Dina berada di pelukan Agatha. Mereka sekarang berada di depan UGD, termasuk Dana dan Azka serta Azra dan Gani.
Azka menatap ke arah Azra, Azra bicara dengan tidak bersuara "nanti" katanya.
Azka memutar-mutar kunci mobil yang ada di tangannya, dia berpikir kalau dia tidak mungkin hanya diam di sini saja. Dan dia juga berpikir kalau kejadian ini kemungkinan kecil bersangkutan dengan kejadian yang dulu.
Azka berdiri dengan tegak, tubuhnya menegang, jantungnya berpacu sangat cepat, dan pikirannya berusaha sangat keras untuk memecahkan kesimpulan dari perkiraannya.
Dana yang melihat itu menyeritkan keningnya bingung.
Azka berjalan pelan keluar disela orang-orang sedang terdiam menunggu dokter keluar dari UGD.
"Mau ke mana lo?" Suara Dana membuat Azka melirik ke arahnya.
"Menurut lo?" Azka mebuka mobilnya, namun dirinya bingung kenapa Dana mengikutinya yang sekarang berada tepat di samping Azka.
Azka mengehembuskan napas kasar.
Azka menginjak pedal mobilnya untuk menuju tempat kejadian kecelakaan Denis. Dana hanya diam mengikuti Azka, dia juga tidak tau mengapa dirinya diam untuk mengikuti gadis di sampingnya itu.
Azka mengambil ponselnya untuk meneloon seseorang. Entah kenapa dirinya langsung terpikir dengan mobilnya yang barus saja dijual oleh mamanya.
Walaupun Azka hanya menggunakan mobil itu tidak sering, tapi dirinya sangat sayang dengan mobil itu.
"Ya, non?"
"Cari mobil aku yang dijual mamah!" Azka memutuskan sambungannya.
Dana yang mendengar itu hanya melihat ke arah Azka dengan bingung. Azka benar-benar membuatnya bingung hari ini.
Setelah beberapa saat, Azka menepikan mobilnya tepat di dekat tempat kecelakaan Denis. Dirinya langaung turun dari mobil dengan disusul oleh Dana.
"Ngapain di sini?" Azka juga bingung.
Azka berdiri tepat di tempat kejadian itu, namun semuanya bersih tanpa bekas dari kecelakaan itu.
Azka mengangkat ponselnya lagi. "Di mana mobil Denis?"
Lagi-lagi Dana terdiam dengan kebingungan.
"Bengkel biasa, Az!" Suara Gani menghiasi telinga Azka. "Azka! Lo di mana!" Azka mendengus kasar saat mendengar suara Azra di seberang sana. Laki-laki itu selalu saja khawatir berlebihan pada Azka.
"Menurut lo!" Azka memutuskan telponnya, tidak mau berdebat dengan Azra.
"Ngapain di sini? Sepi lagi!" Celetuk Dana membuat Azka berpaling ke arahnya.
"Denis..." Azka menggantungkan kalimatnya.
"Denis?" Dana berpikir sejenak. "Gue ngerti, tapi di sini gak ada bekas sama sekali!" Ucapnya terheran-heran.
Azka tersenyum tipis, namun Dana masih bisa melihatnya. Gadis manis di depannya ini, sungguh membuat dirinya penasaran.
"Cabut!" Dana mengkuti arah gerak Azka memasuki mobil.
"Kemungkinan Denis cuman kecelakaan kecil, namun kepalanya terbentur keras. Sehingga, gak ada bekas di jalan itu!" Dana tercengang mendengar kalimat panjang keluar dari mulut Azka.
Sepenjuru sekolah pasti tidak akan percaya ini, seorang murid anti sosial di sekolah bicara panjang ke lawan jenisnya.
Dana mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, iya!" Azka menatap tajam ke arah Dana yang sedikit berteriak itu. Dana-pun tercengir. "Mobil abang gue di mana?" Dana baru saja terpikir akan hal itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/152882906-288-k606243.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DANAZKA
JugendliteraturNamanya Dana Mahendra, laki-laki dengan tampang datar dengan sikap semaunya. Bertemu dengan Azkarylla Senjaya, perempuan cantik dengan keganasan yang dia simpan dibalik tampang tenangnya. Bertemu di satu titik. Saling tatap. Dana yang dibuat bingun...