Kim Sejeong seorang mahasiswi suatu universitas tingkat akhir yang akan menjalani skripsi.
Namun sial nya, ia harus menerima sial karena mendapat dosen pembimbing yang terkenal dingin, perfeksionis, dan bahkan mudah membuat mahasiswa itu mengulang.
...
Tanya Daniel pada Hansoul. Sedangkan yang di tanya tak menjawab dan fokus pada papan skate board nya.
Setiap gerakan nya tak lepas dari perhatian Daniel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"M-om" rancau nya membuat Daniel mendekatkan wajah nya.
"Mom? Kau mau ke mama?" tanya Daniel dan Hansoul mengangguk lucu. Daniel tertawa gemas dan mengecup pipi nya.
"Ayo" ucap nya sambil mengalungkan papan skate board dan membawa Hansoul dalam gendongan nya. Mereka bercengkrama ringan sepanjang perjalanan pulang.
Pip
Pintu apartemen terbuka, Daniel meletakan papan skate board nya di dekat pintu dan melenggang masuk.
Sambil bersenandung ringan, Daniel memasuki kamar nya dan tersenyum menatap seorang wanita cantik tengah bercermin.
Wanita itu menatap Daniel lewat pantulan cermin, dan sedetik kemudian ia langsung berbalik dan merentangkan tangan nya.
Daniel berjalan mendekat dan setelah itu
Hap
Gendongan nya berpindah pada si wanita
Daniel hanya tersenyum menyaksikan interaksi keduanya.
Pemandangan indah. Melihat orang - orang yang dia cintai kini berada di hadapan nya. Tersenyum sangat indah.
Kim Sejeong. Ah ralat. Kang Sejeong dan Kang Hansoul yang sedang bercanda ringan. Tawa mereka. Akan menjadi memori paling indah di sepanjang hidup nya.
Wanita itu. Sejeong. Menatap Daniel sekilas.
"Kau belum siap-siap?"tanya Sejeong.
Daniel menggeleng.
" aku akan segera bersiap" lanjut nya dan melangkah ke arah ranjang yang telah di letakan se setel baju untuk ia pakai.
Sejeong hanya mengangguk paham dan kembali bercengkrama dengan Hansoul. Anak mereka.
"Apa aku benar - benar harus ikut? Aku berasa sangat tua nanti" tanya Daniel sambil melepaskan pakaian nya dan berganti baju.
Sejeong hanya melirik dari arah cermin. "Dia teman lama mu, kau harus datang. Lagi pula kau memang sudah tua"