27 8
                                    

Anjani memiliki beberapa misi kali ini. Sialnya, misi itu tidak hanya berisi buronan yang harus ia tangkap, tapi juga Siluman untuk diselamatkan dan misteri untuk dipecahkan.

Di dalam mobil, Anjani mengetuk-ngetuk dasbor sembari berpikir. Tiga misi untuk diselesaikan. Dua target dan satu kasus.

Kasus pertama. Kemunculan sosok yang dituduh masyarakat sebagai Dayuh dari Ghirah. Serikat Pemburu Hadiah mengeluarkan imbalan separuh dari harga normal upah buronan. Artinya pemerintah pusat tidak menganggap kasus ini sebegitu serius untuk ditangani. Mereka mungkin hanya mengira ini gosip yang membesar dan ada seseorang yang jahil memanfaatkannya untuk meresahkan masyarakat. Anjani tidak begitu mempermasalahkannya, sebenarnya, karena warga-warga di negara ini menurutnya memang perlu diberi sedikit pelajaran.

Tapi jika orang itu membawa nama Dayuh dari Ghirah, ia tidak bisa membiarkannya. Sementara itu,

Target pertama adalah pemuda pribumi biasa yang sering menampakkan hidung di Batavia di tengah malam buta dengan jadwal dan jam yang tidak bisa diperkirakan. Tidak ada identitas resmi soal dirinya tapi para saksi mata mengaku tidak melihat organ Siluman dari tubuhnya, artinya kemungkinan besar ia manusia. Dia selalu beraksi di kala malam hari dan sulit ditangkap, entah karena para automaton kelas Delem yang menjaga perbatasan Batavia sudah buta ataukah memang negara ini sudah sebegitu payahnya. Bayaran untuk kepala pemuda ini lumayan untuk ongkos menginap selama seminggu, jadi dia menerimanya. Tapi di atas semua itu, ia membutuhkan bocah malang itu untuk target keduanya.

Target kedua, adalah target pribadi. Upahnya lumayan, tapi misi ini mengharuskannya menolong seseorang yang sudah dicap sebagai tahanan oleh makhluk-makhluk Niskala. Dirinya juga harus membuktikan bahwa orang itu bebas dari apa yang dituduhkan kepadanya: penghancuran Batavia.

"Di sanalah yang sulit...." Anjani mendongakkan kepala, menatap langit-langit mobil sewaan Septian. Langit-langitnya berbau tinner cat dan warnanya suram. Tapi warna suram bagus untuk pikiran Anjani. Ia lantas memejamkan mata, memikirkan berbagai kemungkinan yang akan dilakukannya malam ini.

Pergi ke Batavia atau Buitenzorg untuk menyelidiki Dayuh?

Anjani lebih memilih ke Batavia. Buitenzorg baru sebatas rumor belaka. Lagipula pemuda yang menjadi targetnya mungkin akan muncul malam ini. Daripada menangkap ikan besar yang tidak jelas arahnya, Anjani merasa lebih baik melakukan pemanasan dengan menangkap ikan kecil yang sudah lebih jelas, apalagi jika ikan itu ada dekat sekali dalam jangkauan tangannya.

Sisanya tinggal jaminan keamanan dan memastikan jam operasi. Jangan lupakan berapa lama pengawasan yang harus dilakukan. Ini bisa memakan waktu dan mereka berisiko menjadi target kedua yang dicurigai jika seseorang melihat mereka atau mereka menunggu terlalu lama.

"Tapi apa yang bisa aku temukan di Batavia?" Anjani bergumam sendiri. "Apa ... yang aku cari? Apa yang bisa aku dapatkan....?"

Pemuda mencurigakan itu kelihatannya tidak melakukan apa pun selain ikut campur. Jadi Anjani tinggal menangkapnya. Pemuda itu mungkin tidak akan jadi alasan kuat untuk mengalihkan perhatian para Niskala kecuali memang terlibat dalam hal yang besar, tapi Niskala hampir mustahil dibohongi.

Satu-satunya cara hanya membuat perjanjian dengan mereka. perjanjian dengan tenggat waktu.

Sebuah kontrak.

Anjani kembali membuka mata, kali ini menatap foto pria misterius dari Divisi Lima pemberian Septian. Ia meminta Septian menyelidiki perbatasan Batavia sekadar untuk mengawasi apakah pemuda misterius itu muncul di siang hari, tapi rupanya mereka mendapatkan sesuatu yang lain. Septian juga mengatakan ada jejak atma biru di sana. Anjani mungkin tidak peduli apa yang terjadi pada Batavia atau penyebab kota itu hancur, tapi jika Nawadewata terlibat, itu lain urusan.

Sandhikala [ARSIP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang