langkah demi langkah, demi cinta

54 4 0
                                    

Ayam berkokok menandakan sang fajar telah terbangun dan beranjak pada singgasananya, suara jangkrik mulai tersamar bersama lantunan angin yang menggerakkan dedaunan basah pada pohon di depan muka jendela rumah kayu ini.

Jiwa yang sedang berbinar mulai tersadar akan sapaan alam, kedua mata terbuka dengan penuh keindahan seperti tatapan para penambang terhadap tumpukan emas, kedipan para petani yang menandakan hasil panen kini sangat melimpah di lumbungnya.

Kuhirup udara sejuk sedalam mungkin lalu kuhembuskan dengan tenang, memulai hari dengan senyuman seperti yang selama ini kulakukan walaupun hati sedang gundah ataupun tidak.

Ketika aku memandang keluar jendela, terlihat dua ekor tupai berlarian pada badan pohon mereka saling mengejar sesekali satu diantaranya terjatuh dan kembali berlarian, melompat dari satu dahan ke dahan lainnya. beruntung sekali tupai itu memiliki teman, bermain bersama lalu tertawa bersama walaupun suaranya terdengar sama saja ketika ia tertawa dan menangis sedih, apapun yang salah satu dari mereka rasakan tetap saja akan selalu ada tempat untuknya berbagi rasa dan segala rasa itu berhasil menghiasi pohon tua yang juga menjadi rumah untuk mereka.

Aku juga bisa seperti mereka, kini aku dan ariel sedang bersama walaupun hanya dalam khayalanku, kebahagiaan yang semalam kurasakan begitu melekat di langit-langit otak ku, ingin rasanya aku bertemu ariel untuk menghadirkan kebahagiaan itu lagi.

Kini aku paham akan manisnya kenangan, aku merasakan kenangan indah ini menghiasi bilik-bilik hati, namun aku tak berharap hujan hadir bersamanya karena aku tak ingin rintikan itu melunturkan bait bait ukiran prasasti hati ini. Dan aku tak ingin berlama-lama berada dalam ruang kenangan tersebut, berada didalamnya membuat ku sesak karena ruangan ini terbentuk tanpa cela dan sempit.

Tanpa cela dan sempit kuciptakan khusus agar waktu tak bisa hidup didalamnya, karena pikirku waktu dapat menghapus semua hiasan kenangan indah yang menggantung ditiap sisi seperti lentera dalam ruang gelap.

Kuputuskan untuk bertemu sosok kenangan itu, tapi sekarang aku tak tahu Ariel sedang berada dimana, yang ku tahu hanya satu hal dia selalu ada dalam rangkulan kasih sayang ku.

Seperti para pendaki mempersiapkan segala hal untuk dapat mencapai puncak, tak perduli Medan apa yang akan dia lewati, begitu pula para nelayan dengan perahu kayu dan jala yang ia bawa melarutkan keberaniannya untuk menjelajahi lautan luas tanpa peduli seberapa kuat ombak yang akan menghampirinya.

Walaupun jalan yang akan ku lalui ini tak setinggi gunung dan tak sejauh jarak mata memandang lautan, kucoba menguatkan tekat dalam tiap langkah kecil ini,

Menikmati tiap sisi pepohonan dan perkebunan yang kulewati, mereka terlihat seperti sedang tersenyum melihat seorang wanita dengan penuh semangat berjalan menuju titik kebahagiaan yang ia cari, langkah demi langkah ku tak lepas dari bayang Ariel, kujadikan ia sebagai jimat untuk mengusir hal hal buruk yang mencoba meragukan langkah ini.

Dan tak sadar gerbang desa telah terlihat dimataku, namun masih ada beberapa puluh meter lagi untuk sampai bisa melewatinya, langkah demi langkah semakin mendekat dengan gerbang kebahagiaan ku suara-suara samar pembicaraan warga desa makin terdengar jelas, seolah mereka sedang membicarakan hal yang sangat penting, namun suara-suara itu tak terdengar bahagia karena saat ini kebahagiaan hanya untuk ku, kebahagiaan beserta rindu sebentar lagi akan kutuang pada wadah suci bernama ariel. Akhirnya aku berahasil melewati gerbang desa, hal yang pertama kulakukan ialah mencoba mengamati keadaan karna semua terlihat berbeda ketika terakhir kali aku kesini entah mengapa hatiku diselimuti keraguan, keraguan yang tiba-tiba hadir karna keasingan yang kurasa. Kulanjutkan langkah yang tak terarah ini sambal begumam: "apa yang harus kulakukan?!!, kemana sebenarnya arah langkah ku ini ?!!." aku seperti berada ditengah-tengah samudera, seperti korban kapal tenggelam yang mencoba meraih benda-benda apapun yang ada disekitarnya. Ketika ia berhasil meraih benda itu maka ketenanganlah yang ia rasakan begitu juga aku, langkah yang tak terarah ini berhenti pada sebuah kedai susu, tak ragu langsung aku masuk kedalamnya. Ternyata.....

***********

terimakasih telah setia membaca kisah ini, namun permohonan maaf juga saya ucapkan karena cerita didalamnya atau di part terakhir ini saya tutup dengan "menggantung".

kenapa saya buat seperti itu ?, semua ada alasannyan kawan. kisah ini sebenarnya sudah lebih dari 7000-an kata dan akan terus berlanjut. saya sedang mempersiapkan cerita dan tokoh didalam series "wanita dan dunianya" ini  untuk dipindah tempatkan ketempat yang lebih strategis lagi hehe.

semoga selama membaca cerita ini kawan-kawan mendapatkan pesan moral yang ada dan memang saya ingin sampaikan dan sematkan didalamnya. 

tapi tenang, penulis sudah menyediakan kisah kisah lainnya dengan genre yang lain pula. dan jika kawan-kawan pembaca memiliki kritik dan saran silahkan tinggalkan dikolom komentar, demi kemajuan isi dari cerita-cerita yang dibuat oleh penulis itu sendiri.

have a nice day, salam literasi!!!

wanita dan dunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang