PERJUMPAAN DI PASAR MALAM

37 1 0
                                    

Pada setiap bulan Juli sampai Agustus tiap tahunnya di alun alun kota selalu mengadakan bazar dan pasar malam, tempat dimana masyarakat bisa menikmati hiburan yang tersedia tidak terkecuali diriku yang sepi sendiri, banyak hiburan tersedia seperti kincir angin raksasa dan makanan makanan khas setempat dan daerah lain. Semua warga tampaknya riang dan gembira pada malam itu.

Aku datang ke pasar malam hanya untuk mencari keramaian untuk melepaskan sepinya dan penatnya bekerja seharian dan untuk menyegarkan pikiran sesaat, aku duduk dan diam di kursi taman dengan secangkir teh panas di tangan ku sambil membayangkan alangkah indahnya malam ini apabila ada engkau Salma menemaniku malam ini bersama.

Tak lama kemudian mataku tertuju pada seorang gadis bernama kerudung merah Sepri saya kenal sebelumnya aku liat dan aku sapa ternyata dia Salma, benar ternyata apabila Tuhan mengingingkan seseorang menjadi satu alam pun akan ikut serta mendukung langkahnya. Salma datang bersama adiknya Dewi dan keponakanya Aisyah.

"Assalamualaikum Salma apa kabar" aku sapa dia

"Waalaikumsalam eh aa baik Alhamdulillah sama siapa kesini a"

"Saya sendirian Salma seperti biasanya, cuma ingin melepas penat saja."

" Iya a, kadang kita perlu menjernihkan pikiran dari rutinitas supaya tidak mudah stres"

"Iya, sama siapa datang kesini.?"

"Aku sama adik aku Dewi dan anak kakak ku Aisyah, aku disuruh kakek mengasuh Aisyah pergi kepasar malam malam ini"

"Ohh begitu, sepertinya mereka lagi asyik bermain ya"

"Iya mereka anteng dari tadi"

Aku melihat mereka sibuk bermain meniaiki wahana kincir angin raksasa dari bawah bersama Salma, dan aku menikmati malam itu bersama Salma dan adik serta keponakan. Aku memberanikan diri mengajaknya menaiki wahana kincir angin bersama Salma.

"Salma, maukah engkau menaiki wahana itu bersamaku bersama Aisya juga dan Desy"

"Boleh aa" jawab dia

Dalam hati aku merasa senang saat itu, aku langsung membeli tiket di loket untuk empat orang, tak tau kenapa Aisyah menangis karena kapok takut ketinggian dan Desy menemaninya, tiket terlanjur dibeli aku dan Salma kemudian naik berdua kincir angin itu. Aku duduk diseberang Salma karena kami sangat menjaga jarak dan adab kesopanan. Percakapanpun mengalir aku dan Salma saling berbincang banyak hal mulai dari pekerjaan keluarga bahkan masalah asmara.

"Salma bagaimana pekerjaanmu di rumah sakit"

"Alhamdulillah lancar a, cuma sekarang sedang ada akreditasi, sekarang lumayan sibuk, bagai mana dengan aa d kantor.?"

"Alhamdulillah kerja lancar, tapi sekarang ada sedikit masalah"

"Masalah apa a.?"

"Ada pencurian kayu di lahan perkebunan tapi Alhamdulillah semua sudah beres urusanya"

"Ohhh Alhamdulillah atuh kalo udah selesai"

Tiba tiba mesin diesel penggerang kincir angin itu macet dan kemudian kincir mogok aku dan Salma terjebak pada posisi paling atas, dari sini bisa terlihat seluruh kota Garut, pemandangan lumayan indah, aku melihat Salma lumayan cemas dan ketakutan itu, aku mencoba menenangkannya.

"Jangan takut Salma tenang ada aku disini akan menjagamu"

"Iya a terimakasih "jawabnya

Ketakutan dan kekhawitan Salma berkurang akhirnya kita berdua melanjutkan perbincangan sambil melihat pemandangan kota dari atas kincir angin.

"Salma boleh aa bertanya.?"

"Boleh a, silahkan saja"

"Apakah ada seseorang lelaki yang istimewa di hati kamu" tanyaku memberanikan diri.

"Belum a, aku belum berfikir sampe kesitu a, mungkin aku selama ini terlalu sibuk dengan aktivitas ku, bagai mana dengan aa sekarang.?" Tanya Salma kepadaku

"Udah dua tahun lamanya terakhir kali aku memiliki hubungan dengan seorang wanita"

"Kenapa udahan.?wanita seperti apa dia"

"Engga mungkin itu sebuah kesalahan, seperti apa ya.? Mungkin seperti kamu"

"Lohhhh"

"Tapi ternyata aku salah, itu bukan kamu"

Salma tersenyum manis ke arahku, entah bagaimana aku menggambarkannya mungkin itu salah satu malam terindah dalam hidupku.

hampir lebih dua jam aku dan Salma terjebak di atas kincir angin itu, akhirnya kincir bisa berjalan kembali dan kita bergegas turun.

Malam semakin larut aku dan Salma pamitan bergegas pulang kerumah masing-masing karena Aisyah kelihatan mengantuk sambil digendong oleh Desy adiknya Salma.

"Salma malam sudah mulai larut sebaiknya kita pulang, Aisyah sudah mulai ngantuk kasian"

"Iya a, aku juga mau pulang "

Aku mengantar Salma dan adiknya sampai ujung jalan depan rumahnya

"Salma mungkin sampai sini aku bisa mengantar kamu"

"Iya a, kenapa ga masuk rumah dulu"

"Nanti saja Salma lain waktu, malam sudah mulai larut aku takut menggangu orang rumah"

"Iya a aku masuk dulu kasian aisyah, terimakasih telah Sudi mengantar kami sampai depan rumah, dan terimakasih telah menemaniku dan adik-adiku malam ini"

"Iya Salma sama-sama kalobegitu aku pamit undur diri, Wasallamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalanya a"

"Iya Salma, terimakasih"

Aku bergegas pulang kerumah dinasku, rasanya aku ingin mengentikan waktu sejenak ketika bersama Salma, dia gadis yang kucintai permataku yang kutemukan.

Aku bergegas tidur dan beristirahat untuk memulai hari esok.

*****
*Aisyah adalah anak kecil usianya pada saat itu 6 tahun dan merupakan murid TK

*Desy masih SMA kelas 2 di SMA Negeri  1 Garut



PERMATAKU YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang