[7] Nanti Dateng Bareng Gue

34 12 1
                                    


"Ada apa sih lo sama Natha?" Albi mengelap keringat di dahinya

Ya. Mereka sedang berada di ruang latihan milik Keyna. Sehari setelah kejadian perdebatan di kantin, Albi memenuhi janjinya untuk bertanding karate dengan Keyna. Albi berpikir, mungkin dengan mengajak Keyna duel untuk sekedar latihan, dapat membuat pikiran Keyna lebih baik.

"Nggak ada apa-apa sih." Keyna duduk dan meluruskan kakinya, kemudian pandangannya menuju Albi. "Kenapa emangnya?"

"Nggak apa-apa, bingung aja. Hubungan lo sama Natha itu sebenernya apa?"

Keyna memandang langit-langit ruangan itu, "Hmm, apa ya? Temen..ya temen. Just it!"

"Temen? Lo suka kan sama dia?" Albi memandang Keyna dengan tatapan menyelidik

"Lo udah tau jawabannya." Keyna memutar bola matanya

"Hmm..oke-oke."

Albi tidak bertanya lebih jauh tentang perasaan Keyna terhadap Natha. Karena itu hanya akan menyakiti hatinya sendiri. Ya, Albi sudah menyadari perasannya kepada Keyna. Kembalinya ia ke Jakarta untuk bertemu dengan sahabat kecilnya, sahabat yang sangat cerewet dan manja, sahabat yang selalu mengikutinya, dan sahabat yang selalu bergantung kepadanya.

Tetapi harapan itu musnah ketika sahabatnya telah berubah menjadi gadis yang kuat, gadis yang tangguh, bahkan gadis itu membencinya. Albi tidak tahu, jika kepergiannya lima tahun lalu akan mengubah segalanya. Ia tidak tahu, jika kepergiannya akan meninggalkan bekas luka yang dalam bagi sahabatnya.

Sekarang pun ia tidak tahu, apakah gadis itu, masih membencinya atau tidak. Ia juga tidak tahu, apakah gadis itu masih menganggapnya sahabat atau tidak. Albi tidak tahu.

"Eh, Key! Gue mau tanya dong."

"Tanya apa?" Keyna menyerngit bingung

"Emm, gimana ya. Itu, gue mau nanya." Albi tidak yakin bisa melontarkan pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya

"Iya, lo mau tanya apa? Malah nggak jelas gitu." Keyna terkekeh

"Yee..malah ketawa." Albi mengatur nafasnya. "Oke, sekarang serius. Lo nganggep gue apa sekarang ini?"

Keyna terkejut dengan pertanyaan Albi yang terkesan tiba-tiba dan sedikit aneh. Jika ditanya siapakah Albi dalam hidupnya saat ini, maka Keyna mungkin akan menjawab sekedar teman atau tetangganya, tidak lebih. Keyna belum bisa sepenuhnya memaafkan kesalahan Albi, tetapi ia berfikir untuk berdamai dengan masa lalu dan menghadapi masa depan.

"Kenapa lo nanya gitu?"

"Jawab aja, Key!" Albi menatap lurus mata Keyna

"Oke, kalau lo mau tau. Gue nganggep lo saat ini itu temen? Tetangga?" Keyna mengedikkan bahunya

"Just that?"

"Yups, untuk saat ini. Kita nggak tau apa yang akan terjadi besok, kan?" Keyna memeluk lututnya

"Iya sih..lagian gue tau. Lo masih belum sepenuhnya maafin gue, kan?" Albi terseyum tulus

"Kalau soal maaf, in syaa allah udah, mungkin kalau lupa belum. Jangan dikira gue gampang lupa ya. Tapi bukan berarti gue benci lo." Keyna tersenyum mengejek

"Huh, dasar. Gue tau." Albi mengacak rambut Keyna

"Heh! Tangan! Arghh..rambut gue, awas lo ya!" Keyna berusaha menjambak rambut Albi

"Uhh, takut. Ciiee yang tadi kalah. Hahaha." Albi menjulurkan lidahnya pada Keyna

"Eleh..lucky lo lucky." Keyna mengerucutkan bibirnya

FORGIVENESS [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang