NR - 2

122 19 0
                                    

Untuk pertama kalinya, Mayang mencoba mendatangi putri Wulan yang Insya Allah harus menjadi menantunya. Meski bersahabat, Mayang belum melihat Billa besar. Karena terakhir kali ia melihat putri Wulan saat Billa berusia lima tahun.

Mayang membuka sebuah butik terkenal dimana menurut Wulan, butik itu punya Nabilla.

Sementara di ruangan Nabilla, Wulan baru mengabari jika akan ada sahabat sang Mama yang berkunjung padanya. Untung saja saat ini Nabilla tidak terlalu sibuk jadi bisa menerima tamu.

Suara ketukan menyita perhatian Nabilla dari kertas di hadapannya. Ia bangkit lalu membuka pintu.

"Nabilla ya?" tanya Mayang yang langsung di angguki Nabilla.

"Tante Mayang?" sapa Nabilla lalu menyalaminya. Kemudian mempersilahkan Mayang masuk.

"Maaf Tante, ruangannya agak berantakan belum sempet di beresin."

Mayang mengangguk, "Santai aja, Billa. Maaf ya tante ngerepotin."

Nabilla menggeleng, "Nggak kok tante. Billa lagi nggak sibuk juga."

Selanjutnya mereka mengobrol panjang lebar. Bahkan tak malu Mayang bertanya seputar kehidupan pribadi Nabilla. Meski merasa aneh Nabilla tak menaruh curiga. Karena menurutnya, tak masalah berbagi kehidupannya pada sahabat sang Mama.

Waktu berlalu hingga tak terasa Mayang sudah lama berada disana. Ia pun pamit pulang meninggalkan Nabilla yang pegal-pegal karena duduk terlalu lama.

Ia menatap jam di meja sudah menunjukan pukul empat sore. Ia bergegas merapikan pekerjaannya karena harus bertemu dengan teman-temannya.

🌷🌷🌷

Tasya mencomot kentang goreng pesanannya seraya menatap Nabilla. "Jadi lo udah bilang mau nikah? Terus ortu lo ngizinin?"

"Sedenger gue sih Mama udah ada calonnya, cuman belum di omongin lagi ke gue."

"Lo serius ya Bil mau nikah?" tanya Tari.

Nabilla menganguk yakin. "Tentu. Kalian semua enak udah punya pasangan."

"Nggak takut hidup lo ke kekang gitu? Kayak si Farah." ucap Tari. Temannya yang satu itu memang belum menikah, tapi sudah punya pasangan yang katanya bakal ngelanjutin hubungannya ke jenjang pernikahan.

Jadi Nabilla itu punya tiga teman dekat. Namanya Tasya, Tari, dan Farah satu lagi. Temannya yang baru saja menikah itu memang jarang kumpul bersama.

Suaminya memang membatasi gerak Farah. Ia dengar sih, suaminya Farah itu lebih suka melihat Farah diam di rumah.

Beruntung Farah ini orangnya kalem dan penurut. Suaminya mau bilang apapun pasti di turutin sama Farah. Ya walau alasannya memang masuk akal, tapi kalau Nabilla jadi Farah, ia takkan betah.

Tapi ia juga penasaran sih. Mamanya itu mencari pasangan yang seperti apa ya? Nabilla harap sih nggak bakal bikin dia mendekap di rumah dan nungguin suami pulang.

"Gue aja takut waktu Rio ngajak nikah. Ya walaupun dia bilang gaakan ngekang pergaulan gue."

"Orang kan beda-beda. Lo jangan parno gitu dong. Suami gue aja bebasin gue kok," seru Tasya setelah menyimak perbincangan sahabatnya.

"Gue saranin mending lo nikah deh sama si Rio. Daripada gini-gini aja nggak ada kepastian. Lagian nikah tuh yang tadinya haram jadi halal."

Nabilla mengangguk setuju, "Jangan sampe gue denger kabar kurang mengenakan gara-gara Rio nggak tahan."

Tari mendengus namun tak urung berpikir juga.

🌷🌷🌷

"Pulangnya kok malem sih Bill?" Wulan yang sejak magrib menunggu kepulangan Nabilla menghela napas saat gadis itu baru muncul jam delapan malam.

Nabilla & RadityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang