Here we start to close

4.8K 161 1
                                    

Mobil jimin menyusuri gelapnya kota seoul yg hanya diterangi oleh lampu jalan. Jimin menatap dirimu yg hanya menatap lurus ke arah jalanan.
"Lalu sekarang apa lagi yg menjadi beban mu?" Tanya jimin membukann obrolan.
"Hm? Tak ada" jawabmu
"Jangan mencoba membohongiku, kau tidak baik dalam hal itu" tukas nya.
Tak lama dari itu, mobil Jimin berhenti didepan rumahmu, kau seperti merasa lega karena tidak perlu lagi menjawab segala pertanyaan yg mungkin saja akan di lontar kan lagi oleh Jimin kepadamu.
"Aku akan masuk ke rumah, kau pulang hati2" ucapmu menasehati lelaki yg sedang duduk di belakang stir mobilnya itu.
"Baiklah, y/n! Makasih~" ujar jimin dengan senyum yg membuat Eye smilenya tersebut terukir indah di matanya.
"Untuk apa?" Tanyamu
"Kau sudah hadir, aku merasa beruntung" ujar Jimin sembari tersenyum.
Kau pun ikut tersenyum mendengar alasan yg di berikan olehnya.
Tak lama setelah itu kau masuk kedalam rumah, dan jimin dengan cepat menancap gas membawa mobilnya menghilang dipertigaan jalan.
Kau masuk ke kamarmu, sedikit merebahkan diri karena rasa lelah yg sedikit terasa karena kegiatan mu hari ini, tak lama dari itu handphone mu berbunyi dan terdapat nama yg tidak asing bagimu 'Kim Jiwon' kau pun bertanya dalam hati, apalagi yg diinginkan lelaki ini. Kau menarik nafas dan membuangnya perlahan sebelum menerima telfon itu
"Yeoboseo?"
"Y/n ini aku" jawab sang pemilik suara dari seberang sana
"Ya? Ada apa?" Jawabmu datar
"Maafkan aku~" balasnya tanpa basa-basi
"Aku sungguh tak habis fikir dengan mu, segampang itu mengakhiri suatu hubungan dan setelah itu meminta maaf, kau anggap aku ini apa?" Tuturmu kesal.
"Y/N maaf kan aku, sungguh aku mencin-" belum selesai dengan ucapannya kau buru2 menutup telfon itu, merasa sudah lelah dengan drama yg jiwon berikan. Kau kembali melihat langit2 mencoba untuk tidak menangisi kembali tentang hal yg sama. Sialnya hand phone mu kembali berbunyi
"Kim jiwon cukup dengan omonganmu, aku punya hati dan kau pikir bagaimana rasanya ditinggal disaat kau benar2 mencintai orang tersebut?!" Ucapmu. Sang penelfon terdiam, dia bahkan belum memulai pembicaraanya sejak kau terima telfonnya.
"Hallo?" Sautmu lagi, dan kau mencoba melihat layar ponselmu dan mencoba memastikan siapa yg menelfon 'CEO Park Jimin', kau kaget sejadinya, ingin rasanya membenturkan kepala ke dinding.
"Tu tuan maaf, saya pikir-"
"Besok datang jam 8 jangan sampai terlambat" potong jimin lalu menutup telfonnya, kau mengutuk dirimu sendiri akibat kebodohan yg kau lakukan, sekali lagi, membuat kesan yg tidak baik didepan atasan.
•••
Di lain tempat Jimin pun bergulat dengan pikirannya, ada rasa sakit yg Ia rasakan saat kau berkata kalau kau mencintai jiwon. Ya sekalipun jimin sadar bahwa itu bukan sengaja kau lakukan, tapi rasanya Ia tidak bisa menerima hal itu, menerima bahwa kau masih mencintai Jiwon. Jimin merasa belum melakukan apapun yg membuat mu melihat ke arahnya, melihat bahwa dia mencintaimu sejak lama.

-Mengapa ada rasa kecewa saat kau berkata kau membencinya
Karena kau mencintainya
telalu dalam?

-Mengapa ada rasa kecewa saat kau berkata kau membencinya             Karena kau mencintainya              telalu dalam?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Whoop, finally up juga ㅋㅋㅋㅋLumayan mikir nih padahal baru chapter segini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Whoop, finally up juga ㅋㅋㅋㅋ
Lumayan mikir nih padahal baru chapter segini.
Semoga temen2 suka yah sama chapter kali ini.
Thankyou 💕

Person u can count on (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang