Jacey: It's a new day

72 3 0
                                    

bisakah kau percaya saat aku terbangun dipagi hari di kasur empuk kesayanganku, aku dapat melihat seseorang yang ku cintai tertidur lelap diseberangku? di sofa untuk detailnya jika kau bertanya.

aku beranjak dari kasurku dan berjongkok untuk dapat menyamai kepalanya yang tertidur di sofa. aku mengelus dan mencoba menghafalkan setiap lekuk wajahnya. Tuhan, ceritakan padaku bagaimana kau dapat menciptakan pria sesempurna dia? mengapa dulu kau butakan aku dengan cinta Rafa yang semu? mengapa kau baru membukakan mataku bahwa disini ada seseorang yang akan selalu ada dan mencintaiku dengan sepenuh hatinya?

"Jacey.. Jacey.. don't leave me.." erangnya tampak khawatir.

aku terdiam sesaat. dan mencoba membangunkannya.

"what the fuck did you do with her bitch?!" bentaknya.

aku tercengang. Bisma dulu tak pernah menggunakan kata fuck dan teman-temannya karna dulu katanya itu termasuk kata yang err—kasar.

"BISMA!" panggilku dan terus mengguncangkan badannya. tapi sepertinya tak ada yang berubah. kini ia mulai berkeringat dan menggeliat dalam tidurnya menandakan ia tak nyaman.

"give her back.. give her back.." igaunya. kini lebih seperti.. kehilangan? memohon? bisma karisma tak pernah memohon. yang benar saja!

"bis.." panggilku dengan pelan lalu memeluknya dari samping.

"hah?" ia terbangun dari tidurnya dan langsung memelukku. pipiku merona karenanya. entah kenapa pelukannya yang nyaman membuatku seperti tersengat listrik.

"kau makin manis jika wajahmu seperti kepiting rebus" katanya lalu tertawa. shit. emang keliatan banget ya?!

"shut the fuck up" kataku lalu melipat tangan dan menatapnya sebal.

"language, girl!"

"kau tadi juga mengigau menggunakan kata itu, Mr. karisma!" kata ku memberi penekanan pada setiap kata dan berdiri.

"cepatlah turun kebawah untuk sarapan lalu mandi" ucapku sebelum meninggalkan kamar dengan bisma yang bengong. yes, i win!

"morning mom, dad" sapaku lalu mengucek mataku yang memang masih sedikit ngantuk.

"morning honey" balas mom ku dari dapur. aku melihat ke arah dad yang masih sibuk dengan korannya.

"daadd" panggilku.

"yes, morning darling." ucapnya tanpa beralih dari korannya.

"morning semua" ucap bisma dengan riang. aku sedikit curiga. sepertinya ada yang direncanakannya.

"morning sweety" sapanya—lagi—lalu mengambil tempat duduk disebelahku. aku melanjutkan rencana makan sandwich ku yang tertunda.

belum sempat aku mengambil saos, ia mengecup pipiku pelan yang langsung membuatku refleks menolehkan wajahku dan dengan cepat dia mengecup bibirku 5 detik. percayalah padaku, saat dia mencium pipiku saja sudah membuatku merona. bisakah kau bayangkan bagaimana pipiku saat ia mencium bibirku?

"2-1, mrs. karisma." bisiknya padaku yang walaupun kuakui bisikannya paling tidak dapat didengar kedua orang tuaku.

dad berpaling dari korannya dan menatap aku-bisma bergantian meminta penjelasan.

"oh iya. sorry dad." ucapnya lalu merogoh sesuatu dari kantung celananya. kotak berwarna merah.

"will you marry me?" tanyanya padaku yang membuatku lagi-lagi merona. hey, aku belum mempersiapkan apapun termasuk mental. yah, mental.

semua tampak terdiam menunggu jawabanku. bahkan mom menghentikan kegiatan masaknya—atau tepatnya sudah selesai dan bergabung bersama kami.

"ng—yes." ucapku. oh God mulutku ini berbicara seenaknya tanpa perintahku.

The 2nd ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang