"Pergilah Taehyung kau mulai menggangguku!" Ucap seorang pemuda di depan perangkat komputer dengan sebuah alat musik elektrik di hadapannya.
"Tapi aku butuh penjelasanmu soal pergi ke Daejeon."
Pemuda itu akhirnya menyerah. Memutar kursinya dan menghadap kepada seseorang yang terus memanggilnya sejak masuk ke studio miliknya 5 menit yang lalu.
"Aku akan pergi dengan lee Sangook . Staff pemasaran bagian 3, dan kau mengenalnya. Kau tidak sok-sokan merasa cemburu buta kan?"
"Tidak! Aku tidak pernah cemburu dengan siapapun di sini. Hanya saja, kita sudah berjanji akan pergi saat liburan" Jawabnya tidak terima, dan melirihkan nadanya di akhir kalimat.
"Kau tidak memperhatikan hasil evaluasi kemarin? Itu untuk keperluan pekerjaan, Taehyung-ah. Mengertilah"
"Aku tahu hyung, tapi setidaknya kau bisa membicarakan ini padaku. Agar aku tidak membayangkan liburan denganmu setiap malam." Dia mulai menunduk. Mungkin sedikit kecewa.
"Bahkan aku mengetahuinya dari orang lain." Lanjutnya dengan bergumam.
Yoongi menghela nafas dalam. Dia yang salah karena tidak memberi tahu kekasihnya bahwa dia akan pergi ke luar kota di hari liburnya.
Taehyung bukan orang yang mudah marah dan membentak. Dia tidak bisa berlama-lama mendebat, dia pasti akan berakhir diam dan menangis.
Tidak-tidak. Dia tidak lemah. Dia hanya terlalu baik hati dan akan memendam semua emosinya hingga membuatnya menangis. Yoongi paham itu.
"Aku belum tahu keputusannya, makanya aku tidak bilang padamu, Sayang." Jawabnya dengan nada selembut yang dia bisa.
"Lalu apa? Hyung akan memberi tahuku saat sudah pergi?"
Tidak ada nada membentak dalam kalimatnya, hanya suara lirih yang lebih seperti gumaman. Taehyung mengerti keadaan. Tak sekali mereka harus membatalkan rencana demi pekerjaan.
Tapi terkadang dia juga memiliki sisi egois dalam dirinya. Menuntut keinginannya terlaksana. Terlebih ini sudah mereka bicarakan sebelumnya dengan sangat baik. Taehyung sedih.
"Tidak, astaga. Aku berencana memberitahumu saat malam nanti. Tapi kau sudah datang ke sini."
"Lagipula Sejin hyung juga baru memberi tahuku tadi pagi." Lanjut Yoongi sedikit gemas
"........."
"Oke. Ini salahku. Harusnya aku langsung memberi tahumu. Maafkan aku. Hmm?" Lanjutnya dengan memajukan sedikit kursinya.
Dia tau kekasihnya sedang kecewa. Mereka merencanakan berlibur 4 hari yang lalu. Bukan apa-apa, hanya saja Taehyung terlanjur begitu senang membayangkan liburan berdua seperti akhir musim panas tahun lalu.
Mereka orang yang sibuk dan harus menjaga batas, karena itu mereka jarang sekali memiliki momen berlibur berdua. Biasanya mereka akan pulang ke rumah masing-masing dan saling berkunjung sesekali saja jika libur.
"Aku janji akan langsung menemuimu setelah aku selesai." Tawarnya.
".........."
"Sayang?"
"Tidak hyung. Maafkan aku jika aku menjadi egois." balasnya sangat lirih. Tak lagi menatap manik lawannya.
Yoongi menatap seseorang yang tengah menunduk dan memainkan ujung bajunya. Tanda-tanda kekasihnya akan mulai mendiamkannya hingga beberapa hari. Tipikal merajuk Taehyung. Yoongi hafal luar kepala.
Sudah di bilang terkadang Yoongi seperti mengasuh seorang bayi dalam hubungan ini. Jadi dia harus tahu diri dan banyak mengalah sebagai yang lebih tua.
Titt...Cklek...
Baru mulut Yoongi bergerak akan mengajak kekasihnya bernegosiasi, pintu studio miliknya dibuka. Memunculkan seorang pemuda tinggi dengan gigi kelinci yang dipercayai Yoongi untuk mengetahui nomor kunci genius lab selain manajernya dan Taehyung tentu saja.
"Hyu....oh?! Taetae hyung?"
Keduanya menoleh ke arah pintu, menatap pemuda yang melebarkan mata bulatnya dengan pandangan penuh tanya. Mungkin tak menyangka ada orang lain di sini.
Setelahnya dia menutup pintu dan melenggang masuk. Mendudukan dirinya di sofa samping pemuda yang menatapnya tanpa ekspresi dengan tangan masih memegang ujung baju miliknya yang terlihat mengelinting.
"Hyung kenapa kau di sini? Apa aku sedang mengganggu obrolan penting?" Tanyanya dengan wajah kelewat polos yang sangat manis. Kontras sekali dengan tubuh gempalnya.
"Bisakah kau menekan bell terlebih dahulu? Jangan biasakan masuk sembarangan!" Jawabnya dengan tatapan yang sedikit tajam. Namun akhirnya dia menghela nafas sambil menutup matanya sebentar dan mengusak kepala pemuda kelinci di sampingnya.
"Itu tidak sopan. Aku pergi." Lanjutnya dengan nada lembut dan melenggang keluar meninggalkan kekasihnya yang kini mengurut hidungnya pening dan pemuda kelinci yang menatapnya bingung.
"Hyung.. Kenapa Taetae hyung ke sini?"
"Tidak apa. Hanya ngobrol. Kau kenapa ke sini?"
"Ah, itu......"
_______________♡_______________
Daegu partner 💜
Taehyung-ah
Bisa kita bicara?
Aku ingin bicara denganmu sebentar ☹
Sayang?
Balaslah pesanku kalau kau melihatnya
Kumohon~
-Read.
.
.
.Pesan itu sudah dia kirim sejam yang lalu setelah makan malam. Tapi tidak juga mendapat balasan. Hanya dibaca oleh si penerima.
Yoongi ingin langsung menemuinya di kamar, tapi tadi dia melihat Jimin masuk ke sana. Beberapa kali menelponnya juga tak dihiraukannya.
"Bangsat!!! Tak bisakah dia membalas sekali saja?!"
"Dasar teman Yeontan!"
"Bedebah sialan."
Yoongi jadi kesal dan mengumpat sendiri sepanjang malam. Dia tidak suka merasa bersalah seperti ini. Membuat gundah.
Akhirnya dia memilih menggelung dirinya dalam selimut. Memejamkan paksa matanya dengan bersungut-sungut karena sebal.
Dia benci diabaikan!
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret [Taegi]
De Todo[Complete] ketika kisah yang manis hanya disimpan untuk mereka berdua. -Taegi- Taehyung/Yoongi BXB