Sakit

3.5K 211 1
                                    

   Awali bacaan dengan basmallah dan akhiri dengan hamdallah,.Utamakan Al-Qur'an dalam segala hal.

        Saat Allah memberikan rasa sakit kepada hamba-Nya, disitulah manusia disadarkan agar senantiasa bersyukur atas nikmat sehat yang pernah diberikan.

-Cahaya Fauziah Dewi-

    Aku tidak tau mengapa, rasanya badanku menggigil, bibirku kering, kepalaku pusing, perutku sakit, minum saja rasanya pahit.
    
“Kamu gak usah masuk yah hari ini?”
     
“Gak, hari ini aku ada ulangan Den."
      
“Udah, nanti aku buat suratnya, jadi kamu harus tetap disini yah.”
       
“Tapii,” ucapku dengan suara yang lemas.
     
  “Gak ada tapi-tapian, pasti ini karena kamu kecapean terus kamu cuman makan nasi kucing, itupun berdua sama aku."
         
  Denia pun mengayuh sepedanya,dan bertemu dengan Brian.
       

“Kak, kakak gebetannya Cahaya kan?”  
“Bukan.”
     
“Udah ngaku aja, dia sakit, Kak."
     
“Sakit apa?”
   
“Demam, menggigil, nitip surat yah, Kak.”
  
"Iya.”
     
“Kakak jenguk gih, kasian tau, Kak.”
     
“Pasti.”
     
  Denia kembali mengayuh sepedanya dan kembali ke rumah kecilnya itu.
     
 "Assalamu’alaikum,”
    
 “Wa’alaikum salam, Cahaya aku punya kabar bagus."    

“Kabar apa?”
      
“Kak Brian bakalan datang kesini.”
    
“Bohong.”
    
“Gak percayaan banget sih sama aku, beneran."
  
“Pasti kamu yang suruh."
    
“Iya, hehe."

“Nakal banget sih."

“Biarin,dia kan moodboster kamu,”
            
     Beberapa jam kemudian, benar adanya kak Brian datang sambil membawa bubur yang dibungkus dan membawa buah-buahan.
      

Assalamu’alaikum.”

"Wa'aikumsalam, " ucapku.
     
“Cie datang,yaudah masuk kak,buburnya sini mau ditaruh kemangkuk,” ucap Denia bersemangat.  

  “Kakak kesini lagi karena kasian yah?”
    
  “Gaklah."

  "Terus?"

  "Yah gak papa," ucap Brian malu-malu.

  Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu sambil menyebut nama Brian.

 "Siapa sih? Main teriak-teriak aja, biar aku aja yang buka pintunya," ucap Denia.

 "Aku ikut deh, aku ngerasa suara itu gak asing," ucap Brian mengikuti Denia dari belakang.

    Saat dibukanya pintu tersebut didapatinya ibunya dalam keadaan marah.

"Brian," ucap Ibu Brian.

 "Mamah," ucap Brian terkejut melihat mamanya sampai ke rumah ini.

"Mama kok bisa ada disini?" Lanjut Brian

    "Mama dari tadi ikutin kamu, jadi begini rumah teman kamu, mama gak suka yah kamu main sama orang miskin, ayo pulang," ucap Ibu Brian yang memaksa.

     Aku pun memaksakan diri untuk bangun dan segera keluar karena aku penasaran ada keributan apa diluar.

    "Ada apa ini?" ucapku penasaran.

     "Jadi kamu yang dijenguk Brian, kamu sakit, sakit aja gak usah sok caper sama anak saya dong," ucap Ibu Brian kesal.

     "Oh, jadi ini ibunya Brian, maaf tante, saya gak bermaksud seperti itu," ucapku yang merasa terkejut karena Ibu Rendy marah kepadaku.

     "Sudah ayo pulang," ucap Ibu Brian menarik tangan Brian.

     "Cahaya, Denia, aku pulang dulu yah," ucap Brian dengan wajah yang sedih.

      Saat aku melihat Brian, aku lihat kesedihan disana, aku juga sedih atas perlakuan ibunya yang tak menghargaiku, mungkin aku akan menjauh dari Brian untuk sementara waktu.

    Denia pun berusaha menghiburku tetapi tetap saja ucapan ibunya itu sudah menyakiti hatiku.

    "Kamu yang sabar yah," ucap Denia.

    "Iya, aku pasti sabar" ucapku seraya memeluk Denia.

       **bersambung...

Muhasabah cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang