Chapter 9

1K 71 13
                                    

Hi
Sebelum baca
Vote dulu yuk
untuk 3000+ kata di chapter ini  :)
-


-
-
-
-
Pervert Kwon

Wonwoo hanya memandang punggung Mingyu yang menghilang di balik pintu itu dan iapun mengacak rambutnya frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo hanya memandang punggung Mingyu yang menghilang di balik pintu itu dan iapun mengacak rambutnya frustasi.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
.
Pervert Kwon
.
Dengan sangat perlahan dan ragu, Soonyoung membuka pintu ruang Icu tersebut. Matanya menatap sendu seseorang yang kini masih dalam keadaan terbaring, dengan selang infus dan alat bantu pernafasan melekat di tubuhnya. Ia mendekati sosok rapuh itu dengan langkah yang gontai, Soonyoung dapat melihat tatapan mata itu terus tertuju padanya. Memperlihatkan gurat kesedihan yang begitu mendalam.

Sulit bagi Soonyoung untuk mengeluarkan suaranya, tak ada sepatah katapun yang mengalun di bibir keduanya. Soonyoung hanya bungkam melihat Jisoo yang tersenyum padanya, atau yang lebih tepat, memaksakan senyumnya. Ia tau apa yang Jisoo rasakan saat ini, rasa sakit yang selama ini selalu melilit di sekujur tubuh Jisoo.

Soonyoung mendudukan tubuhnya di kursi tepat di samping pinggir ranjang Jisoo, segera menggenggam tangannya erat dan berusaha untuk memberikan kenyamanan pada sang hyung, yang selalu menyayangi dan mencintainya tanpa kenal lelah. Meskipun kali ini ia tau, bahwa Jisoo sudah sering ia sakiti. Karena perlakuan dan ucapannya, Soonyoung sadar akan hal itu.

"Jisoo hyung, bagaimana kabarmu eum?" Soonyoung berusaha untuk tersenyum di hadapan Jisko, mengelus helaian rambut yang menutupi alis Jisoo yang begitu lucu.

Jisoopun tersenyum mendapat perlakuan hangat dari Soonyoung. Ia menatap mata Soonyoung lekat dan membalas genggaman hangat dari tangan Soonyoung.
"Tentu saja aku sehat, aku bisa saja menari di hadapanmu dan melakukan backlipt seperti biasanya" Jisoo terkekeh pelan, dan itu malah membuat Soonyoung meringis di dalam hatinya.

"Kau manis saat tersenyum hyung, maka dari itu teruslah untuk berjuang hidup dan melawan penyakitmu, agar aku bisa terus melihat senyummu" Soonyoung memberikan sebuah kecupan di punggung tangan Jisoo, perbuatan itu berhasil membuat pipi Jisoo merona.

"Kau bisa saja Soonyoungie, dokter bilang waktuku hanya tinggal satu minggu lagi" Jisoo tersenyum miris karena ucapan yang ia keluarkan dari mulutnya sendiri, ia menahan buliran air mata yang siap untuk mengalir di pipinya.

"Keajaiban pasti ada, jika kau memiliki tekad untuk terus hidup hyung" Soonyoung menatap wajah Jisoo dari samping, ia tau bahwa kini Jisoo berusaha mati-matian untuk berbicara lancar dan tetap terlihat sehat di hadapannya.

"Itu mustahil, manusia lemah seperti diriku ini sudah tak pantas untuk hidup. Aku tak memiliki alasan lagi untuk bertahan di dunia ini, semuanya begitu menyakitkan untuk di jalani oleh manusia berpenyakit seperti diriku." Setetes air mata berhasil mengalir tepat di sudut mata Jisoo, dan ia meruntuki ini semua karena telah terlihat begitu lemah di hadapan sang pujaan hati.

Pervert Kwon ( SOONWOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang