Aku ingat betul waktu itu. Di akhir bulan Februari.
Saat itu pertama kali melihat dia. Hanya manusia biasa yang sama sekali tidak ingin aku lihat berkali-kali. Anggap saja angin lalu yang berhembus di hadapanku.
Maret, bulan dimana kedua kalinya kami berjumpa, tapi hanya sebatas sapa dan berkenalan. Waktu itu aku hanya melihat sekilas wajahnya, keesokan harinya aku bahkan lupa dengan namanya. Yah.. yang aku ingat hanya penampilan anehnya.
Hari-hari berlalu, dan sampai pada saat di mana hampir setiap hari aku berjumpa dengan dia, aku kemudian mengingat kembali namaya. Yahh.. nama itu, nama yang dimiliki oleh pria aneh dan terlihat lugu itu.
Anggap saja 3 minggu setelah pertemuan pertama kami, sepertinya aku mulai menaruh rasa suka. Suka yang aku pikir tidak akan berkembang menjadi perasaan lebih dari mengagumi. Dia pria aneh, sedikit lugu dan lucu. Mungkin itu yang membuat aku mulai menyukainya. Tapi saat itu aku belum pernah merindukannya.
Sebulan kemudian, dia sepertinya bisa menjadi temanku. Teman yang selalu bertingkah aneh dan cuek.
Hari-hari berlalu.. sepertinya sudah sampai pada dua bulan kemudian. Dia menjadi teman yang sangat baik, teman tertawa, bahkan teman yang tahu tentang "Aku" dan tentang dia. Bahkan dia sudah menjadi orang yang cukup penting dalam hari-hariku saat itu.
Hari terus berlalu, terlalu sering kami bertemu, terlalu sering kami tertawa bersama, bahkan terlalu sering kami bertukar cerita tentang masa lalu, masa lalu yang bahkan bisa kami tertawakan bersama.
Aku tidak tahu mulai kapan aku mengembangkan rasa suka itu menjadi rasa "Cinta". Rasa yang membuatku sangat tahu dengan wanginya, rasa yang membuatku ingin terus didekatnya, rasa yang bahkan membuatku mulai merindukannya, rasa yang membuatku mulai bertanya dalam hati "sedang apa dia sekarang?".
Tapi aku sadar, rasa itu tidak seharusnya ada. Rasa yang seharusnya tidak berkembang menjadi cinta. Rasa yang terus membuat aku menyalahkan diriku sendiri. Rasa yang membuatku kadang ingin menjauhinya.
Perlahan aku mengubur rasa itu, karena aku memang tidak ingin memilikinya. Aku sadar, perasaan cintaku tidak melebihi rasa sayangku pada pertemanan kami. Pertemanan kami jauh lebih berharga dari apapun.
Untuknya..
Terima kasih sudah pernah hadir. Terima kasih sudah menjadi salah satu kepingan puzzle kehidupanku..
-Gelas Kaca, June 19, 2018-

KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas
PoetryHello. Ini merupakan work gabungan dari 4 penulis dengan latar belakang dan kesibukan yang berbeda. Tidak ada alur khusus, penokohan, tempo, atau apapun itu. Semua murni hasil pemikiran si penulis tentang "sesuatu" yang penulis lain juga tidak tahu...