Ada satu masa dalam hidupku ketika aku berharap waktu bisa dihentikan..
Ketika aku berharap tidak ada ketakutan, tidak ada keraguan, tidak ada ketidaknyamanan..
Satu masa ketika aku mampu merasakan bagaimana jantungku berdebar hanya karena berada di dekatmu..
Satu masa ketika melihatmu dari kejauhan sungguh mampu membuatku tenang..
Satu masa ketika berbicara denganmu mampu membuatku nyaman..
Satu masa ketika bercanda bersamamu mampu membuatku melupakan segala kepahitan
yang siap mengingatkan bahwa semua ini tidak akan berlangsung lama..Ada juga satu masa kala kita berusaha untuk tidak saling peduli namun justru menyiksa batin..
Satu masa kala menggenggam tanganmu justru tidak menghadirkan rasa aman..
Satu masa kala bersikap pun harus berhati-hati..
Kala kenyataan menghantam imajinasi, kala kedudukan menggeser semua harapan..
Satu masa itu..
Kala air mata sudah dipelupuk namun tak mampu mengalir, tertahan dalam diri bersama pikiran-pikiran yang menghanguskan seluruh kepercayaan..Ada pula satu masa..
Sungguh ku ingin mempertanyakan keadaan kepada Dia..
Aku meminta untuk sesuatu yang sudah ku tahu jawabannya..
Aku ingin mengklaim sesuatu yang hanya menjadi milikku di dunia sana, tidak di sini..
Berharap restu di atas kepahitan orang lain yang jelas-jelas menyiksa mereka..Tapi akan ada satu masa..
Aku akan menitipkan sesuatu yang berharga bagiku untuk kau simpan..
Tolong jaga dengan baik..
Aku menitipkannya dengan harapan itu akan kembali padaku..
Namun jika tidak kembali, maka cukup tahulah aku bahwa yang kembali kepadaku adalah sesuatu yang lebih berharga dari itu
Kenangan*******
Pelita, 26 Agustus 2018
I love you.. So much.. So deep..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas
PoesíaHello. Ini merupakan work gabungan dari 4 penulis dengan latar belakang dan kesibukan yang berbeda. Tidak ada alur khusus, penokohan, tempo, atau apapun itu. Semua murni hasil pemikiran si penulis tentang "sesuatu" yang penulis lain juga tidak tahu...