VI

58 5 0
                                    

"Hi Lauren! Happy Birthday" ucap Senja sembari memeluk perempuan yang bernama Lauren itu

"Thank you my love Senja" Lauren membalas pelukan Senja "Dimana Biru? kirain diajak" tanya Lauren

"Oh.. Lauren ini Oliver, you know Oliver right?" ucap Senja canggung

"Of course! bestfriend Biru right?" Lauren menepuk bahu Oliver

"Kayaknya gue lebih dikenal sebagai teman Biru ya" Oliver tertawa sarkas

------
Oliver memberhentikan mobilnya di depan rumah Senja. Oliver menghembuskan nafas saat melihat Biru di depan rumah Senja.

"Oliv, thank you and sorry for tonight" Senja menatap Oliver

"It's oke, udah gih sana istirahat. Kalau capek gak usah nemuin Biru langsung masuk aja" ucap Oliver sambil menatap Biru yang terduduk diatas motornya

"Bye" ucap Senja lalu membuka pintu mobil Oliver

Senja beranjak menemui Biru yang sedang menatapnya dengan tajam

"Oliver? Lu pergi sama dia? For god's sake Senja, ini udah hampir tengah malam kenapa gak bilang ke gue biar gue jemput! gak usah sama laki laki lain biar..." ucap Biru namun ucapannya dipotong tiba tiba oleh Senja

"Oh wow who you are Langit Biru? Kenapa gue harus kasih tahu kemana gue dan sama siapa gue pergi. Lu cuman teman gue Biru, lu harus tau posisi lu siapa di hidup gue" Senja menyesali perkataan yang dia lontarkan beberapa detik yang lalu

Senja menatap Biru yang mulai menyalakan mesin motornya

"Biru biru gue gak bermaksud.."

"Orang tua lu pulang tadi jam 11, mereka khawatir karena lu belum pulang dan akhirnya mereka nelepon gue buat cari lu...oh of course Senja gue tahu posisi gue dalam hidup lu. Makasih udah mengingatkan si bodoh ini" Biru menghela nafasnya

Meninggalkan Senja sendirian, membawa dirinya dengan motor kesayangannya menjauhi perempuan yang sudah melukai harga diri dan hatinya.

'Stupid Biru' Biru berkata dalam hati

- 1 tahun kemudian -

Semua berjalan dengan cepat, semenjak kejadian malam itu Biru menjaga jarak dengan Senja. Bukan karena ia marah kepada sahabatnya tapi ia tidak ingin membuat Oliver salah sangka kepadanya.

Akhirnya Oliver dan Senja resmi berpacaran sekitar delapan bulan yang lalu. Biru dan Oliver pun tidak pernah bicara satu sama lain lagi, padahal mereka berdua berteman cukup dekat sebelumnya.

"Aku kehilangan dua sahabatku" ucap Biru sembari membaringkan badannya di rerumputan.

Sekarang ia berada di taman belakang rumahnya

"Lebay! Hidup itu Bir, kadang ada yang pergi kadang ada yang datang. Jadi kita harus siap dengan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi" Hariz meletakkan minuman bersoda disamping Biru

"Everything is Grey" ucap Biru sembari memejamkan matanya

"Riz, kenapa gue cinta sama Senja ya? gimana ya Riz caranya berhenti cinta sama Senja? gimana Riz caranya udah setahun nih, trus kenapa Oliver tega ya Riz, dia kan tau gue suka Senja sejak pertama ketemu dia. Lusa gue berangkat ke Cambridge, gue terima beasiswa gue Riz" ucap Biru panjang lebar 

Namun tidak ada respon dari Hariz

"Si goblok, pasti lu pake headset" Biru membalik tubuhnya membelakangi Hariz yang masih tidak berbicara

Handphone Biru berdering

Biru merogoh kantong celananya lalu menjawab telepon tersebut

"Hola hola passwordnya?" ucap Biru

"Biru.." ucap seorang wanita diseberang telepon

"Hai Senja" Biru terduduk di tempatnya

Melirik Hariz yang baru saja duduk disebelah Biru

'Lah bukannya dia daritadi disamping gue ya' batin Biru berucap

"Biru, besok ada waktu?" tanya Senja

"Ada lah, gue kan manusia gabut beres UN ngebangke di rumah" Biru tertawa

"Ke dufan yuk?" ajak Senja

"Hm? Oh oke nanti gue jemput besok jam sepuluh. Oliver gak apa apa?" tanya Biru

"Just pick me at 10 am, oke? See u" ucap Senja lalu memutuskan sambungan telepon

Biru merasa heran dengan sikap Senja yang mendadak mendekatinya kembali

"What's wrong bro?" tanya Hariz

"Senja ngajak gue main ke dufan" ucap Biru masih dengan wajah bingungnya

"Ya baguslah tolol, dia baru putus kali kesempatan Bir kesempatan!" teriak Hariz

"Anjer sakit kuping gue! tapi kan gue lusa udah berangkat Riz" ucap Biru dengan nada sedihnya

"Kemana? ke markas Avenger?" tanya Hariz sembari memasukan kripik ke dalam mulutnya

"Ih goblok kan gue udah bilang tadi, auk ah" ucap Biru kesel lalu beranjak meninggalkan Harriz yang terduduk di taman

"Heh njir mau kemana Bir!" teriak Harriz saat melihat sahabatnya pergi begitu saja

Senja di Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang