Part [04]

36 9 11
                                    

•••••

Pagi ini Revina benar-benar kehilangan mood untuk pergi ke sekolah. Tampilannya sedikit berantakan, terlihat dari rambut panjangnya yang kusut dan mata yang sembab.

Jangan tanyakan mengapa,

Tentu karena Noval yang semalam marah besar, membuatnya seperti kehilangan setengah dari dirinya. Apalagi dengan Noval yang mengatakan tidak akan memaafkan Revina, tentu membuatnya semakin menderita. Lebih baik Noval dingin padanya, daripada harus marah seperti itu.

Revina takut.

Takut jika Noval akan meninggalkannya. Itu akan menjadi derita dalam hidup Revina. Terlebih perasaan yang mendalam gadis itu kepada Noval. Sudah tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib Revina selanjutnya jika ia benar-benar kehilangan Noval.

Ini mungkin terkesan lebay, namun itulah kenyataannya. Teori 'Cinta itu buta' memang benar adanya. Kau mungkin juga pernah mengalaminya. Rela terlihat bodoh untuk orang yang kau cinta, sebutlah seperti itu. Namun untuk versi Revina, ini berbeda dari hanya sekedar terlihat bodoh. Kau tidak akan mengerti, orang lain pun begitu. Tak satupun.

Karena Revina mempunyai alasan dibaliknya.

Revina setengah berlari menuju kelas Noval. Tentu ia harus melewati tangga yang menjadi batas letak kelas XI dan XII. Ya, kamu pasti kini mengerti perbedaan tingkat kelas mereka. Noval adalah kakak kelasnya, dan Revina merupakan adik kelas Noval.

Revina ingin meminta penjelasan kepada Noval. Mungkin saja Noval hanya mengerjainya, laki-laki itu tak sungguh-sungguh mengatakan bahwa tidak akan memaafkan Revina. Berharap itu hanyalah akting Noval untuk mengetes kesungguhan Revina.

Setidaknya ia harap seperti itu.

Namun angan-angan Revina runtuh seketika saat melihat seorang gadis sedang bersandar mesra kepada Noval. Bahkan Noval pun membalasnya dengan melingkarkan tangannya di bahu gadis itu dengan lembut. Apa-apaan ini? Sungguh, hati Revina seperti dicabik-cabik melihat hal itu.

"V-val.." panggil Revina lirih.

Noval membalikkan tubuhnya, bersamaan dengan gadis itu yang sedikit terperangah akibat pergerakan Noval.

Bukannya merespond panggilan Revina, Noval justru mengajak gadis itu keluar tanpa mempedulikan Revina yang kini menatap keduanya dengan mata yang menyorotkan kekecewaan. Terutama kepada Noval.

Namun Revina segera mencekal lengan Noval saat laki-laki itu baru saja melewatinya.

"D-dia s-siapa Val?"

Noval hanya menatap Revina dengan datar.

"Jawab aku, Noval!" Revina meninggikan suaranya. Namun detik berikutnya, ekspresi Revina berubah saat menyadari ia baru saja membentak Noval.

"Bukan urusan lo!" telak Noval.

Revina menatap tak percaya. Apa maksudnya bukan urusan Revina? Jelas saja itu merupakan urusan Revina, sangat, karena Noval adalah kekasihnya.

Sebelum Revina sempat menjawab, Noval sudah terlebih dahulu melenggang pergi bersama gadis itu. Tangan mereka kembali saling bertaut seiring langkah yang semakin menjauh.

Oh tuhan,

Revina seperti sedang menonton drama romantis anak SMA, dimana kedua belah pihak saling mencintai dan semua orang serta merta bahagia melihat keduanya bersama. Namun pada kenyataannya, melihat dua orang yang dimana salah satunya menjadi pihak ketiga membuat lain pihak yang seharusnya berada di posisi itu sangat tersakiti.

Hari yang Revina harapkan bisa membaik, malah menjadi semakin buruk. Terlebih tentang Noval. Mengapa ia tega melakukan itu kepada Revina? Siapa gadis yang tadi bersamanya? Revina akan lebih baik jika Noval tetap marah padanya, namun tanpa melibatkan orang lain, apalagi gadis itu, mengapa?

"Lagi ngapain, cantik?" ucap seseorang dibelakang Revina.

Revina tidak langsung membalikkan badan. Matanya terpejam kesal menyadari suara yang kini mulai ia kenal itu.

"Hei? Hello? Aku di sini," ucap orang itu lagi saat Revina tak kunjung berbalik badan, "behind you."

Revina semakin yakin, orang yang ada di belakangnya itu adalah orang yang ia pikirkan. Siapa lagi jika bukan si menyebalkan, Zivan?

"Mau apalagi sih!?" ucap Revina sambil membalikkan badan.

Astaga, kaget gue, batin Zivan.

"Tenang dong, elah, jantungan gue," ucap Zivan sambil mengelus-elus dadanya. Drama.

Revina menatap tajam, "belum puas?" ucapnya sinis.

Zivan mengernyit, "hah? Maksud lo? Belum puas gimana? Kita kan belum ngapa-ngap--"

"Belum puas lo datang, dan membuat semuanya kacau!?" Revina meninggikan suaranya. Menahan emosi yang memuncak di kepalanya.

Zivan semakin tak paham, "sumpah, gue nggak ngerti, kesalahan gue apa?"

Revina tertawa miris, "andai lo nggak datang kemaren, mungkin hari ini gue masih baik-baik aja," ia menghentikan ucapannya, "sama pacar gue."

"Andai lo nggak bohongin gue kemarin, mungkin gue nggak pernah sudi nerima tawaran lo yang membuat Noval marah sama gue!"

"Dan, andai lo nggak pernah dateng," Revina menggantung ucapannya, "Noval nggak akan sama cewek lain hari ini!" Revina menatap benci Zivan yang ia anggap telah merusak semuanya.

Zivan tertawa, "astaga, cuma karna gue nganter lo doang? Sampai kayak gitu?"

Zivan menggeleng-geleng bak orang yang sedang tak percaya, "Sumpah, cowok lo lebay banget,"

"Dan, cewek lain?" Zivan terkekeh, "apa hubungannya sama lo yang gue anter balik? Mungkin emang cowok lo aja yang mencari kesalahan dan mencari kesempatan di b---"

Plakk

"Cukup!" pekik Revina setelah melayangkan tamparan pada pipi Zivan. Tangannya terasa panas karena Revina menampar dengan cukup keras.

"Tau apa sih, lo tentang hidup gue!?" ucap Revina dengan emosi yang sudah memuncak sejak tadi.

"Tau apa lo sampai bilang kayak gitu tentang Noval?!"

"Lo punya perasaan?" Revina menatap Zivan lalu tersenyum miring, "oh, lo mana ngerti tentang hal itu."

Zivan terdiam.

"Datang seenaknya, ngomong seenaknya, apa itu yang disebut orang berperasaan?" ucap Revina yang semakin menyudutkan Zivan.

Revina melenggang pergi sambil menatap tak suka. Sebenarnya masih banyak yang ingin ia ucapkan, namun Revina rasa itu hanya akan buang-buang waktu jika dibicarakan kepada orang yang telah mengundang kebenciannya.

Zivan masih terdiam. Ia menatap kepergian Revina dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tentu gue sangat tau tentang perasaan." lirih Zivan.

-----

TBC

Aduh kasian Zivan dimarahin sama Revina😔
Noval juga nih, jahat banget sama pacarnya sendiri -_- diambil Zivan baru tau rasa lo Val😏 eh..

Masih banyak hal yang harus kalian ikuti dalam cerita ini, penuh kejutan tapi gak penuh2 amat sih wkwk

See you next part!🖤

Tertanda,

nndrchmlna_

INAPPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang