Cahaya

22K 514 27
                                    

Awali bacaan dengan bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah, utamakan Al-Qur'an dalan segala hal.

Kesalahan terbesarku adalah menyalahartikan cinta hingga aku percaya pada cinta yang salah,cinta yang fana,padahal sebaik-baiknya cinta adalah mencintai karena Allah.

Cahaya Fauziah Dewi.

   Pagi itu aku masih ngantuk tetapi, aku terpaksa bangun karena 2 hal, pertama pacar aku telpon untuk bangunin aku dan kedua karena mama. Aku pun terpaksa masuk ke kamar mandi hanya untuk membasuh muka.

  Namaku Cahaya kelas 9 SMP, kulitku kuning sawo dengan rambutku yang panjang dan lurus, aku jago taekwondo, aku tinggal bersama kakak dan ibuku sedangkan ayahku sudah meninggal dunia. Kami bertiga tinggal di rumah yang cukup kecil, dan pekerjaan ibuku adalah berjualan gorengan keliling.

  Maklumlah aku ngantuk, aku habis jalan dengan teman-temanku pergi ke tempat tongkronganku dekat pangkalan ojek sampai jam 12.00, namun aku beralasan kalau aku habis belajar kelompok, aku selalu saja bohong demi menyenangkan hati mamaku, walaupun aku tau itu sangat buruk.

"Kamu tadi untuk berwudhu, Nak? Ibu bangga sama kamu akhirnya kamu mau salat juga."

"Iya Mah, tadi wudhu dulu nanti kalau mandi duluan salatnya terlambat lagi," ucapku agak gelisah karena berbohong.

   Aku pun masuk ke kamar lalu kembali baring lantas mengambil handphoneku untuk menelepon Rio, lebih tepatnya pacarku, yah aku menyayanginya, aku harap kita berjodoh sampai menikah.

"Hai sayang, makasih yah udah bangunin."

"Iya sayang sama-sama," balas Rio.

  Tiba-tiba mama meneriakiku dari luar kamar. Air keringatku mengucur dengan deras. Aku benar-benar khawatir, segera kumatikan handphoneku lalu keluar kamar.

"Sayang kamu udah salat?"ucap mamaku.

"Udah, Mah," sambil mematikan handpone-ku.

   Aku terpaksa menuruti kata mamaku dan segera mandi, setelah mandi aku mengambil handuk dan masuk ke kamar lagi untuk mengganti baju.

   Kurang dari setengah jam aku sudah siap untuk diantar kakakku yang sudah kelas 3 SMA. Oh iya, kakakku namanya Azizah ia berkulit hitam dan lebih mirip ayahku, namun wajahnya hitam manis dan memiliki rambut sebahu, ia sama sepertiku kakakku tidak memakai jilbab ke sekolah.

~~~

    Aku sudah sampai di SMPN1 dengan pakaian putih biru yang agak lusuh dengan rambut yang kukepang satu dan sepatu yang berwarna tanpa memakai kaos kaki, untunglah satpamnya sibuk memerhatikan handphone bututnya jadi aku masuk tanpa rasa takut dan malu.

   Aku melangkah dengan cepat membuatku sudah sampai di kelasku, aku sudah tidak sabar utuk melihat wajah Rio, pacarku.

    Bagiku dia adalah pangeranku,aku bahkan berkhayal tentang dia yang akan mengajakku menunggangi kuda bersamanya di halaman besar,
yah seperti itulah khayalanku pada Rio, aku selalu diperlakukan bak ratu di negeri dongeng.

   Tetapi apa yang kulihat di depan mataku? Sebuah penghianatan, Siren sahabatku memegang tangan Rio, dan Rio merangkul tangan dibahu Siren. Bahkan mereka tertawa bersama.

    Tanganku mengepal, hatiku tergores, hancur sudah khayalanku, bahkan aku merasa aku seperti Ratu yang diperlakukan semena-mena oleh pangeranku sendiri, bahkan penghianat itu adalah sahabatku, yang sudsh kuanggap seperti permaisuriku , oh, tidak, berhentilah mengkhayal Cahaya, semua tidak seindah yang kau pikirkan.

   Air mataku berlinang, aku mencoba untuk tidak menangis namun rasanya cukup menyedihkan, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku, Aku pun memberanikan diri untuk melihat wajah Rio, tetapi bukan lagi sebagai pangeran. Melainkan penghianat di kerajaan.

"Keterlaluan kamu Ren, kamu tega sama aku, " ucapku yang kesal sambil ingin menampar Siren, namun tanganku dihadang oleh Rio.

"Cukup, Ya. Aku nyuruh kamu pergi kesini cepat-cepat karena aku ingin bilang kita putus dan sekarang aku resmi pacaran sama Siren," pekik Rio kasar.

"kenapa? Gak suka? Asal kamu tau yah, aku pacaran sama Rio udah lama, kamu aja tuh yang kegenitan," ucap Siren sambil mendorong ku agak pelan tapi cukup menyebalkan.

"Dasar cewek gak tau diri!!" ucapku yang sangat kesal sambil menarik rambutnya, Siren juga menarik rambutku dan terjadilah perkelahian antara aku dan Siren hingga membuat tontonan heboh di beberapa kelas, bahkan diantara mereka ada yang melerai kami berdua namun dia jadi celaka karena terkena cakaran dariku karena heboh perkelahian ini terdengar sampai guru BP.

~~~
Di ruangan BP kami harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tentu saja kami tidak akan berkata jujur, bisa bisa poin kami habis karena sudah berkelahi dan pacaran. Kami menyangkal namun tetap saja saksi berkata apa adanya, habislah kami berdua.

"Ini cuman masalah kesalahpahaman kok, Siren yang salah paham dia kira aku mencuri kotak pensilnya padahal ada di kolong mejanya, Bu!" ucapku yang sedikit takut.

"Kalian yakin kayak gitu?" ucap guru BP yang matanya sangat tajam dan rahang yang agak keras bagiku Bu Reina lebih cocok jadi preman dibandingkan guru BP.

"Iya, Bu. Kayak gitu kejadiannya tapikan terakhir aku lihatkan kotak pensil aku ada dikamu, "ucap Siren yang agak kesal karena aku menyalahkannya.

"Tetapi teman-teman kalian mengatakan ini karena cowok tuh, siapa cowok tersebut? Panggil ke ruangan ibu sekarang juga!" ucap Bu Reren yang ucapannya cukup tegas sambil melotot.

Aku pun memanggil Rio untuk berhadapan dengan Bu Reren, terlihat beberapa murid melototi kami berdua dengan tatapan tidak suka. Aku benar-benar kesal dengan hari ini, sudah dipastikan nama baikku hancur hari ini juga.

"Kok aku jadi terlibat juga sih?"ucap Rio.

"Kan salah kamu juga Rio," ucapku kesal.

"Makanya gak usah selingkuh, yaudah ikut aja." tukasku,

   Setelah aku memanggil Rio,Rio pun ditanya banyak hal sampai ia mengaku kalau ini terjadi karena ia berselingkuh, Ibu Reren menatap kami bertiga dengan penuh kecewa, terutama pada aku dan Siren karena sudah tidak jujur dari awal.

"Rio apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Bu Reren.

"Ibu, sebenarnya ini salah saya,karena memacari mereka berdua lantas mereka kelahi dan hanya jambak-jambakan rambut saja kok, Bu," ucap Rio.

"Kalian bertiga, benar-benar seperti anak yang tidak pernah disekolahkan, dan kamu Cahaya dan Siren tidak jujur dari awal, kamu juga, bisa-bisanya memacari kedua-duanya, kau taukan pacaran itu tidak benar, kalian tau juga kan, islam tidak pernah mengajarkan kita untuk berpacaran, kalian paham?"pekik Bu Reren.

"Paham, Bu, " ucap kami bertiga.

"Sebagai hukumannya kalian bertiga akan saya diskors dan mendapat surat panggilan orang tua," ucap Bu Reren.

"Bu, saya ikhlas dihukum apa saja, asalkan jangan memanggil Ibu saya, Bu," ucap Cahaya dengan mata berbinar-binar.

*BERSAMBUNG

Muhasabah cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang