Jacey: Hey

107 5 0
                                    

"aku akan pergi tanpa perlu membangunkanmu." katanya datar.

"meninggalkanku di sini?" aku masih terengah karena harus menyamai langkahnya. tiba-tiba saja ia berhenti dan jadilah aku menabrak punggungnya.

"adaw. kalo mau berhenti bilang dong." protesku.

ia berbalik dan langsung memegang wajahku ke arah wajahnya.

aku merindukan tatapan itu, bisma. tidak kah kau sadari itu?

***

"jes, jangan melamun" katanya lalu melambaikan tangannya di depanku.

"oh iya. jadi apa kita sudah sampai?" tanyaku.

"menurutmu?" ia bertanya balik.

aku melihat sekitarku. baiklah, aku akan mengambil kesimpulan disini.

"terjebak macet?" tanyaku memastikan. Ia hanya mengangguk pelan dan berfokus pada jalanan.

"yeah. new york sangatlah padat di jam-jam segini." terangnya.

kalau begini tak ada bedanya dong di jakarta dan new york bila ada kemacetan? huh.

"bagaimana kalau kita makan siang dulu?" tawarnya.

"aku tak lapar" jawabku polos.

"temani aku saja daripada disini menunggu disini tanpa kegiatan?" ia menoleh ke arahku sebentar.

"whatever." baru saja aku mengatakannya, ia langsung mengambil jalur kiri dan membelokkan mobilnya melewati jalan yang mulai tidak terlalu padat seperti tadi.

"kita mau kemana?" tanyaku meminta penjelasan.

"nandos"

"hah?"

"nandos. n-a-n-d-o-s." ia mengulangi dengan mengeja seperti saat kemarin ia mengataiku stalker.

"oh yeah, whatever." kataku malas.

***

"sampai." katanya senang dan melepaskan seatbelt nya dengan tenang.

aku hanya bisa bengong.

kalau tidak salah ada satu member one direction yang suka mampir ke sini. dulu aku bagian dari directioners jadi sudah pasti tau apapun tentang one direction.

"mau sampai kapan disana? ayo turun." panggil bisma dari luar mobilnya. aku menurut saja dan mengikutinya.

aku masih terdiam.

"mau pesan apa?" ia menunjukkan menu padaku.

"aku tak usah. kau saja. aku sedang tak napsu makan." kataku sambil memandang seluruh nandos hingga detail. tak ada tanda-tanda hadirnya artis disini.

"hey" panggil Bisma setelah ia selesai memesan makanan.

"apa?" tanyaku dengan menatapnya datar.

"tak apa." ia bersandar di kursinya dan bermain dengan iPhone nya.

"permisi. bisa kah aku duduk bersama kalian? tempat disini sudah penuh dan aku kelaparan." seorang pria dengan topi 'NY' dan kacamata hitam datang menghampiri kami.

"uhm, baiklah. silahkan." kataku pada si stranger. aku berpindah tempat duduk di sebelah Bisma dan stranger itu di hadapan kami. Bisma menatapku bingung. ku berikan tatapan padanya, biarkan-saja-tak-apa.

Pria itu mengangkat tangannya dan memesan beberapa porsi makanan. setelah memesan, aku tau ia memperhatikan kami yang sedang bingung.

"jangan khawatir. aku akan membayar sendiri. aku pelanggan tetap disini." ia tersenyum.

The 2nd ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang