" Tapi kudengar, Sarada sudah menjadi kekasih Iwabe. "
" Benarkah? " tanya Ino penasaran.
" Iya, Ibu. "
" Kasihan sekali Boruto. " Hinata menundukkan kepalanya sedih. Mau bagaimana-pun masalah Boruto adalah masalahnya juga, kesedihan Boruto adalah kesedihannya juga, dia adalah seorang Ibu jadi sangat tau perasaan anaknya.
.
.
.
.
.
Hari ini Sarada berangkat bersama Iwabe, rasa bahagia menyelimuti Sarada saat ini dan dia berharap mood yang dia jaga sejak pagi tadi akan terus baik, tapi kelihatannya akan terjadi sesuatu yang-BRAKKK...
-buruk, dan merusak mood-nya.
" Hey, jalang kecil! " Sarada mendongak, manik jelaganya mendapati seorang siswi bersurai biru tua dengan seragam yang terlihat kekurangan bahan.
' Mungkin aku akan meminta Papa untuk membelikannya seragam baru. ' -batin Sarada.
" Hey! Kau dengar tidak?! Ohh... Aku baru tau, ternyata salah satu anggota keluarga Uchiha ada yang tuli dan bisu ya? " ucap gadis itu mengejek.
Mungkin dia tidak bisa dipanggil gadis saat ini karena penampilannya lebih mirip dengan jalang yang tentu saja sudah kehilangan keperawanannya karena bercinta dengan om-om hidung belang yang berdompet tebal.
'' Tadi kau mengataiku jalang, benar? " Sarada mulai bertanya dengan nada datar.
" Ya. "
" Seharusnya kau bercermin, apa kau tidak punya cermin di rumah? Baiklah aku akan membelikanmu banyak sekali cermin. " ejek Sarada sambil tersenyum sinis, dilihatnya siswi itu menggeram marah siap membalas perkataan Sarada.
" Apa maksudmu, jalang kecil?!! "
" Kau mengataiku jalang, padahal kau sendiri jalangnya. " beberapa murid di kantin mulai mengerumuni mereka, tapi tak ada satupun yang berniat untuk melerai kedua singa betina itu, " Lihatlah pakaianmu, apa kau tidak punya cukup uang untuk membeli seragam baru? Kupikir, itu adalah ukuran anak SD, sementara kau sudah SMA. "
" Dasar! Kau berani mengataiku!"
" Kalau kau berani, mengapa aku tidak? "
Sarada menyunggingkan smirk andalannya, membuatnya semakin terlihat sangar dimata murid lainnya. Beberapa siswa berdecak kagum, apalagi Metal Lee yang memang menyukai Sarada sejak pertama kali masuk sekolah.
" Cih! Aku terima hinaanmu, tapi, aku tidak akan terima jika kau mendekati Iwabe-kun! "
" Kenapa? Apa hak-mu? "
" Aku itu kekasihnya, kami masih berpacaran, dan dengan seenak jidat kau merebutnya dariku! "
DEGG...
Kekasih?
Tapi Iwabe bilang...
Apa ini hanya akal-akalan gadis itu?
" Dengar ya, aku tidak pernah merebut Iwabe-kun darimu, dan jika kalian memang sepasang kekasih maka itu bukan salahku. Aku sudah mencintainya sejak duduk di bangku SMP, dan sebelumnya dia tidak pernah bilang jika dia mempunyai kekasih! "
Skakmat!
.
.
.
.
.
Berita tentang pertengkaran Sarada dan gadis yang diketahui bernama Kagana itu mulai tersebar luas. Nama Uchiha Sarada sudah mulai ternodai karena banyak yang berpikir jika Sarada benar-benar merebut kekasih orang lain." Cih! Mereka pikir aku ini perempuan macam apa?! "
Choucou mulai kuwalahan menghadapi amukan Sarada, saat ini mereka berada di kediaman Chouji Akimichi.
Gadis berkulit eksotis itu menatap sahabatnya jengah, " Sudah berapa kali kau mengumpat, nona Uchiha? "
Sarada berbalik lalu menatap Choucou tajam membuat yang ditatap merinding. Seharusnya dia tidak bicara seperti itu, Sarada sedang dalam mood yang tidak baik.
Saat ini diam adalah pilihan yang terbaik.
Sarada menghela nafas lalu duduk diranjang bergambar donat milik putri Akimichi itu.
" Chou... " yang dipanggil menoleh ke asal suara.
" Apa? "
" Apa yang harus aku lakukan? Nama baikku sudah ternodai. " Sarada mulai pasrah.
" Sebaiknya kau minta pendapat papamu. "
" Jadi kau tak mau memberikan saran? Kita ini sahabat! " Sarada mulai tersulut emosi kembali. Chouchou kelabakan lalu memeluk Sarada erat sampai gadis Uchiha itu susah bernafas.
" Hey! Hey! Kau mau membunuhku?! " pekik Sarada disela pelukan maut Chouchou.
" Maaf Sarada... " Choucou melepaskan pelukannya, " Maksudku, jika kau bertanya pada papamu dia akan memberikan saran yang terbaik. Dia kan sangat bijak, berbeda dengan meminta saran padaku, aku ini payah dalam hal memberi saran. "
" Tapi... Aku takut... Aku akan mengecewakan Papa. " Sarada menunduk lesu.
" Baiklah, tapi menurutku... Lebih baik kau bertanya dulu pada Iwabe, minta penjelasannya. " saran Chouchou.
" Boleh dicoba. "
" Setelah itu, Sarada yang cantik ini tidak boleh bersedih lagi ya... " Chouchou menarik pipi gembil Sarada ke kanan dan ke kiri.
" Chouchou!!! "
.
.
.
.
.
" Jadi, apakah kau siap untuk menghancurkannya? "" Tapi... Itu tidak mungkin... Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri, walaupun aku tau dia mencintaiku. "
" Lupakan rasa sayangmu itu! Dia itu musuh kita, orangtuanya telah membunuh bibimu! " pekiknya.
" Baik, akan kucoba. Tapi aku, tidak janji. Aku, sangat menyayanginya. "
" Terserah! Jika kau tidak mau membantuku, maka aku sendiri yang akan menghabisinya! "
.
.
.
.
.Kira-kira siapa mereka?
Siapa yang dimaksud bibinya?
Siapa yang akan dihabisi?
Saksikan terus Heart2 di aplikasi baca kesayangan anda.