Chapter 6

694 36 6
                                    

Semalam aku kolaps lagi. Hebat sekali bukan? Dan yang lebih hebatnya lagi, aku kolaps disaat sedang asik asiknya belajar dengan Ms.Katarina. Penyakit ini lama lama menyusahkan orang saja.

Sudah 2 hari ini aku berada dirumah sakit sendirian. Mom baru pulang besok sore, Amy dan Tiff sedang mengikuti ujian praktek sekolah selama beberapa hari kedepan. Hih! siapa sih yang suka dengan ujian praktek? Betty Calosa si otak encer saja selalu menyumpah kalau ujian praktek akan dimulai.

Apa sebaiknya aku menghubungi Nick saja ya,supaya dia datang kemari? Kalaupun dia mau,mungkin sebentar lagi dunia akan kiamat.

TAPI AKU BOSAN SEKALI!!!!!!!

hei readers! menurutmu aku harus menghubungi Nick atau tidak?

Kalau kata author sih,lebih baik hubungi saja. Karna kalau tidak,sama saja dengan keluar dari naskah cerita.

Telpon atau tidak?

Telpon sajalah.

Aku mengambil ponselku yang baru kusadari tergeletak begitu saja di lantai. Kenapa tiba tiba bisa ada disana? entahlah. Aku mencari nama Nick dan langsung menghubungi nya.

"Halo?!!" siapa ini??" suara Nick terdengar diseberang sana. Galak sekali sih. Ku bertaruh, pasti ia tidak memyimpan nomor ponselku.

"adik kandung sendiri lupa" balasku sarkas

"duh!!! ada apa sih???"

"temani aku dirumah sakit dong.Aku bosannn" rengekku

"tidak mau.males"

Sialan!

Sekarang aku yakin 1000000,00% kalau dia itu sebenarnya kakak tiriku.

Atau aku yang sebenarnya adalah anak tiri?  Dasar ngawur.

Yasudahlah nasib malang selalu menimpaku. Lebih baik aku tidur saja.

Sudah 20 menit mencoba tidur, terdengar suara pintu terbuka. Aku menoleh. Tampak laki laki berambut pirang dengan jaket kulit masuk dengan santainya.

"Nick?" ujarku bingung. Tumben sekali dia kesini. "Mungkin sebentar lagi dunia akan kiamat" gumamku.

"heh! jangan pede dulu deh, aku kesini karena aku bosan. Semuanya teman ku sibuk berkencan!"

"oh,kukira semua temanmu gay semua" balasku sinis. yap! bagus! 1-0!

Dia hanya menatapku garang. cih,peduli banget.

"Kapan sih kau peduli denganku,Nick" aku bergumam. Tapi sepertinya dia masih bisa mendengar.

"Aku? peduli denganmu? mimpi saja kau!" katanya ketus.

"t-tapi kenapa?" air mata mulai membasahi pelupuk mataku. oh tidak,kumohon jangan keluar sekarang. Aku mengutuk diriku sendiri yang selalu bersikap lemah jika sudah berhadapan dengan Nick.

"karna kau itu menyusahkan!!" bentaknya 

"a-a-apa hanya karna aku menyusahkan? t-tidak kah kau ingin melihat aku sembuh? lalu kita bisa m-mulai dari awal l-lagi" isakku

"lebih baik kau mati saja" ujarnya santai dan melenggang pergi

Aku kaget. Sangat kaget. tidak percaya bahwa akan begini jadinya. Padahal niat ku ingin menyadarkan nya, namun sepertinya gagal. Air mata sudah tidak bisa dibendung lagi, aku menangis sejadi jadinya.

Disaat Nick ingin membuka pintu, pintu terbuka lebih dulu, dan muncul dokter Styles. Dia menatap kami secara bergantian dengan bingung.

"Kau dokter yang menangani gadis ini? baguslah,urus lah dia sampai mati. Dia sudah tidak berguna lagi" ucap Nick santai sambil menepuk nepuk pundak dokter Styles.

Doctor StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang