X ( Biru )

52 4 0
                                    

Aku memoles wajahku dengan sentuhan makeup lalu mengenakan baju yang sudah aku persiapkan tadi siang. Sebentar lagi Oliver akan menjemputku. Tidak berapa lama aku pun mendengar suara klakson, itu pasti Oliver.

"Bi Senja berangkat" teriakku sembari menuruni anak tangga

"Non gak nunggu tuan sama nyonya pulang?" tanya seorang asisten rumah tangga padaku

"Ayah sama ibu kan ke Australia bi, masa Senja nungguin?" Aku pun tertawa

"Tapi non.. anu..baju non terlalu terbuka" ucap asisten rumah tangga itu, namun tidak dihiraukan olehku

Aku membuka pintu mobil, lalu duduk dan tersenyum kepada si pemilik mobil

"Wow beautiful" ucap Oliver

Ucapan Oliver berhasil membuatku tersipu malu

Bukan. Aku sedang membayangkan Biru yang mengucapkan itu kepadaku

-----
Selama di acara ulang tahun Lauren semuanya berjalan dengan baik, Oliver memperlakukanku selayaknya dia memperlakukan kekasihnya

Sesampainya di depan rumahku, aku melihat Biru menungguku dan menatapku yang kini sedang terduduk di dalam mobil bersama Oliver

Aku beranjak menemui Biru

"Oliver? Lu pergi sama dia? For god's sake Senja, ini udah hampir tengah malam kenapa gak bilang ke gue biar gue jemput! gak usah sama laki laki lain biar..." ucap Biru namun aku memotong ucapannya

"Oh wow who you are Langit Biru? Kenapa gue harus kasih tahu kemana gue dan sama siapa gue pergi. Lu cuman teman gue Biru, lu harus tau posisi lu siapa di hidup gue" aku menyesali perkataan yang aku lontarkan beberapa detik yang lalu

Aku menatap Biru yang mulai menyalakan mesin motornya

"Biru biru gue gak bermaksud.."

"Orang tua lu pulang tadi jam 11, mereka khawatir karena lu belum pulang dan akhirnya mereka nelepon gue buat cari lu...oh of course Senja gue tahu posisi gue dalam hidup lu. Makasih udah mengingatkan si bodoh ini" Biru menghela nafasnya

Aku menatap Biru yang kian menjauh. Aku mengusap air mataku

'Fuck' batinku berucap

- 1 tahun kemudian -

Semua berjalan dengan cepat, semenjak kejadian malam itu Biru menjaga jaraknya denganku Bukan karena ia marah mungkin ia tidak ingin membuat Oliver salah sangka kepadanya.

-------
Sore ini, ibuku menyuruhku untuk datang ke rumah Biru, aku sudah menolaknya namun ibuku memaksaku. Ibuku membuatkan kue kesukaan Biru, dan akhirnya dengan terpaksa aku datang bertamu ke rumah Biru

Ibunya Biru pun menyambutku dengan hangat dia berkata kalau aku seperti anaknya sendiri, karena di keluarga Biru tidak ada seorang pun wanita kecuali ibu mereka

"Aduh gak usah repot repot Senja" ucap ibu Biru kepadaku

"Gak kok tante, gak ngerepotin. Biru kemana tante?" tanyaku

"Itu di taman belakang sama Hariz, gih samperin" ucap ibu Biru

Aku berjalan menuju ke taman belakang lalu melihat Hariz yang dengan terburu buru masuk ke kamar mandi. Aku tidak menghiraukannya dan tetap berjalan menuju ke taman toh Hariz pun tidak melihatku

Aku duduk disamping Biru yang sedang tertidur, memandangi wajahnya

"Riz, kenapa gue cinta sama Senja ya? gimana ya Riz caranya berhenti cinta sama Senja? gimana Riz caranya udah setahun nih, trus kenapa Oliver tega ya Riz, dia kan tau gue suka Senja sejak pertama ketemu dia. Lusa gue berangkat ke Cambridge, gue terima beasiswa gue Riz" ucap Biru panjang lebar 

Biru mencintaiku juga? ini mimpi?

"Gue juga gak tahu Biru, gue gak tahu caranya buat lu berhenti cinta sama gue, gue gak tahu caranya, kalau gue tahu gue akan lakukan itu tapi sekarang ada Oliver, Biru. Gue minta maaf." batinku berucap

aku hanya bisa terdiam

"Si goblok, pasti lu pake headset" Biru membalik tubuhnya membelakangiku yang masih tidak berbicara

Aku terdiam lalu beranjak pergi sejauh mungkin dari Biru. Aku bahkan tidak sempat pamit pada ibunya Biru.

Tangisku pecah saat aku sudah terduduk di dalam mobil, membuat Pak Udin melihatku dengan heran

Aku mengambil handphoneku lalu menelepon Biru

"Hola hola passwordnya?" ucap Biru

"Biru.." ucapku

"Hai Senja" ucap Biru diujung sana

"Biru, besok ada waktu?" tanyaku

"Ada lah, gue kan manusia gabut beres UN ngebangke di rumah" Biru tertawa

"Ke dufan yuk?" ajakku sembari berusaha menahan tangis

"Hm? Oh oke nanti gue jemput besok jam sepuluh. Oliver gak apa apa?" tanya Biru

"Just pick me at 10 am, oke? See u" ucapku lalu memutuskan sambungan telepon

"Ayok pak kita pulang" ucapku pada Pak Udin lalu memejamkan mata berharap sakit yang kurasakan segera hilang

-----

Hari ini aku akan menghabiskan waktuku bersama Biru, sebelum akhirnya dia pergi untuk mengejar cita citanya. Aku memoles wajahku dengan make up lalu menyisir rambutku

Knock knock

Aku pun membuka pintu, memperlihatkan lelaki yang aku cintai hingga saat ini

"Hai jelek" ucap Biru menyapaku

"Mulai deh" aku memutar bola matanya

Aku memperlihatkan wajah kesal, tapi sebenarnya aku sangat senang bisa bertemu dan sedekat ini dengannya

Biru hanya tertawa menatapku

Selama kami bersama, aku selalu dibuat tertawa olehnya. Kami pun mencoba berbagai wahana di dufan, bahkan kami sempat berfoto jarang jarang Biru mau diajak berfoto ya walau hasil fotonya hancur karena pose Biru yang sangat jelek

------

Selama dalam perjalanan pulang hanya suara kendaraanlah yang terdengar. Aku memeluk Biru dengan erat, membuat Biru kebingungan

"Udah sampai Senja Ayu Diningrat" ucap Biru saat mereka kami berdua sudah sampai di depan rumahku

Aku pun turun dari motor Biru, begitupun Biru yang kini menatapku

"Hei take care oke?" ucapku sembari menatap mata Biru

"Hm?" Biru mengangkat satu alisnya

"Gue tau besok lu pergi ke Amerika, makasih selama ini udah bikin gue ketawa, selalu jagain gue, cepet balik ke Indonesia ya Biru jangan lupain Senja" aku menahan air matanya namun gagal, kini air mataku mengalir melewati mata lalu turun ke pipiku

Biru mengusap air mataku

"Jelek" Biru tersenyum "Pasti gue bakal kangen banget sama lu ja, pasti gue kangen jailin lu"

Aku pun tertawa disela sela tangisanku lalu memeluk erat sahabatku itu, pelukan selamat tinggal.

Aku melepaskan pelukanku lalu berjalan masuk ke dalam rumah, tidak lupa melambaikan tangan pada sahabatku

Aku menutup pintu rumahku, menangis sejadi jadinya

"Di kehidupan lain Biru, kita bakal bersama. Di kehidupan lain" ucapku, berharap Biru mendengar kata kataku diluar sana

Senja di Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang