Chapter 3

2.3K 132 16
                                    

Sejak malam itu Wonwoo jadi murung, ia menjadi sangat pendiam dan itu membuat Jeonghan teman sebangku Wonwoo menjadi terheran dengan tingkah Wonwoo.

Meskipun Wonwoo memang terkenal dengan sifat dingin dan tak memperdulikan keadaan sekitarnya, lain hal jika seorang Jeon Wonwoo berhadapan dengan Jeonghan. Pasti ia akan menanggapi Jeonghan jika ia bertanya padanya. namun kali ini ia tak sedikitpun menyahuti Jeonghan.

"Wonuya, ada apa dengan dirimu eoh?"
Jeonghan menepuk pundak Wonwoo dan menatapnya dengan tatapan bertanya.

Namun yang di ajak berbicara sama sekali tak bergeming sedikitpun, ia tetap saja memandang kosong ke depan. Membuat Jeonghan semakin khawatir dengan keadaan temannya itu.

Jeonghan menghela nafasnya melihat teman satu bangkunya itu terus-terusan melamun.

"Wonuya, apa kau sedang sakit? ayolah Won jangan diam saja dan membuatku semakin khawatir, setidaknya jawablah pertanyaan ku Jeon Wonwoo!" Jeonghan mengguncangkan pundak Wonwoo dan akhirnya Wonwko mau menatapnya dengan malas.

"Kau berisik hyung, diamlah moodku sedang buruk sekarang" Wonwoo berkata dengan nada datarnya, iapun menidurkan kepalanya di atas meja dan menutup matanya. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, tanda Wonwoo benar-benar tak ingin di ganggu oleh siapapun.

Akhirnya Jeonghan memilih menyerah dengan Wonwoo, mungkin Wonwoo saat ini memang sedang butuh waktu untuk sendiri sebelum dia bercerita pada dirinya, fikir Jeonghan.

"Huft baiklah kalau begitu aku mengerti, aku akan pergi ke caffetaria dan bertemu dengan kekasih tampanku. ahh seungcheol aku merindukanmu" Jeonghan tersenyum sumringah dan berdiri untuk segera pergi meninggalkan Wonwoo.

Jeonghan meraih ponselnya yang berada di dalam saku celananya dan mendial nomor dari kekasihnya.

Wonwoo menutup kedua telinganya karena teriakan si princess rempong itu dan segera mengibaskan tangannya supaya Jeongham segera pergi dari hadapannya. Jeongham pun akhirnya pergi menuju caffetaria dengan senyum manisnya sambil memegang handphonenya yang berada di tangannya.

"Aggh sial mengapa aku selalu membayangkan wajah jeleknya itu, shit Kwon Soonyoung kau membuatku gila. Dasar bocah mesum, brengsek aku membencimu Kwon" Wonwoo meremas bukunya dan melemparnya ke segala arah. Bibirnya ia gigit dengan kuat supaya tak meneriakan nama Soonyoung di dalam kelasnya karena itu akan mengundang pandangan orang-orang yang menatapnya aneh.

Wonwoo mengatur nafasnya, sepertinya ia butuh udara segar untuk menenangkan fikirannya kali ini. Wonwoo pun beranjak dari duduknya dan keluar dari kelasnya untuk mencari udara segar yang mungkin bisa menghilangkan fikirannya dari sosok namja yang sangat ingin ia bunuh itu.
.
.
Wonwoo menaiki tangga untuk menuju atap sekolahnya dengan sepasang earphone yang melekat di kiri dan kanan telinganya. Sama sekali tak memperdulikan orang-orang yang berteriak kagum melihatnya, oh tapi mana mungkin Wonwoo di teriaki oleh para yeoja sedangkan ia lebih manis daripada semua Yeoja yang ada di sekolahnya. Ia hanya mengedikan bahunya tak perduli dan terus menaiki tangga dengan tenang.

Wonwoo membuka pintu atap, surai coklatnya tertiup oleh angin yang begitu menenangkan.

Wonwoo berjalan menuju ke pembatas atap sekolah. ia memejamkan matanya, menikmati terpaan angin yang menyapa kulit halus seputih susunya. Bibir ranumnya tersungging membentuk senyuman yang sangat manis dan membuat pesona seorang Jeon Wonwoo terpancar begitu indah, mungkin jika seseorang melihat Wonwoo dengan keadaan seperti ini ia akan ikut tersenyum mengagumi kecantikan seorang Jeon Wonwoo.

Namun ketenangan Wonwoo tak bertahan lama saat tiba-tiba sepasang lengan melingkar di pinggangnya, di susul dengan dagu yang menumpu di sebelah pundak kanannya. Membuat Wonwoo membelalakan matanya dan menoleh secara tiba-tiba.

Pervert Kwon ( SOONWOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang