Atas segala rasa yang telah kamu beri,
bahkan segala perasaanku padamu
yang masih ada hingga saat ini.
aku hanya mampu memendamnya kini.
sebab untuk menyampaikan,
sudah tidak mungkin lagi bisa aku lakukan.
karena kamu sudah bahagia dengannya.
maaf jika aku menuliskan ini,
bukan bermaksud mengganggumu,
hanya sekedar kenyataan yang masih ada.***
Cia terduduk disebuah bangku taman di bawah pohon ditemani Rara, sahabatnya itu. Dia menenggelamkan kepalanya sambil terisak. Dia telah lelah menghadapi Dama, pacarnya itu yang selalu seenaknya. Padahal kurangnya dia sebernarnya apa.
Cia cantik, pintar, berkulit putih bersih, tinggi semapai, hanya saja dia berkacamata tidak menjadikan dia tidak menarik, mungkin saja karena dia selalu menarik diri dari orang-orang menjadikannya seseorang yang anti sosial tidak menutup kemungkinan banyak lski-laki yang mengejarnya untuk menjadikannya sebagai kekasih. Namun dengan bodohnya dia malah memilih Dama untuk diterima sebagai pacarnya.
"Cia udah dong, jangan nangis terus, cowo buaya kayak gitu jangan ditangisin, gak pantes banget" bujuk Rara agar menghentikan tangisannya.
"Hiks hiks, aku harus gimana lagi Ra? aku cape lihat tingkah kak Dama yang makin hari makin jadi terus, kapan dia nerima aku bahwa aku ini pacarnya" kata Cia sambil sesegukan. "Aku harus gimana Ra?" Tanya Cia lagi."Udah lo putusin aja kak Dama, gue udah enek lihat tampang sok dia, lo gak berhak disakitin terus-terusan sama dia. Banyak yang mau jadi pacar lo, asal lo bisa buka hati sama mereka. Lupain masalah perasaan lo sama kakak kelas gak punya perasaan kayak dia" Tandas Rara mengebu-gebu.
"Tapi aku gak bisa Ra, aku gak bisa mutusin kak Dama gitu aja, aku terlanjur cinta sama dia" gumam Cia yang masih oleh Rara.
***
Tiga bulan yang lalu
"Cek cek cek" Suara bariton dari seorang Dama kini berdiri di atas podium yang biasa digunakan ketika hari senin upacara, terdengar dari tengah lapang yang kini sudah mulai dipadati oleh murid SMA Bhakti Agung terutama oleh kaum hawa karena ingin melihat apa yang akan dilakukan idolanya itu dengan mengumpulkan seluruh siswa. Memang tidak semua peduli akan hal itu, terlebih kaum adam yang menganggap Dama hanya ingin mencari sensasi dari kaum hawa saja.
"Ekhm, saya berdiri di sini mengumpulkan kalian semua siswa akan memberitahukan sesuatu kepada kalian" ucap Dama memulai tujuannya itu. Para siswapun mulai hening ingin tahu kelanjutan dari ucapan Dama yang membuat semua siswa mengernyitkan dahinya. "Namun sebelum itu saya ingin memanggil Cia dari kelas sebelas IPA 1 untuk naik ke atas podium ini" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish
Novela JuvenilKamu tahu? Apa yang menjadi musuh terbesar dalam hidup seseorang? Jawabannya adalah egonya sendiri. Mengapa begitu? Karena dengan ego atau sering kali kita ketahui dengan egois, orang lebih mempedulikan perasaannya, keinginannya, atau apapun yang be...