#3

1.2K 74 3
                                    

Untuk pertanyaan kemarin, jawabannya SALAH SEMUAAAA!!! (PLAKSS... )

Happy reading❤❤❤
.
.
.
.
.
Terlihat wanita paruh baya bersurai merah sedang menonton TV bersama anaknya mengabaikan sang suami yang sedang berceloteh-ria, "- Dan kau malah enak-enakan bersama seorang remaja berambut nyentrik itu? "

Oke cukup sudah!

" Suigetsu- kunnn.... Tadi itu dia hanya menanyakan alamat, kenapa kau jadi protective sekali sih? Biasanya tidak begitu, yakan Mitsuki sayang? " Mitsuki hanya mengangguk, Karin tersenyum menang melihat Suigetsu yang menghela napas pasrah, " Oke sayang, aku tau kalau kau sangat mencintaiku, tidak mungkin kalau kau lebih memilih anak bau kencur sepertinya. " ucap Sui percaya diri membuat Karin memutar bola matanya malas.

" Percaya diri sekali. "

" Tentu. "

Tiba-tiba Mitsuki berdiri membuat kedua orangtuanya diam, " Aku akan ke rumah Shikadai. "

" Bukannya mereka semua sedang di New York?  " tanya Karin yang mendapat gelengan dari anaknya, " Shikadai tidak ikut, katanya dia malas jika harus melihat kedua orang tuanya beradu mulut dan jijik ketika mereka sedang bermesraan. " jelas Mitsuki.

" Mereka pasutri yang aneh. " sahut Sui.

" Ya, seperti kalian. "

Ctakk...

" Aww... Ibu, kenapa kau menjitakku? " protes Mitsuki yang baru saja mendapat hadiah tak terduga dari Ibunya, " Sudah cepat pergi!  " perintah Karin dengan ketus.

" Ibu mengusirku? "

" Ya aku mengusirmu! "

" Baiklah... "

Mitsuki langsung melenggang pergi membiarkan Ibunya yang sedang memanggil namanya berulang kali, " Dasar!  Anak dan Ayah sama saja!  " geram Karin, " Hey-hey! Dia keras kepala sepertimu juga wahai istri merahku. " ucap Suigetsu berniat meluruskan kata-kata Karin barusan.

" Urusai!  "
.
.
.
.
.

" Himawari, apa Boruto tak mencarimu nanti? Ini sudah sore. "

Yah, memang sejak pulang sekolah tadi Himawari berada di rumah Sarada untuk melepas rindu, dan Sarada meresponnya dengan baik karena dia juga merindukan putri Uzumaki itu, " Tidak Sara- nee. Aku sudah menelfon aniki tadi. " jawab Himawari dengan suara lembutnya sama seperti Hinata.

" Aaa... " balas Sarada acuh.

" Kudengar Iwabe- san mengajakmu jalan kemarin... A-apa itu benar? " tanya Himawari selembut mungkin, " Yeah, tapi dia tidak datang. " Sarada tersenyum, tapi Himawari tau jika itu hanya senyum palsu.

' Seharusnya dia tidak memaksakan senyumnya, aku tau dia terluka. Sara-nee menyukai Iwabe-san sejak dulu tapi lelaki itu tidak peka sama sekali. Aku senang mendengar perasaan Sara-nee mulai sedikit terbalas, tapi setelah mengetahui jika Iwabe-san tidak datang aku jadi ikut sedih. ' inner Himawari.

" Baiklah,  bagaimana jika kita berenang? " tawar Sarada, Himawari menganggukkan kepalanya setuju.
.
.
.
.
.
Hari ini Boruto, Mitsuki, Shikadai dan Inojin sedang berkumpul di sebuah cafe yang berada tak jauh dari mansion Uzumaki.

" Hey Boruto, sebenarnya ada apa kau memanggil kita secara mendadak? " tanya Mitsuki.

" Hanya ingin. " balas Boruto acuh.

Pletak!!!

Shikadai menjitak kepala blonde milik Boruto, membuat sang empunya mengaduh sakit, " Dasar bodoh! " ucap Shikadai sarkastik.

" Jadi kalian tidak mau pesan sesuatu? " kali ini putra Yamanaka yang berbicara.

Mungkin agak aneh karena Inojin memakai marga Ibunya. Tapi hanya Sai dan Ino yang bisa menjelaskannya, bahkan sampai sekarang Inojin tidak tau alasannya.

" Yasudah, ayok pesan. " Boruto melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan..

15 menit kemudian pesanan mereka sampai, Inojin hanya tersenyum melihat tingkah senior-nya yang terkesan kekanakan. Yeah, Boruto seperti orang kesurupan, bahkan Shikadai malu mengakui Boruto sebagai temannya, " Hei Boruto, pelan-pelan kalau makan. " celetuk Mitsuki.

Boruto hanya memperlihatkan cengirannya yang membuat tampang-nya semakin bodoh, menurut Shikadai.

" Oiya, aku ingin membahas sesuatu. " Inojin menampilkan raut seriusnya membuat yang lain penasaran.

" Apa? " tanya Boruto.

" Akhir-akhir ini Iwabe terlihat mencoba mendekati Salad- chan."

" Mungkin mereka ada hubungan khusus. " ucapan Mitsuki membuat Boruto mendelik kesal.

" Aku tidak setuju, Iwabe itu playboy dan yahh... Kupikir dia bukan pria yang baik. "

" Tapi apa kalian tidak merasa aneh? " kali ini Shikadai yang berbicara, " Aku curiga kalau Iwabe akan menjadikan Sarada sebagai sasaran, kupikir Iwabe tak tertarik pada Sarada. "

" Kupikir juga begitu, tapi aneh, mengapa akhir-akhir ini dia semakin dekat dengan Sara- chan. "

" Aku takut jika ada apa-apa dengan Salad- chan... "

" Selama ada aku, tak akan ada lelaki selain kita yang bisa menyentuh Sarada. Tak akan pernah kubiarkan. Sarada itu milikku, milik kita! " ucap Boruto dengan api semangat yang berkobar.

Semua mengangguk setuju, Sarada memang hanya milik mereka. Mereka akan melakukan apapun untuk Sarada. Mitsuki, Shikadai dan Inojin sudah menganggap Sarada seperti adik mereka sendiri,  tapi Boruto, dia menganggap Sarada sebagai WANITA bukan adik seperti yang lainnya.

HEART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang