Enam

8.9K 571 24
                                    

Keesokan harinya, pagi pagi sekali di Syarief Holding sudah sangat ramai dengan suara ricuh seluruh karyawan. Satu kantor sedang sibuk membicarakan sesuatu yang tertera di koran pagi ini.

"Wahhh! serius ini pak Ali sama Prilly?"

"Kok bisa ya pak Ali pergi bareng Prilly? Gandengan tangan lagi! Kan jadi pengennn."

"Ihh kesel dehh sama Prilly! Kan pak Ali cocoknya sama aku! "

"Pak Ali jahat banget sih, selingkuhin gue dari belakang. Sakit hati adek bang! "

"Hah! Gila nih Artikel masak pak Ali sama Prilly di bilang pacaran. Lagian bukannya nih acara milik mantannya pak Ali ya? "

Sekiranya itulah desas desus yang berhasil membuat Syarief Holding gempar pagi ini.

Prilly baru datang ke kantor tepat setengah jam sebelum jam bekerja di mulai. Biasanya saat Prilly datang ke kantor, kantor masih belum terlalu ramai. Tapi pagi ini tampak seluruh karyawan sudah datang semua. Dia juga heran dengan tatapan tidak suka dari seluruh karyawan perempuan disini.

Saat Prilly baru mendudukkan dirinya dikursi, tiba tiba Dini sahabatnya yang heboh ini langsung menghampirinya.

"Wah Prill, lo banyak hutang cerita sama gue! " Ucap Dini yang sudah duduk dikursinya yang berada disebelah Prilly.

"Cerita?" Tanya Prilly dengan tatapan bingungnya.

"Iya. Cerita lo yang gimana bisa pergi berdua ke acara nikahnnya mantan pak Ali, pakai acar gandengan tangan, terus dibilang pacaran sama wartawan,dan foto dansa saling tatap tatapan. " Cerca Dini tanpa henti. Sedangkan Prilly yang ditanya hanya diam.

"Aduh! Ethak budak listen to me enggak sih." Ucap Dini sambil menepuk jidatnya, pasalnya selama dia ngomong panjang lebar si Prilly cuman diam. "Woi! " Seru Dini sekali lagi kepada Prilly.

"Kok lo tau? " Tanya Prilly setelah sekian lama terdiam.

"Kok lo bego? " Dini malah menjawab pertanyaan Prilly dengan pertanyaan balik.

"Lah, kok gue di bilang bego?" Tanya Prilly yang masih belum mengerti apa maksud Dini.

"Prilly ku sayang, yang cantik, imut, tapi rada bloon. Lo lupa pak Ali and the family itu siapa?. Mereka itu orang kaya dan terkenal Prill. Jadi enggak mungkin hal sekecil apa pun yang pak Ali lakuin enggak di mediain."

"Jadi lo tau dari media? "

"Enggak! Gue Taunya dari emak gue! Ya iya lah gue taunya dari media" Jawab Dini yang udah mulai kepancing emosi.

"Gimana ya Din, ceritanya Panjang. "

"Tinggal cerita aja lo susah, gue itu udah bisa dengar cerita panjang dari guru sejarah gue dulu, jadi tenang gue pasti sanggup dengar cerita lo yang mungkin cuman seperempatnya pidato kepsek pas upacara. Lahh kok malah gue yang nostalgia pas masa sekolah. Gara gara lo nih! Udah deh cepat lo cerita."

"Lah kok lo salahin gue kan lo terus yang dari tadi ngomong. "

"Etdahhh nih bocah iya deh gue yang salah. Cepetan ceritanya sebelum jam ngantor nih! " Desak Dini tak sabaran.
"Iya"

Prilly pun akhirnya menceritakan apa yang terjadi kapada Dini. Dari saat dia tak sengaja menumpaahkan bakso ke jas Ali sampai acara pernikahan Rubby tadi malam.

***

Ali menatap datar majalah didepannya. Dia tampak biasa saja saat melihat kabar yang menarik banyak tanya dari sebagian masyarakat tentang dirinya .

"Ali! Lo udah jadian ya sama Prilly? Lo mah baru gue bilangin kemarin kalian cocok ehh sekarang malah udah jadian aja. Pj dong, lo kan jadian hari ini sama Prilly. Kalau lo teraktir gue makan kan lumayan gue bisa hemat gaji gue bulan ini, habisnya gue pengen beli tas gucci yang baru. Bokap gue gak seru masak dia enggak mau beliin gue tas, gara gara kata dia tas gue udah banyak padahlkan baru 399 dong. " Ucap Azzura langsung saat masuk ke ruangan Ali. Dia juga sebenarnya baru tahu kabar Ali ini dari hasil nguping biang rumpi dikantor pagi tadi.

"Ali traktir gue makan ya? " Ucap Azzura lagi saat tak melihat reaksi apa pun dari Ali.

"Ali?. " Kini Azzura berucap sambil menggoyang goyangkan lengan Ali.

"Diamlah. Dan pesan tas yang kau mau. " Ali yang tampak jenuh pun akhirnya mengeluarkan suaranya

"Ali lo serius? Padahal tadi gue cuman curhat tentang masalah tas. Ehh malah mau diteraktir beliin. Lagian kan gue cuman minta diteraktirin makan. "

"Diam atau tidak sama sekali" Ucap Ali dengan nada tegasnya.

"Iya deh gue diam, dari pada enggak jadi beli tas gucci incaran gue. Ehh tapi gue belum ucapin selamat sama lo. Selamat ya Ali atas jadiannya lo sama Prilly. " Ucap Azzura dengan nada girangnya.

Ali sebenarnya ingin membantah perkataan Azzura tentang kabar dia dengan Prilly. Tapi tampaknya dia terlalu malas untuk menjelaskan nya kepada Azzura. Lagian kalau dia menjelaskan kepada Azzura yang ada Azzura nanti gak diam diam, malah yang ada nanti dia tambah berisik.

***

"Hallo?"

"..."

"Enggak. Pasti ini bohong kan?. Pasti mbak Airis bercanda kan?"

"..."

"Enggak mungkin mas Arya niggalin aku. Mas Arya bilang dia baik baik aja kok kemaren. Hahahha mbak pasti bercanda kan? "

"..."

Telpon itu terjatuh dari tangan seorang gadis yang masih tak percaya pada apa yang di katakan sang penelpon. Tapi Gadis itu percaya sekarang, isakan dari seberang sana yang membuktikan bahwa semua yang di katakan sang penelpon memanglah benar.

Prilly tak pernah menyangka bahwa dia, abang sekaligus teman terdekat yang selalu menjaganya sekarang sudah pergi kesisi Nya.

Dia teringat kemarin suara abangnya masih dapat terdengar dari telepon yang kini sudah tergeletak dilantai. Dia juga tak menyangka bahwa suara abangnya kemaren adalah suara terakhir yang dapat dia dengar. Suara lembut yang menjadi favorit nya, suara lembut yang juga dapat menenagkan pikirannya sekarang sudah tidak dapat lagi dia dengar.

Air mata tak pernah berhenti mengalir dari pipinya. Aryan Putra Latuconsina, saudara laki laki satu satunya sekaligus saudara yang dia miliki selain mbak Airin, kini benar benar sudah pergi. Dia selalu teringat nasihat dan pesan dari Abangnya saat dia pergi merantau kejakarta.

"Mas kenapa tinggalin Prilly? " gumam Prilly sambil terisak.

"Mas bilang Mas bakalan jagain Prilly. Tapi kenapa mas tinggalin Prilly? "

"Mas bilang Prilly harus jadi wanita yang kuat, tapi kenapa sekarang mas lemah banget buat nunggu sebentar saja."

"Mas, Prilly butuh Mas yang selalu ada untuk jagain Prilly. Mas memang tidak kangen sama Prilly? Padahal tahun ini Prilly mau mudik ke surabaya. Tapi kenapa mas gak mau sambut Prilly."

Prilly tek henti hentinya bergumam sambil terisak memandangi foto dirinya dan abangnya yang menempel indah di dinding kamarnya.

Tak terasa Prilly yang sudah lelah menagis, akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

Disana, Dialam bawah sadarnya, dia berjumpa dengan abang yang selalu dia rindukan. Di sana abangnya berdiri, sambil tersenyum menatapnya. Sebelum sebuah cahaya putih berhasil menghilangkan abangnya.





Bersambung

Typo bersebaran!!

Masih kepo enggak nih sama ceritanya boss Ali sama Prilly?



My Husband Is BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang