Dunia Prilly - 11

4.3K 242 2
                                    

Happy Reading...

__________

"Saya sudah bilangkan kau tidak akan bisa lari dariku."

Prilly mematung ditempatnya saat mendengar suara itu.

"Lepaskan, aku kumohon."

"Wanita sepertimu tidak akan bisa lari jauh dari saya."

"Jangan samakan aku dengan wanitamu yang lain."

Prilly menyentak tangan Ali dengan kasar tidak menandakan adanya kesopanan pada Atasannya itu, mantan Atasan lebih tepatnya.

"Memangnya siapa yang menyamakanmu dengan wanita saya yang lain huh?"

Prilly menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Ali. Jadi benar desas-desus mengenai Ali jika ternyata selalu bermain wanita sampai dia berhenti sejak 3 tahun yang lalu.

"BRENGSEK."

"Memangnya kenapa? sebutkan saja semua sumpah serapahmu itu karena itu semua tidak akan mengubah segalanya."

Entah kenapa senyum Ali yang ditujukan kali ini untuk Prilly sangat mengerikan dengan seringai yang diperlihatkannya.

Prilly mundur saat Ali mencoba mendekatinya dan berhenti saat dinding gang sudah menempel dengan punggungnya.

"Berhenti."

Ali mengabaikan perkataan Prilly melanjutkan langkahnya lalu mencengkram kedua pergelangan tangan Prilly.

"Sa--sakit."

Prilly meringis tapi Ali tak memperdulikannya melainkan hanya menatap tajam manik hazel itu dan menguatkan cengkramannya.

"Ikut saya."

"Tidak."

Ucap Prilly dengan tegas walaupun cengkraman di pergelangan tangannya makin mengeras dan ia yakinkan saat ini tangannya itu sudah memar meninggalkan bekas.

"Oh tidak papa tapi--"

Ali menggantungkan kalimatnya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Prilly membuat nafasnya menyapu permukaan wajah Prilly.

"Nyawa adikmu taruhannya."

Ali mendaratkan singkat bibirnya di bibir mungil Prilly lalu kembali menegakkan wajahnya.

Prilly melotot mendengar nama adiknya dibawa-bawa dan saat Ali mendaratkan bibirnya.

"K--kamu apakan adikku?"

Prilly berucap dan terdengar bergetar saat berucap.

"Hanya untuk membuatmu menurut saja pada saya karena kamu tahu? Kamu sungguh keras kepala."

Ali menyeringai yang membuat Prilly bergidik dan menundukkan kepalanya takut menatap mata tajam itu yang siap membunuhnya kapan pun ia inginkan.

"Ta--tapi kenapa harus dia?"

"Menurut saja padaku jika kau tak ingin adikmu itu kenapa-napa."

Prilly terdiam dan meneteskan air mata mengingat Itha yang saat ini berada dalam tahanan Ali.

"Ikut dengan saya."

Ali menarik tangan Prilly dan kali ini wanita itu hanya menurutinya saja demi kebaikan sang adik.

"Akhirnya kamu menurut juga."

Ali tersenyum tipis karena berhasil mengelabui wanitanya itu.

"Kita mau kemana?"

Prilly bertanya saat dia sudah berada di atas mobil yang disetir oleh sopir dan Ali yang duduk disebelahnya.

"Apartemenku."

DUNIA PRILLY | [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang