#4

1.1K 60 4
                                    

" Hay Saradaa!!! " Sumire berteriak heboh membuat murid yang lain menutup telinga. Gadis yang terkenal dengan sifat pemalu-nya itu langsung meminta maaf sambil melirik Sarada malu-malu.

" Sumire, apa yang kau lakukan? Bilang padaku, kau bukan Sumire kan? "

" Hey Salad- chan, mungkin Sumire sedang bahagia. " sahut Inojin yang sedang bermesraan dengan buku sketsanya.

" Umm... Sarada, aku baru saja mendapat hadiah dari Ayahku. "

Sarada mulai tertarik dengan cerita Sumire, tentang hadiah, siapa yang tidak penasaran. Bahkan Sarada terlihat ingin tau apa yang Ayah Sumire berikan.

" Apa hadiahnya? Katakan! " desak Sarada.

" Sebuah mobil sport impianku!!!" Sumire mengatakannya dengan semangat tak memperdulikan tatapan bingung dari murid-murid lain.

" Wow! Ayahmu sangat luar biasa. "

" Yeah, dia sangat menyayangiku."

" Ayahku juga, sebenarnya aku lebih suka motor daripada mobil. Tapi entahlah, dia memberiku keduanya, tapi aku baru boleh menggunakannya saat sudah mendapatkan SIM. " jelas Sarada dengan raut kecewanya.

" Wahh... Yeah, dibalik sifatnya yang dingin,  Mr. Uchiha memang penuh dengan kejutan ya. Tidak masalah dengan SIM, kau akan mendapatkannya tak lama lagi. "

" Ya, itu benar. "
.
.
.
.
.

Istirahat sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu, tetapi Inojin belum juga beranjak dari tempat duduknya. Pemuda bersurai pirang itu ingin cepat-cepat menyelesaikan sketsa wajah Himawari.

Begitu juga Sumire, gadis bersurai violet itu tidak ingin beranjak dari tempat duduknya. Gadis itu memang menyukai Inojin sejak pertama masuk SMA, tapi karena sifatnya yang malu-malu dia susah untuk memberi kode pada Inojin.

" Inojin- kun... " panggil Sumire hati-hati, takut jika dia mengganggu aktivitas Inojin.

" Iya, Sumire? " Inojin tersenyum palsu membuat Sumire blushing seketika.

' Sumireeee....  Itu hanya senyum palsu, tapi kenapa dia terlihat manis sekali sih!!! ' -inner Sumire.

" Ka-kau tidak ingin ke kantin? "

" Aku sedang malas. "

" Ahh... Be-gitu ya... " Sumire tersenyum hambar pada pemuda Yamanaka itu.

Tiba-tiba Oldy masuk ke kelas sambil terengah-engah, Inojin menatapnya polos lalu kembali fokus pada sketsanya.

Oldy Brastava, pemuda tampan bersurai kecoklatan dengan manik abu-abunya yang terlihat tajam. Oldy berdarah campuran antara Jepang dan Amerika, Ayahnya seorang pengusaha sukses di Amerika sementara Ibunya seorang suster rumah sakit terkenal di Kyoto, tetapi karena kemauan sang suami sekarang Ibu dari tiga anak itu beralih profesi menjadi ibu rumah tangga.

" Ino! Ayo ikut aku! " Oldy menarik tangan Inojin yang sedang menggambar, alhasil secara tak sengaja ujung pensilnya mencoret bagian leher sketsa Himawari.

" Oh, sorry. Kau bisa hukum aku nanti, sekarang ikut denganku, Mr. Konoha mencarimu. "

Oldy menyeret Inojin dengan terburu-buru, oke, postur tubuh Inojin memang lebih kecil dari Oldy, Inojin mengakui itu.

Di kelas...

Sumire yang sangat penasaran dengan buku sketsa milik Inojin, sebenarnya apa yang pemuda itu gambar? Dia terlihat serius dan bibirnya selalu menyunggingkan senyuman saat menggambar.

Sumire mulai berfikir jika dirinya-lah yang menjadi objek sketsa milik Inojin, membayangkan itu membuat Sumire salah tingkah.

Dengan keberanian, Sumire mengambil buku bersampul hitam itu, ada nama Inojin tepat di tengahnya, perlahan Sumire membuka sampulnya, terlihat sketsa wajah Ibunya, Yamanaka Ino.

Membuka lembar kedua, terlihat sketsa wajah ayahnya, Shimura Sai. Lembar ketiga dia menemukan sketsa Sarada yang berpegangan tangan dengan Boruto, dibawahnya terdapat tulisan yang membuat Sumire bingung.

' Jika kau suka katakan saja, jangan sampai milikmu dimiliki orang lain. '

" Apa maksudnya? " gumam Sumire. Siapa yang menyukai dan siapa yang dimiliki? Oh itu bukan urusannya.

Saat lembar keempat terbuka, mata Sumire membelalak lebar. Disana ada sketsa seorang gadis remaja berambut pendek dengan senyum manisnya, " Siapa gadis ini? " gumamnya.

Sumire melihat catatan yang tertulis di bawahnya. Gadis berparas cantik itu tak bisa membendung rasa sakit hatinya lagi.

' Kau cahayaku, bunga matahari ku, segalanya untukku, sekarang dan seterusnya. '

Dengan gerakan cepat, Sumire menata kembali meja milik Inojin lalu menaruh buku sketsa itu di tempat sebelumnya agar pemuda pirang itu tak mengetahuinya.

" Sumire, apa yang kau lakukan di bangku Inojin? " tanya Toru.

" Ti-tidak, aku hanya duduk saja, disini sangat nyaman. Lagipula Ino- kun tidak ada. " dusta Sumire.

" Aa... Baiklah. "

Sumire menghela napas lega, lalu berpindah ke bangkunya. Gadis itu masih memikirkan tentang Inojin.
.
.
.
.
.
" Jadi Iwabe memberimu kalung, begitu? " tanya pemuda bersurai biru muda yang tampak tak percaya.

" Ya, bahkan dia menembakku. " ucap Sarada berbangga diri.

" HAH?!! " Boruto, Mitsuki, Choucou dan Shikadai memekik membuat semua pandangan terfokus pada mereka berlima.

" Ssttt... Kalian ini, bikin malu saja! "

" Lalu? Kau menerimanya? " tanya Choucou memastikan, oh, jangan sampai sahabatnya masuk ke lubang buaya. Putri Chouji Akimichi itu tau seperti apa Iwabe karena mereka bertetangga.

" Tentu, aku sudah menyukainya sejak masih duduk di bangku junior high school. Tak mungkin aku menolaknya. " Sarada mengucapkan itu dengan mata berbinar dan semangat menggebu.

" Oh tidak... "

" Ada apa, Shika- kun?  " tanya Sarada.

" Dia itu bukan pria yang baik Sarada... Hati-hati dengannya. " Shikadai menasehati Sarada, namun gadis Uchiha itu tampak acuh.

" Sudahlah, yang penting aku sudah resmi menjadi sepasang kekasih dengan Iwabe- kunn!!! "

Tak taukah kau Uchiha Sarada, ada orang lain yang tulus mencintaimu, dia terluka mendengar pernyataanmu barusan, walau dia mencintai dalam diam, semata-mata untuk menjaga hubungan kalian. Karena apa? Karena dia tau kau mencintai pemuda lain, dia tak ingin mengahancurkan perasaanmu, dia tak ingin menghancurkan persahabatan kalian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuhuu... Fang update cepet, jangan lupa vomment ya. Pembaca yang perhatian adalah pembaca yang selalu memberikan support kepada Author.

Dan buat vote, fang ga maksa kalian buat vote ya. Tapi tolong hargai kerja Fang. Fang buat ini secara mendadak.

Malem-malem dapet ide terus langsung ngetik dan selesai jam sepuluh malem. Perjuangan sangad.😄

Okelah, terimakasih buat kalian semua para readers tercinta....❤❤❤

HEART 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang