SURAT

27 0 0
                                    

Semalam suntuk aku menulis hanya untuk mencurahkan segala isi hatiku dalam secarik kertas kepada gadis yang aku kagumi Salma, Nia Nursalma, rasanya terlalu banyak yang ingin ku sampaikan mungkin semua kertas yang ada di muka bumi tak dapat menampung apa yang aku rasakan kepada Salma.

**
Sore hari aku pergi ke rumah sakit untuk menunggu kepulangan Salma dan memberikan sepucuk surat yang dibuat semalam suntuk.

Tak lama kemudian Salma datang

"Assalamualaikum, Salma masih ingatkah kamu denganku yang kemaren tangannya di rawat oleh kamu..??"

"Waalaikumsalam, iya aa masih ingat kok, gimana tanganya udah mendingan.?? Jawabnya

"Alhamdulillah Salma berkat di rawat kamu lukanya cepet sembuh" jawabku

Aku liat rona merah di pipinya, sepertinya dia malu

"Ohh iya Salma, maafkan aku yang telah lancang memberanikan diri menemuimu di sini, aku hanya ingin memberikan sepucuk surat ini untukmu mudah-mudahan kamu berkenan membacanya"

"Insyaallah a nanti saya baca ketika sudah sampai di rumah" jawabnya sambil melemparkan senyuman tipis manisnya kepadaku.

"Sebelumnya terimakasih Salma, saya ijin pamit dulu Wassalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawabnya

Rasanya bahagia itu tidak bisa d sembunyikan dari raut wajahku, aku tak bisa menyembunyikannya aku seperti orang yang tidak waras, mungkin ini yang di namakan penyakit cinta yang bisa membuat orang dewasa menjadi kekanakan Kanakan, dan disepanjang jalan selalu tersenyum sendiri hingga orang-orang keheranan dan aku tak peduli itu yang jelas surat dariku sudah di terima Salma begitu senang dan bahagia.

***
Pada saat itu hujan sedikit gerimis Sampai dirumahnya Salma membuka sepatu hitam pentoplenya dan bergegas masuk kekamarnya,  dibukalah surat pemberian dariku dan di bacanya dengan pelan

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Salma bagaimana kabarmu hari ini, semoga baik-baik saja dan semoga dengan karunia dan kasih sayangnya Allah menjaga dalam setiap langkahmu Aamiin.

Oh iya Salma, maafkan aku yang lancang ini telah sedikit menggangu harimu, maafkan aku yang tak tau diri ini, aku hanya ingin engkau menjadi sahabatku teman ku tempatku mengantukan pundak dalam setiap persoalan dunia yang memuakan dan penuh kemunafikan, di hatimu ini aku percaya ada keikhlasan dan kesucian, ijinkan aku menggantungkan harapanku kepadamu sebagai teman, percayalah Salma tak ada hati yang setulus hati saya karena kita sama, hati kita telah dibasuh dengan kesusahan dan kesedihan sejak kecil, maka dari itu aku percaya kita akan saling menguatkan.

Salma maka dari itu terimalah permohonan ku ini untuk menjadi teman sejawatmu dalam susah maupun senang.

Bila ada waktu aku mohon balas suratku ini sebagai persetujuan permintaan ku ini Salma, sekali lagi maafkan aku yang lancang dan tak tau diri, siapa lah saya Salma.??

Hormat saya Sandi

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"

Selesai membaca tersirat di bibir salma senyuman tipis yang manis, pipinya memerah merona aku tak tau apa yang ada di benaknya tapi aku rasa Salma menyukai isi surat itu.

Entah apa yang ku bayangkan di benaku, senang dan takut, senang karena Salma telah menerima suratku dan membacanya dan takut dia marah kepadaku dan menolak ajakan pertemanan ku, karena aku sangat berharap bisa masuk dalam kehidupan Salma wanita yang menumbuhkan pengharapan dan semangatku, menumbuhkan cinta dari hati yang gersang yang sudah lama tak berpenghuni ini, karena Salma hatiku tersentuh Cinta.














PERMATAKU YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang