BERANGKAT

34 0 0
                                    

Ba'da subuh warna jingga dari sang mentari tetap sama, hangat jingganya merasuk sampai pori-pori kulit, ku nikmati pagi ini dengan secangkir teh hangat dan kue sarapanku yang disediakan ibuku, dan ternyata benar hanya hangatnya pagi dan perhatian orang tua yang tak pernah berubah, selalu menyambutku dengan pelukan hangatnya. Betapa besar dan Agungnya Allah SWT sang maha pencipta.

Pagi itu aku mencium tangan ibuku dan bergegas pergi ke stasiun kereta api untuk berangkat meninggalkan kota Cianjur menuju kabupaten Garut untuk berangkat kerja, aku berhasil mendapatkan pekerjaan di salah satu perkebunan teh di sana, aku adalah sarjana pertanian lulusan kampus swasta di Cianjur.

Rasanya begitu berat meninggalkan kota ini, Cianjur mungkin kota ini tidak begitu istimewa dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa barat, tapi di hatiku kota ini begitu istimewa berbagai kenangan dan Cinta telah terpatri di setiap sudut jalan kota ini, dimana orang yang pernah menetap akan rindu dan ingin kembali ke kota ini. Cianjur kota kecil sejuta cerita dan Cinta.

Aku menunggu kedatangan kereta yang datang di bangku kayu besi tua, tak lama kereta itu datang, tak seperti orang lain yang dihantar sang kekasih di ujung pemberangkatan, terlihat rona bahagia dan haru di raut wajah mereka aku hanya sendiri sambil melihatnya, yaa sendiri aku memang sendiri, karena mungkin sampai saat itu tak ada Cinta yang bersemayam di dalam jiwaku, mungkin karena belum ada wanita yang mampu menyentuh hatiku saat itu. Cinta datang bukan karena kita kesepian tapi cinta datang karena hati kita mampu memberi& menerimanya.

**
Selama perjalan panjang akhirnya sampai di  Station Garut (rute Cianjur-Bandung, Bandung - Garut),

PERMATAKU YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang