Part [05]

28 9 9
                                    

Kringgg

Semua murid berhamburan keluar kelas untuk memanjakan perut masing-masing. Lain halnya dengan mereka, Revina segera keluar kelas untuk ke tempat tujuan yang berbeda. Menemui seseorang untuk memintanya menjelaskan perihal kejadian tadi pagi.

Revina mencari ke kelasnya, namun nihil. Dan saat bertanya pada salah satu teman dari orang yang Revina cari, ia berkata, Noval--sedang berada di kantin. Maka Revina pun segera pergi setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih.

Sepanjang koridor mata Revina sesekali mencari keberadaan Noval. Siapa tahu Noval sudah pergi dari kantin dan Revina akan bertemu dengannya saat sedang berjalan untuk kembali ke kelas, pikirnya. Namun usahanya tersebut masih belum juga menemukan hasil.

Sampai di kantin, ia kembali menelusuri setiap sudut di tempat itu. Memperhatikan meja-meja yang sudah penuh ditempati oleh pengunjung kantin. Hingga akhirnya pandangan Revina berhenti pada laki-laki yang duduk membelakanginya. Tak salah lagi, itu adalah Noval. Tapi tunggu...

Damn!

Gadis itu lagi..

"Kamu bisa jelasin sekarang." ucap Revina saat sudah berada di hadapan Noval.

Noval menatapnya datar. Lalu tersenyum miring. Tak menjawab, ia malah menyesap minumannya dengan tenang.

"Noval!" Revina meninggikan suaranya. Tak peduli jika kini ia benar-benar membentak Noval.

"Apaan sih!" gertak Noval, "trus kalo gue jelasin, lo mau apa?"

Revina menatap tak percaya, "Val, aku ini pacar kamu!"

"Pacar?" Noval tertawa cukup kencang, membuat beberapa orang di sekitar menatapnya heran, "Bukannya cowok kemaren yang nganterin lo itu ya, yang pacar lo?"

Revina menggeleng cepat, "Aku nggak kenal sama dia, Noval! Sama sekali nggak,"

"Nggak kenal, tapi mau aja dianter," balas Noval yang semakin menyudutkan Revina, "lo cewek murahan?"

"Noval st-"

"Tutup mulut lo." seseorang menginterupsi. Orang itu menatap Noval lekat-lekat.

"Soal dia yang gue anter balik, jangan lo jadikan sebagai kesalahannya." ucapnya yang sekilas melirik Revina saat mengucapkan kata 'dia'.

Noval menatap tajam, "Jadi lo orangnya," ucapnya kepada Zivan, "yang sembarangan nganter cewek orang,"

Zivan tersenyum miring, "cowok mana yang gak tega liat cewek di jalanan sendirian?"

"Dan lo sebagai cowoknya, seharusnya gak ninggalin dia gitu aja dong? Kalau pada akhirnya lo marah gara-gara cewek lo dianter orang lain,"

"Kecuali kalau lo sengaja, jangan salahkan gue kalau sampai rebut dia dari lo," sambung Zivan.

Bugh

Noval mendaratkan tinjuan pada Zivan. Emosinya meletup-letup mendengar penuturan Zivan. Sedangkan yang ditinju hanya tertawa hambar, seakan itu tak berdampak apa-apa padanya.

"Kenapa? Lo ngerasa ya?" sindir Zivan.

"Mending buat gue aja, cewek yang tadi lo sebut murahan," Zivan lagi-lagi tersenyum miring, "setidaknya gue bisa lebih baik dari yang cowoknya."

INAPPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang