Part [06]

19 5 6
                                    

Hari ini Revina dan Noval berangkat ke sekolah bersama. Entah siapa yang memulai, yang terpenting keadaan mereka membaik begitu juga dengan Noval. Kemarin saat Revina menanyakan keberadaan gadis itu, Noval hanya mengatakan tidak tahu dan tampak tidak peduli dengan itu.

Aneh,

Mengapa Noval acuh tak acuh dengan gadis itu, padahal kemarin keduanya terlihat mesra? Kalaupun bukan siapa-siapanya, kenapa sulit sekali bagi Noval untuk memberitahu Revina? Toh, Revina tidak akan mempermasalahkannya lagi. Hal itu membuat Revina terus menerka-nerka beberapa kemungkinannya. Walaupun berniat untuk tidak peduli lagi, namun setidaknya ia harus tahu tentang itu.

"Kenapa?" suara dingin menginterupsi.

Revina mengerjap. Suara Noval membuyarkan lamunannya. Memang sejak tadi Revina hanya menatap kosong ke arah jendela, ditambah ia tidak berbicara sedikitpun. Biasanya, Revina akan terus mengajak Noval berbicara walaupun itu selalu dibalas satu-dua kata olehnya.

"Nggak apa-apa,"

"Oh," balas Noval yang terus fokus menyetir.

Keduanya tidak lagi bersuara, membiarkan hiruk-pikuk kendaraan di sekitar menyelimuti suasana hening diantara mereka. Hingga beberapa menit kemudian akhirnya tiba di depan gerbang sekolah. Noval masuk dan memarkirkan mobilnya di tempat yang masih tersisa untuk beberapa kendaraan lagi.

Noval turun dari mobil. Jika kalian berpikir ia akan bersikap seperti tokoh-tokoh fiksi lain yang dengan senang hati membukakan pintu untuk sang kekasih, maka jangan harap. Pada kenyataannya, setelah membuka pintu untuknya sendiri, Noval langsung mendahului Revina yang masih berada di dalam mobil.

"Ish!" Revina mencebikkan bibirnya. Berharap Noval akan bersikap romantis padanya, walaupun sedikit. Namun ya sudahlah, itu hampir tidak mungkin Revina dapatkan.

Revina akhirnya turun. Menutup pintu mobil dengan tergesa-gesa untuk segera mengejar langkah Noval. Dari jauh, Noval mengangkat tangannya yang masih memegang kunci mobil ke arah belakang,

Bip bip

Pintu mobil terkunci. Membuat Revina sontak membalikkan badannya, lalu kembali menatap punggung Noval dengan muka kesalnya.

Sengaja banget sih! batin Revina.

"Val, tungguin!" ucap Revina yang berhasil mengimbangi langkah Noval.

"Hm,"

"Mau langsung masuk kelas?" tanya Revina yang sedikit mengatur napasnya.

"Hm,"

Revina berdecak kesal. Membuat Noval yang sejak tadi hanya terfokus ke depan, menatap ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Noval dengan pertanyaan yang sama seperti di mobil tadi.

"Nggak tau, ah!" Revina mempercepat langkahnya, mendahului Noval untuk segera ke kelasnya yang berada di lantai dua itu. Daripada terus-terusan dibuat kesal oleh Noval, apalagi ini masih pagi.

••

"Cakep bener tuh muka pagi-pagi udah ditekuk aja," ucap Kayla menyambut kedatangan Revina.

"Pasti Noval lagi," tebak Kayla yang memang kenyataannya begitu.

"Hmm," balas Revina yang langsung menopang kepalanya di atas lipatan tangan.

Kayla menghela napas, "Oh, up aja deh gue kalau soal itu."

Revina tidak menghiraukan ucapan Kayla. Ia terus menatap Kayla yang asyik dengan ponselnya. Dilihat dari jarinya yang bergerak menscroll, berhenti sejenak, lalu mengetuk layar dua kali, dan kembali lagi pada tahap awal--sepertinya ia sedang berada di media sosial tempat dimana banyak bermacam-macam foto yang diposting disana.

INAPPROPRIATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang